'Emily in Paris' Membeli Nominasi Golden Globes Awards?


Serial Emily in Paris dituduh membeli nominasinya di Golden Globes Awards. (Foto Netflix)
AWAL bulan ini, serial 'Emily in Paris' masuk dua nominasi Golden Globes. Drama Netflix yang dibintangi Lily Collins itu mendapat anggukan pada kategori 'Best Comedy Series or Musical' dan Aktris Terbaik untuk Collins. Sayangnya, berita tersebut tidak disambut antusias oleh penggemar dan kritikus film.
Banyak warganet yang dibuat bingung terutama melihat ulasan dramanya yang tidak terlalu menganggumkan. Mereka merasa drama berjumlah 10 episode itu tidak layak mendapatkan nominasi. Tak sedikit yang merasa bahwa acara lain seperti 'I May Destroy You, 'Never Have I Ever', atau 'Zoey's Extraordinary Playlist' lebih pantas mendapatkannya.
BACA JUGA:
Baru kemudian terungkap ada sesuatu yang mencurigakan mengenai alasan di balik pemilihan ini. Berdasarkan laporan terbaru dari 'Los Angeles Times', kreator dan produser acara TV itu diduga menyuap 30 'voters' Golden Globes. Hasil investigasi menyebutkan bahwa Paramount Networks, studio di balik 'Emily in Paris' memberikan hadiah pada anggota Hollywood Foreign Press Association (HFPA), organisasi di balik ajang penghargaan Golden Globes. Kabarnya, ketiga puluh anggota HFPA dikirimkan dalam sebuah perjalanan mewah ke Prancis pada 2019 lalu.
Kemudian mereka membayar biaya penginapan dua malam di hotel bintang lima bernama Peninsula Paris. Harga kamarnya dipatok mulai dari sekitar US$1400 (Rp20 juta) per malam. Selain itu, produser juga mendapatkan konferensi pers serta makan siang di Musee des Arts Forains, sebuah museum pribadi yang dipenuhi dengan wahana permainan. Seorang sumber anonim menyebutkan bahwa para 'voters' itu diperlukan bak raja dan ratu ketika sedang berada di sana.

Sedangkan salah satu anggota HFPA yang tidak ikut dalam perjalanan menyatakan bahwa 'Emily in Paris' memang sebenarnya tidak termasuk dalam daftar proyek terbaik tahun 2020. "Itu adalah contoh mengapa kita butuh perubahan. Jika kami terus melakukan ini, kami mengundang kritik dan cemoohan," ujarnya.
Menanggapi tuduhan tersebut, orang yang dekat dengan kru 'Emily in Paris' mengatakan bahwa rumor tersebut tidak etis. "Tidak adil jika mengatakan konferensi adalah alasan mengapa nominasi muncul. Faktanya, beberapa publikasi terkemuka memang memperkirakan 'Emily in Paris' dan Lily Collins akan dinominasikan," katanya pada laman 'Insider'.

Menurutnya, 'Emily in Paris' sesuai dengan indikator yang dicari HFPA dalam nominasinya. Ia juga mengklaim bahwa serial itu harus didukung dan diakui karena salah satu drama yang sangat populer dan sukses.
Orang itu juga menyanggah beberapa tuduhan yang dilontarkan 'LA Times'. Alih-alih menerbangkan HFPA ke Paris, Paramount Network hanya bekerja sama dengan organisasi tersebut dan masih mengikuti pedoman serta aturan yang berlaku. Sementara mengenai kamar hotel yang disediakan untuk HFPA bukan senilai US$1.400, melainkan 30 kamar bertarif US$944 (Rp13,5juta) dan tiga sisanya bernilai US$1.000 (Rp14,3juta).

Sumber yang dekat dengan HFPA turut membantah rumor tersebut. Perjalanan dua hari yang dilakukan dua tahun silam disebut-sebut tidaklah luar biasa seperti yang diberitakan. Mereka juga mengatakan bahwa hal itu tidak berpengaruh dalam pemilihan nominasi. "Seperti umumnya, anggota HFPA akan menghadiri kunjungan, pemutaran perdana, dan konferensi pers. Jadi gagasan bahwa kunjungan ini memiliki pengaruh terhadap nominasi tidak masuk akal," ujarnya dalam sebuah pernyataan. (sam)
Bagikan
Berita Terkait
Song Kang Ho Comeback di 'Gardeners', Kisah Pegawai Negeri yang Terseret Utang

Netflix Siap Hadirkan 'The Rip', Film Thriller Kriminal Dibintangi Matt Damon dan Ben Affleck

Adaptasi Game Thriller 'Exit 8' Hadir di Layar Lebar: Misteri, Anomali, dan Ketegangan di Stasiun Bawah Tanah Tokyo

Sony & Netflix Dikabarkan Memulai Pembicaraan Awal, Bahas Sekuel ‘KPop Demon Hunters’

Kutukan Baru Hadir di 'Siccin 8', Film Horor Turkiye Paling Ditunggu Hadir di Bioskop Indonesia

Lee Byung-hun Terima Tribute Award di TIFF, Pengakuan atas Kontribusinya untuk Perfilman Global

Diadaptasi dari Novel Thriller Stephen King, Film 'The Long Walk' Bakal Uji Adrenalin Penonton

Ketegangan Zombie ala Kimo Stamboel, ‘Abadi Nan Jaya’, Meneror Netflix 23 Oktober

Lightsaber ikonis Darth Vader Terjual Rp 59 Miliar dalam Lelang

Film Ikonis Studio Ghibli 'Howl's Moving Castle' akan Diputar di Bioskop Seluruh Dunia pada September Tahun Ini
