Empeh Banten, Muslim Tionghoa Berpengaruh dan Disegani


Empeh Banten, tokoh Muslim Tionghoa (MP/Sucitra)
Banten, memiliki sejarah yang sangat panjang, dari zaman Kerajaan Sunda, zaman Kesultanan Banten, zaman kolonial, sampai zaman berdirinya negara kesatuan republik Indonesia.
Pada era Kerajaan Sunda yang pusatnya diyakini berada di area yang kini merupakan kampung Telaya Desa Sempu Kecamatan Kota Serang Banten, ada tokoh misterius yang menarik untuk digali sosoknya, yaitu Empeh Banten.
Menurut Abdu Hasan, penjaga makam dua tokoh penting Kesultanan Banten Ki Mas Jong dan Ki Agus Ju, Empeh Banten adalah orang Cina muslim yang datang ke Kerajaan Sunda Wahanten Girang sebelum Wahanten Girang ditaklukan oleh invasi kerajaan Islam.
"Beliau datang bersama Laksamana Cheng Ho, sama dengan Laksamana Cheng Ho, ia sendiri juga muslim sebelum orang Sunda beragama Islam," katanya, Jumat (20/1).

Ia adalah orangtua yang dihormati oleh orang-orang Cina yang datang kemudian, bahkan dihormati oleh anak cucu mereka hingga kini. Saking terhormatnya, ketika ia meninggal disembah bagaikan dewa.
Pernyataanya tersebut, dibuktikan dengan pembuatan patungya yang diletakan di Vihara Avalokitesvara kawasan Banten Lama untuk disembah seperti dewa-dewa yang mereka sembah.
Dari salah seorang penjaga Vihara Avalokitesvara, merahputih.com mendapatkan pengakuan, tepat dibawah patung tempat pemujaan Empeh Banten, adalah tempat disemayamkannya jenazah almarhum orang tua dari Cina yang beragama Islam tersebut. Empeh berarti Embah, atau kakek.
Tulisan ini dibuat berdasarkan laporan Sucitra De, kontributor merahputih.com untuk wilayah Banten dan sekitarnya. Perihal pertemuan budaya Tionghoa dan Banten pernah dibahas dalam artikel: Sosok Penolong Misterius di Vihara Avalokitesvara Banten
Bagikan
Berita Terkait
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti

Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025

Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian

Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China

Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa

Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo

Akulturasi Budaya Cirebon dan Tionghoa dalam Festival Pecinan Cirebon

PITI Kunjungi MUI Pusat demi Kolaborasi Tuntaskan Masalah Keumatan dan Kebangsaan
PITI Kunjungi Muhammadiyah Kuatkan Sinergi Demi Merawat Harmonisasi Bangsa

Usai Dilantik, Lexyndo Hakim: Lahirnya PITI Bukti Islam dan Tionghoa Sangat Dekat
