Fashion di Surabaya Berkembang Pesat, Berpotensi Lahirkan Desainer Baru
Ngobrol bareng expert yang digelar di Hotel Holiday Inn Surabaya, Sabtu (16/9/2023). (Foto: MP/Budi Lentera)
MerahPutih.com - Dipandang sebagai salah satu kota yang perkembangan fashionnya begitu cepat, Surabaya menjadi pilihan Esmod Jakarta untuk menggelar ngobrol bareng expert yang digelar di Hotel Holiday Inn Surabaya, Sabtu (16/9/2023).
Dalam kegiatan ngobrol kali ini mengambil tema Prospects of Sustainabllity in The Future. Esmod Jakarta merupakan salah satu Universitas Fashion yang ada di Jakarta.
Baca Juga:
Poise Academy dan Carstensz Mall Gelar Heritage Fashion Show Competition
"Kami memberikan kesempatan anak-anak muda di Surabaya yang suka dengan bidang Fashion yang dibimbing langsung oleh expert dari alumni dan dosen dari Esmod Jakarta," ucap Group Head of Bisnis Esmod Jakarta Adhika Kusuma.
Andika juga mengatakan, bahwa fashion bukan berarti kedepannya hanya menjadi seorang penjahit.
"Bukan itu. Orang tahunya kalau fashion itu nantinya jadi penjahit. Padahal tidak. Makanya kita diskusi ini," kata Andika.
Selain menggelar diskusi, Esmod Jakarta juga menggelar praktik menggambar desain baju sustainable fashion oleh Julanita Linasari selaku teacher Esmod Jakarta dan Founder dari Autumn Flower.
"Kami mengajak anak muda di Surabaya untuk bisa merasakan langsung pengajaran di Esmod Jakarta," ucap Adhika.
Andika menjelaskan, banyak desainer top dari Surabaya bahkan alumni Esmod banyak dari Surabaya. Potensi anak Surabaya dalam fashion dinilai sangat besar dan kreativitas cukup bagus.
Baca Juga:
Animo masyarakat Surabaya sendiri cukup besar sekitar 20 anak-anak SMA ikut dalam acara diskusi ini.
"Banyak anak-anak ini yang memang suka dengam fashion dan ingin menjadi desainer," jelasnya.
Sementara itu, Julanita mengatakan kecepatan untuk mengikuti trend seringkali menjadi sebuah tolak ukur seberapa efektif dan efisien perkembangan sebuah brand.
Pola Industri ini melahirkan begitu banyak inovasi, namun di sisi laln juga memiliki dampak lain dalam hal sosial dan lingkungan, meningkatnya jumlah limbah akibat perputaran trend menjadi tidak terelakkan.
"Hal ini juga menimbulkan keresahan laln seperti perdagangan yang tidak terkontrol sehingga muncul pergerakan-pergerakan alternatif yang kini disebut slow fashion yang mengkampanyekan sustainabllity sekaligus turut menjaga environmental responsibility," ucap Julanita.
Fenomena yang muncul dalam masyarakat antara lain trend sustainable fashion berbasis Slow Fashion, Responsible, Fair Trade dan Upcycling.
"Langkah-langkah konkrit seperti mendaur ulang, memilih bahan yang bertahan lebih lama, mengurangi polusi, zero waste, mendukung produk-produk handmade, memperbaiki sebelum membeli baru, penggunaan material yang lebih ramah lingkungan hingga berbuah kebijakan strategis yang lebih besar hingga menciptakan ekosistem yang lebih baik di dunia industri kreatif, khususnya fashion," jelasnya.(MP/Budi Lentera Surabaya)
Baca Juga:
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
‘Light and Shape’: ESMOD Jakarta Rayakan Inovasi Mode dari Desainer Muda di Creative Show 2025
UNIQLO Gandeng BABYMONSTER untuk Koleksi UT Terbaru, Tampilkan Desain Edgy dan Playful
Thrifting makin Digandrungi, Industri Tekstil dalam Negeri Ketar-Ketir
Tumbler Viral, Lebih daripada Gaya Hidup Sehat tapi Fashion Statement
Panduan Thrifting Jakarta, Rekomendasi Seru dari Blok M Square hingga Pasar Santa
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!