Faisal Basri Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2019 Tidak Bisa Capai 5,3 Persen

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 27 Desember 2018
Faisal Basri Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2019 Tidak Bisa Capai 5,3 Persen

Ekonom UI Faisal Basri (Foto Antara/Vitalis Yogi Trisna)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 tidak bisa mencapai 5,3 persen,

"Pertumbuhan ekonomi tahun 2019 diperkirakan akan hampir sama dengan tahun ini. Prediksi saya 0,1 persen lebih rendah dari pencapaian tahun ini," kata Faisal di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/12)

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 sebesar 5,0 persen, sedangkan tahun 2019 diperkirakan 4,9 persen. Menurut dia, tantangan atau tekanan pertumbuhan ekonomi tersebut berasal dari kenaikan suku bunga di mana pemerintah berutang dengan suku bunga yang lebih tinggi.

Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri

Selain itu, dia juga memperkirakan inflasi pada tahun 2019 lebih tinggi dan "loan to deposit ratio" (rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber) juga sudah mendekati 100 persen.

"Artinya, likuiditas perbankan makin ketat yang mau tidak mau mendorong kenaikan suku bunga. Jadi, inflasi naik, suku bunga relatif naik, mudah-mudahan kenaikan inflasi ini tidak sebesar seperti perkiraan sebelumnya jika harga minyak bertahan pada level yang rendah seperti sekarang," katanya.

Akan tetapi, dia memperkirakan harga minyak akan naik ke level 60-65 dolar Amerika Serikat per barel sehingga masih cukup besar tekanannya.

"Itu semua yang membuat pertumbuhan agak sulit untuk bisa mencapai target pemerintah yang 5,3 persen. Harga komoditas juga cenderung 'flat', jadi tidak ada bonus dari peningkatan harga-harga komoditas ekspor kita," ucap Faisal.

Menurut dia, banyak hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam menghadapi persoalan tersebut. Dalam hal ini dia mengibaratkan dengan manusia yang tidak bisa berlari kencang karena ada masalah di jantung, sehingga jantungnya harus dibereskan lebih dulu.

"Konsolidasi perbankan, kemudian agak ditahan untuk pembangunan infrastruktur yang tidak terlalu prioritas. Didorong lebih pada peningkatan infrastruktur maritim supaya ongkos logistik bisa turun karena kalau yang dibangun jalan tol terus, jalan darat tol, itu efeknya ke ongkos logistik tidak besar," katanya.

Menurut dia, ongkos logistik bisa turun kalau terjadi pengalihan dari barang yang semula diangkut menggunakan truk dialihkan memakai kereta api atau kapal laut.

Ia mengatakan hal itu disebabkan ongkos pengangkutan menggunakan truk mencapai 10 kali lebih mahal dari kapal laut.

Ilustrasi. Foto: Pixabay

"Jadi kalau mengangkut baja dari Surabaya ke Jakarta memakai truk itu 'keblinger' walaupun ada jalan tol," katanya.

Ia mengatakan maksud dari Presiden Joko Widodo membangun jalan tol adalah untuk mengurangi biaya logistik namun hal itu tidak mungkin bisa turun tajam karena angkutannya menggunakan truk yang kapasitas angkutnya terbatas jika dibandingkan menggunakan kapal laut.

"Dari pelabuhan-pelabuhan itulah diangkut pakai truk sehingga jarak tempuhnya tidak terlalu jauh. Dengan demikian, akan menekan sekali harga-harga," pungkasnya. (*)

#Faisal Basri
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Jokowi Kenang Faisal Basri Sebagai Sosok yang Kritis
Faisal adalah ekonom yang detail menyampaikan kritik
Angga Yudha Pratama - Jumat, 06 September 2024
Jokowi Kenang Faisal Basri Sebagai Sosok yang Kritis
Indonesia
Faisal Basri Meninggal Dunia, Bang Emil: Beliau Guru Saya
Ridwan Kamil menyampaikan belasungkawa atas wafatnya ekonom Faisal Basri.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 05 September 2024
Faisal Basri Meninggal Dunia, Bang Emil: Beliau Guru Saya
Berita
Mengenang Cinta Faisal Basri pada Tanah Air di Puisi Terakhirnya: Rumah Indonesia, Rumah Kita
Faisal Basri, Ekonom Senior Universitas Indonesia, Meninggal Dunia pada Kamis Pagi Faisal Basri, ekonom senior dari Universitas Indonesia, meninggal dunia pada Kamis pagi sekitar pukul 03.50 WIB.
ImanK - Kamis, 05 September 2024
Mengenang Cinta Faisal Basri pada Tanah Air di Puisi Terakhirnya: Rumah Indonesia, Rumah Kita
Indonesia
Ekonom Senior Faisal Basri Berpulang di Usia 65 Tahun
Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis (5/9) pukul 03:50 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan Jakarta dalam usia 65 tahun.
Frengky Aruan - Kamis, 05 September 2024
Ekonom Senior Faisal Basri Berpulang di Usia 65 Tahun
Indonesia
Ekonom Senior Sebut Fondasi Indonesia Goyah Akibat Korupsi dan Politik Dinasti
Faisal Basri mengatakan kondisi Indonesia saat ini memprihatinkan lantaran digerogoti praktik-praktik korupsi.
Andika Pratama - Minggu, 10 Desember 2023
Ekonom Senior Sebut Fondasi Indonesia Goyah Akibat Korupsi dan Politik Dinasti
Bagikan