DPR Peringatkan Pemerintah Serius Desain Strategi Hadapi Ancaman Resesi


Warga menunjukkan uang kertas baru tahun emisi 2022 usai penukaran di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Tegal di Tegal, Jawa Tengah, Jumat (19/8/2022). ANTARA FOTO/Oky Luk
MerahPutih.com - Ancaman resesi ekonomi masih sangat berpotensi menghantam Indonesia pada 2023.
Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad mengingatkan pemerintah untuk serius mendesain sekaligus mengimplementasikan strategi demi menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas.
Ia percaya, perencanaan dan implementasi tersebut berpotensi menjadi kekuatan utama yang mampu mencegah potensi resesi tahun 2023.
Baca Juga:
Indonesia Tetap Optimis Ekspor Naik di Tengah Ancaman Resesi
“Berkualitas itu ukurannya adalah setiap satu persen pertumbuhan ekonomi harus bisa menciptakan 500 ribu lapangan pekerjaan baru,” ujar Kamrussamad yang dikutip di Jakarta, Sabtu (25/2).
Tidak hanya itu, dia menilai belanja APBN yang tepat akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sehingga, ia menyarankan agar APBN yang tersedia saat ini dimanfaatkan pada kuartal kedua.
Menurutnya, jika dimanfaatkan secara tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat manfaat akan meningkatkan kualitas belanja negara untuk mencapai target.
“Kalau APBN-nya belanjanya di (bulan) September, Oktober, November, bagaimana mau tepat sasaran (dan) tepat manfaat? Enggak akan nge-impact terhadap pertumbuhan ekonomi itu. Nah, (sebagai contoh) kalau Rp 700 triliun lebih TKDD (Transfer ke Daerah dan Dana Desa) kita dibelanjakan di kuartal kedua, saya yakin dan percaya, desa-desa dan dana desa termasuk di dalamnya, itu bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujar politisi Fraksi Partai Gerindra itu.
Baca Juga:
Crewdible Bantu UMKM Ubah Resesi Jadi Opportunity
Kamrussamad menjelaskan, DPR RI melalui Komisi XI telah meminta pemerintah untuk menggenjot tax ratio penerimaan negara di berbagai sektor yang relatif tumbuh dalam 15 bulan terakhir.
Diketahui, pasca-mengalami penurunan di tahun 2020, tax ratio kemudian kembali tumbuh masing-masing 9,11 persen pada 2021 dan 10,41 persen pada 2022.
Rekomendasi ini, baginya, menjadi krusial lantaran tax ratio juga menyumbangkan kekuatan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kalau tax ratio tercapai sesuai dengan target di kuartal kedua dan ketiga tahun ini, maka kita akan optimistis ketahanan fiskal kita akan kuat. Sehingga, tahun depan, APBN 2024 nanti, tingkat resiliensinya akan jauh lebih baik,” tutup legislator Daerah Pemilihan DKI Jakarta III itu. (Knu)
Baca Juga:
Jusuf Kalla: Tidak Ada Indikasi Resesi di Indonesia pada 2023
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Politikus Demokrat Minta Presiden Prabowo Contoh Program SBY Dorong Pertumbuhan Ekonomi

GMNI Desak Pemerintah Kurangi Instabilitas Politik, Fokus ke Perbaikan Ekonomi dan Kurangi Pengangguran

Indonesia Segera Kirim Tim Diplomasi Tarif Resiprokal AS, Belum Siapkan Tarif Balasan
5 'Pukulan Telak' untuk Ekonomi Indonesia Imbas AS Tetapkan Resiprokal 32%

Prabowo Panggil Sejumlah Menteri Rancang Kebijakan Fiskal APBN 2026

Indonesia Gabung New Development Bank, Prabowo: ‘Booster’ Kuat untuk Strategi Transformasi

Pasar Dihantui Sentimen Negatif, Istana Bakal Rutin Ajak Ekonom Bahas Outlook Ekonomi Indonesia

Pemerintah Didesak Percepat Stimulus untuk Meredam Dampak Gejolak Ekonomi
