Erick Thohir Diminta Bereskan Bisnis Sampingan Direksi Garuda Indonesia


Ilustrasi pesawat Boeing 747 milik maskapai Garuda Indonesia. Merahputih.com/Rizki Fitrianto
MerahPutih.com - Pengamat energi Ferdy Hasiman menilai Menteri BUMN, Erick Thohir perlu merombak total jajaran direksi maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Perombakan ini penting agar Garuda menjadi perusahaan yang sehat secara bisnis dan mampu memperbaiki kinerja keuangan perseroan.
Menurut Ferdy, dengan memperbaiki bisnis dan kinerja, Garuda baru bisa melayani penerbangan domestic-internasional dengan baik.
Baca Juga
"Sulit mengharapkan kinerja Garuda yang bersih, jika Direksinya masih memiliki bisnis sampingan, seperti yang terjadi dengan kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal," kata Ferdy dalam keterangannya, Minggu (8/12)
Ferdy mengatakan, sulit bagi Garuda menjadi maskapai penerbangan terbaik dan memiliki kinerja keuangan baik, jika direksinya memiliki bisnis sampingan untuk memperkaya diri.
Kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal di pesawat baru milik Garuda yang melibatkan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Ashkara adalah kecelakaan besar

Ari Ashkara ini sebelumnya terlibat dalam rekayasai laporang keuangan atau manipulasi akuntansi yang menyebabkan pemegang saham dan investor merugi. Ironisnya, menteri BUMN waktu itu, Rini Soemarno tak mencopot Ari dari posisi Direktur utama.
Baca Juga
Menko Luhut: Kami Dukung Upaya Menteri BUMN Menertibkan Garuda Indonesia
"Padahal, manipulasi akuntasi adalah kejahatan korporasi paling besar. Jika dicopot pada saat melakukan rekayasa keuangan, tidak akan terjadi kejahatan penyelundupan seperti terjadi sekarang," ungkap Peneliti Alpha Research Database ini.
Sebagai risiko tak memiliki Direktur yang visioner dan memiliki perhatian khusus terhadap perusahaan, Garuda terus ditimpa kerugian.
Sejak tahun 2014, Garuda mengalami kerugian besar. Tahun 2014 mengalami kerugian sebesar Rp 5.1 triliun, tahun 2017 merugi sebesar Rp 2.2 triliun dan tahun 2018 sebesar Rp 2.78 triliun. Sementara beban operasional penerbangan sangat besar, tahun 2017 sebesar Rp 34.6 triliun dan 2018 meningkat sebesar Rp 38 triliun.
Kerugian ini memang dipompa oleh biaya operasional penerbangan Garuda termasuk pembelian avtur, pembelian perangkat lunak dan keras pesat pesawat. Tahun 2018, biaya Bahan Bakar, termasuk avtur (43,57%) sebesar Rp 19 triliun dan biaya sewa.
Ferdy menduga, bisa saja Garuda melakukan kartel tiket, tingga bekerjasama dengan maskapai lain untuk menaikan harga. Kenaikan tiket pesawat berdampak buruk terhadap perekonomian.
Baca Juga
Sektor pariwisata adalah bagian yang paling berdampak dari mahalnya harga tiket. Padahal, pemerintahan Jokowi sedang gencar mendorong pembangunan pariwisita, termasuk mendesain 10 destinasi pariwisata untuk menambah devisa negara.
"Tanpa melakukan lompatan besar, kinerja keuangan Garuda Indonesia tidak akan pernah berubah," tutup Ferdy. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Erick Thohir Jadi Menpora, Presiden FIFA Beri Ucapan Selamat dan Sinyal Positif

Jadi Menpora, Erick Thohir Ingin Perkuat Kapabilitas Pemuda dan Jadikan Olahraga Alat Pemersatu dan Duta Bangsa

Erick Thohir Jadi Menpora, Kontribusi Pemerintah untuk Sepak Bola Diyakini Semakin Besar

Pengamat Sebut Erick Thohir Sosok Tepat Pimpin Kemenpora, Termasuk untuk Selesaikan Masalah Organisasi Induk Cabor

Jadi Menpora, Erick Thohir Koordinasi ke FIFA soal Statusnya sebagai Ketua Umum PSSI

Kursi Menteri BUMN Kosong setelah Erick Thohir Jabat Menpora, Mensesneg: Kemungkinan Diisi Wakil Menteri

Erick Thohir Resmi Jadi Menpora, Ini Harta Fantastis yang Dimilikinya

Profil Menpora Baru Erick Thohir, Pebisnis Ulung yang Lama Main di Olah Raga

Dito Aryotedjo Unggah Foto Bareng Erick Thohir, Sinyal Kuat Calon Menpora Baru

Umar Husein Jadi Ketua Komite Disiplin PSSI yang Baru, Erick Thohir Tidak Lagi Pimpin Komite Wasit
