FAO Soroti Kondisi Kelaparan Parah di Gaza


Anak-anak terlihat di antara reruntuhan setelah serangan udara Israel di kota Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah, Selasa (2/4/2024). (ANTARA/Xinhua/am)
MERAHPUTIH.COM - GAZA mengalami salah satu krisis pangan paling parah yang pernah tercatat. Hal itu disampaikan Wakil Direktur Jenderal FAO Beth Bechdol. Ia juga mengungkap 733 juta orang di seluruh dunia menghadapi kelaparan pada 2023.
Sebagai bagian dari peringatan Hari Pangan Sedunia, FAO menyelenggarakan diskusi masalah pangan dan pertanian global pada Rabu (16/10). Tahun ini, diskusi ini mengangkat tema yang berfokus pada hak asasi manusia atas pangan.
"Hampir setengah populasi dunia saat ini tidak mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk berkembang, dalam beberapa kasus, bahkan untuk bertahan hidup. Hak atas pangan merupakan hak asasi manusia yang mendasar. Ini menjadi tanggung jawab kolektif. Kita harus melakukan yang lebih baik,” kata Bechdol, dikutip ANTARA.
Bechdol mengidentifikasi konflik, krisis iklim, dan guncangan ekonomi sebagai penyebab utama kelaparan, yang semakin memperburuk populasi yang rentan. Seperti halnya di Gaza, Bechdol menekankan kehancuran yang disebabkan lebih dari satu tahun serangan Israel.
Baca juga:
Agroforestri Salak Bali Ditetapkan Jadi Warisan Pertanian Dunia FAO
“Kita semua menyadari betapa seriusnya situasi di Gaza dengan 96 persen populasi berada di IPC Phases 3 ke atas, dalam fase krisis, darurat, dan bencana kelaparan akut, menurut laporan IPC terakhir yang dirilis pada Juni. Ini tentang lebih dari 2 juta orang yang menghadapi kelaparan setiap hari,” paparnya.
IPC merujuk pada Integrated Food Security Phase Classification (IPC), yaitu sistem yang digunakan untuk mengukur tingkat kerawanan pangan di suatu wilayah. Sistem tersebut membagi kerawanan pangan menjadi beberapa fase atau tingkatan berdasarkan tingkat keparahannya. Ia menambahkan penilaian terbaru dengan Pusat Satelit PBB mengungkapkan kerusakan signifikan pada lahan pertanian di Gaza.
“Menurut penilaian kami, hingga 1 September 2024, lebih dari dua pertiga lahan pertanian di Gaza telah rusak. Besarnya kerusakan ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang potensi produksi pangan sekarang dan di masa depan karena bantuan pangan saja tidak dapat memenuhi kebutuhan harian (baik dari segi kuantitas maupun kualitas nutrisi) bagi rakyat Gaza,” tegasnya.
Bechdol menegaskan perdamaian sangat penting untuk memastikan ketahanan pangan, karena tanpa perdamaian, stabilitas produksi pangan tidak dapat tercapai.(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Israel Terus Gempur Gedung Tempat Pengungsian, Dalam Sehari 70 Warga Gaza Tewas

Armada Kapal Bawa Bantuan Berangkat dari Barcelona, Greta Thunberg Juga Ikut Misi

Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan

Israel Tewaskan 5 Jurnalis dalam Serangan di Rumah Sakit, Menjadikan Konflik ini Paling Mematikan bagi Insan Pers

Israel Hancurkan Rumah Sakit di Gaza dalam Serangan Ganda

1,3 Juta Warga Gaza Bakal Dipaksa Berpindah ke Selatan, Perburuk Penderitaan

Israel Ancam Ratakan Gaza City jika Hamas tak Setujui Syarat yang Diajukan

Israel Bakal Duduki Gaza, PBB Ingatkan Kematian dan Kehancuran Besar Bakal Terjadi kal Terjadi

Lemhanas Tegaskan Pemindahan Warga Gaza ke Pulau Galang untuk Dapat Pengobatan Murni Atas Dasar Kemanusiaan

Israel Nyatakan Serangan Darat Dimulai, Warga Palestina Mengungsi Tinggalkan Gaza City
