Drama Musikal adalah Bentuk Antusiasme Anak Berkebutuhan Khusus


Sekolah Spectrum berusaha memberikan pembelajaran yang baik. (Foto: MP/Ikhsan Digdo)
ANAK berkebutuhan khusus (ABK) boleh dikatakan fokus pada satu hal. Namun bukan berarti mereka selalu memiliki dunia sendiri. Kepekaan mereka bahkan melebihi orang normal biasanya. Jika dilatih terus menerus mereka bisa melakukan perintah orang lain. Bahkan mereka akan berani tampil di depan publik.
Sekolah Spectrum yang memberikan pendidikan ke ABK memiliki cara sendiri untuk melatih keberanian mereka menghadapi publik. Melalui acara pentas seni tahunan berupa pementasan Drama Musikal sekolah tersebut berusaha membangun keberanian para murid agar bisa berhadapan dengan publik.
Tahun ini Sekolah Spectrum mengangkat cerita Kebo Iwa untuk pementasan yang dilakukan 13 Mei mendatang.
Tapi melatih ABK untuk pementasan sebuah drama bukan hal mudah. Karena mereka sulit fokus dalam satu hal. Namun tetap dengan kesabaran dan pemberian instruksi terus menerus perlahan mereka akan beradaptasi.
"Untuk ngelatih dramanya mereka aktif banget. Jadi fokus mereka suka kealih. Tapi kalau sudah lama latihan mere menyatu," ungkap Renggo Budi, guru musik sekolah Spectrum sekaligus pelatih drama musikal itu kepada merahputih.com di Bintaro Tangerang Selatan.
Meskipun sudah berhasil mengarahkan mereka, menurut Renggo tidak selalu para ABK sadar apa yang mereka lakukan dalam drama musikal. Beberapa dari mereka sadar namun tidak sedikit yang tidak.

Akan tetapi menariknya mereka tetap paham dan hafal dengan naskah dialog. Tanpa adanya kesalahan sedikitpun. Bahkan ada pula yang benar-benar mendalami karakter layaknya aktor profesional
"Sebagian anak ada yang paham, ada yang akting aja. Ada yang ngerti, mereka mendalami setiap skenario di sini," tambahnya.
Renggo sendiri memiliki cara tersendiri agar anak ABK semakin terlarut dengan drama musikal yang akan mereka mainkan. Cara klasik, setiap berlatih ia selalu memberikan iming-iming kepada anak didiknya. Mudahnya dengan memberi tahu kepada ABK jika pementasan berjalan lancar mereka akan mendapatkan pujian dari penonton.
"Metode khusus sih sebagian anak ada yang dikasih reward. Kayak Kalau kamu mainnya bagus nanti penonton akan tepuk tangan," jelas Renggo.
Anak-anak Spectrum sendiri telah menjalani latihan drama musikal itu hampir dua bulan. Dari setiap latihan selalu memberikan perkembangan di pertemuan berikutnya. Persiapan mereka sudah 70 persen untuk tampil nanti. Tidak banyak yang perlu diperbaiki.
Selain itu guru yang sudah tujuh tahun mengajar di Spectrum itu juga mengatakan bahwa jalan cerita maupun adegan harus disesuaikan. Dalam hal ini ialah adegan berkelahi dalam pementasan Kebo Iwa.
Adegan berkelahi memang agak berbahaya. Karenanya Renggo mencoba menghaluskan adegan dengan bertarung layaknya gerakan menari yang sederhana.
"Gerakannya paling cuma dorong-dorong, maju," ungkapnya.
Bagaimanapun juga ABK sebenarnya sangat senang berada di atas panggung. Itu bisa menjadi salah satu pengalaman luar biasa bagi mereka. Walaupun banyak dari mereka yang masih malu.
"Mereka tuh tampil di atas sebenarnya senang," tukasnya.
Senada dengan Renggo, kepala sekolah, Sekolah Spectrum, Aditya Bernardi juga mengatakan drama musikal bisa menjadi sumber pembelajaran bagi para ABK. Terutama agar mereka menjadi lebih berani tampil di hadapan orang umum. Namun semua butuh proses.

Adit menceritakan pengalamannya beberapa waktu lalu. Ada seorang murid yang sangat pemalu saat pertama kali harus berdiri di atas panggung. Sampai-sampai anak itu panik dan tidak mau berada di sana. Sampai akhirnya secara perlahan akhirnya di tahun berikutnya mengalami kemajuan. Anak itu naik ke atas panggung meskipun selalu membelakangi penonton.
"Dan itu butuh proses, jadi memang ada anak-anak yang tahun ini alhamdulillah sudah mau naik panggung," kata Adit.
Pada intinya ABK bukan berarti tidak bisa melakukan apapun. Intinya harus dihadapi dengan kesabaran. Sebab setiap harinya bisa saja ABK akan menunjukkan setiap perubahan setiap harinya. Seperti melalui drama musikal, tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang tadinya malu bisa menjadi sangat piawai berakting di depan publik.
"Jadi memang yang saya tekankan ke semua pihak termasuk orangtua. Yang harus dipahami adalah proses," pungkas Adit. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Anung Tegaskan Ingin Jadikan Jakarta sebagai Destinasi Olahraga Internasional hingga Difabel

Raih 10 Emas, Indonesia Juara Umum Para Badminton Internasional 2024

KPU Tampung Desakan Jadikan Difabel Petugas KPPS Pilkada

2 Orang Difabel Bakal Ikut Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana

Pemerintah Kulon Progo Hadirkan Program Wisata Ramah Difabel ‘Laku Wirasa’

Putri Ariani Bikin Simon Cowell Kehabisan Kata-kata dan Lolos Ke Babak Final AGT

Pemprov Libatkan Difabel dalam Penghijauan Jakarta

Bangkit dari Keterpurukan, Kisah Inspiratif Nikki Hind Desainer Tunanetra Australia

Yuk, Belajar Jenis dan Etika Berinteraksi dengan Teman Disabilitas

Mindfulness dan Inklusivitas Johnson and Johnson Beri Ruang Bagi Tiap Individu
