Festival Sacred Ryhtm Reborn Unison Diselenggarakan Secara Virtual
Festival SRRU diselenggarkan secara virtual. (Foto: istimewa)
MENGINGAT banyaknya peristiwa yang mengkhawatirkan bagi kemanusiaan terjadi karena dampak gejala sosio-ekonomi terkini, festival Sacred Rythm Reborn Unison (SRRU) – Homecoming Journey into the self hadir dengan upaya memulangkan kembali peran-peran komunitas dan masyarakat.
Sacred Rhytm Reborn Unison menjadi sebuah gerakan yang terlahir untuk menyatukan kembali kesenian, ilmu pengetahuan dan kenuranian. Kali ini, SRRU melakukan kegiatan tersebut dalam bentuk virtual. Dimulai pada 30 Desember 2020 dan berakhir pada 31 Januari 2021.
Baca juga:
“Dengan mengaktifkan peran sebagai lapisan elemen masyarakat yang berbeda latar belakang (dari musisi/seniman, para pekerja volunteer, ilmuwan, dan tokoh spiritual) akan mempresentasikan keterpaduan dari Kesenian, Nurani, dan Ilmu Pengetahuan,” tulis keterangan resmi dari SRRU yang diterima Merah Putih, Rabu (17/2).
Bali kembali untuk kampanye ini, setelah era krisis moneter pada 1998 melanda Indonesia yang telah direspon di awal kelahiran Festival Sacred Rhythm.
Kali ini, para musisi dan ilmuwan membuka acara ini dengan pembukaan ritual Hindu, Bali Matur Piuning di Pura Suci Samuan Tiga di Ubud (tempat sakral dan bersejarah, di mana rekonsiliasi umat dari beberapa aliran Hindu yang dipimpin oleh penasihat kerajaan Airlangga bernama Mpu Kuturan yang menganut agama Buddha Mahayana).
Baca juga:
Kemudian dengan pertunjukan musik dan diskusi oleh para tokoh dari Bali Prof. I Bandem, I Nyoman Astita, Marlowe Bandem yang membicarakan tentang kesakralan dan nilai sejarrah Pure Samuan Tiga, era Kontemporer sejak Gema Eka Dasa Rudra (1079), gradasi ekspresi tari legong unutk pengarsipan: Arsip Bali 1928.
Setelah itu, diikuti oleh para peserta, mulai dari musisi, ilmuwan dan tokoh spiritual dari berbagai macam negara dan kebudayaan sebagai bagian dari dialog literasi dan musikal antara budaya (intercultural dialog) dilakukan secara virtual.
“Praktik pertukaran pengetahuan akan keberagaman kebudayaan akan berguna dan bermanfaat bagi kehidupan manusia secara holistik,” tambah pernyataan dari rilis resmi dari SRRU ini.
Adapun pertunjukan festival musik yang dilakukan secara virtual sejak 31 Desember 2020, dan dibuka oleh para musisi Bali dan dilanjutkan oleh para musisi dari wilayah dan budaya di Indonesia lainnya dan musisi mancanegara. (far)
Baca juga:
Pendapat Mengejutkan Kevin Julio Soal Anak Muda dan Isu Lingkungan
Bagikan
Berita Terkait
ENHYPEN Resmi Umumkan Album Baru ‘The Sin: Vanish’, Ajak ENGENE Menyelami Dunia Vampir
Gandeng Rebellion Rose dan The Glad, Shaggydog Rilis Single 'Lodse'
Closehead Rilis Single Baru 'Arti Yang Sama', Tampilkan Sisi Ballad yang Lebih Tenang
Dee Lestari Kembali ke Musik dengan Single Intim '(Jangan) Jatuh Cinta', Angkat Kisah Tentang Cinta yang Tak Terencana
METHOSA Rilis Single 'Adu Domba', Angkat tentang Aksi Kamisan dan Rentetan Tragedi HAM
Tiara Andini Tampilkan Kedewasaan Emosi Lewat 'Cinta Seperti Aku', Kolaborasi dengan Singapore Tourism Board untuk Video Musik
Jeima Aleyya Haudy Hadirkan Nuansa Jazz Romantis di Single Debut '16.45'
James Alyn HYBS Gandeng PREP Rilis Single Penuh Harapan 'Don’t Worry', Simak Lirik Lengkapnya
Atiya Purnomo Rilis 'Insecurity', Lagu Jujur tentang Kegelisahan Generasi Muda
Single 'Cendana' dari Aruma Angkat Cerita Kenangan yang Terus Membekas, Simak Lirik Lengkapnya