Donald Trump Umumkan AS Keluar dari WHO, Dinilai Kesalahan Strategis


Donald Trump (foto: whitehouse.gov)
MERAHPUTIH.COM - SEGERA setelah resmi dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keputusan ini menjadi langkah signifikan yang menuai kritik dari para ahli kesehatan masyarakat pada hari pertama ia kembali ke Gedung Putih.
Trump, yang selama ini sering mengkritik badan kesehatan PBB tersebut, memulai proses penarikan AS dari WHO pada Juli 2020, di tengah penyebaran pandemi COVID-19. Namun, empat tahun lalu, Presiden Joe Biden yang saat itu baru menjabat, menghentikan penarikan itu sebagai salah satu langkah pertama setelah mengambil alih kepemimpinan Gedung Putih.
Dalam pernyataan eksekutif yang diumumkan pada Selasa (21/1) dini hari WIB, Trump menyebut alasan penarikan tersebut yakni penanganan yang buruk terhadap pandemi COVID-19 yang berasal dari Wuhan, China, serta krisis kesehatan global lainnya, kegagalan untuk mengadopsi reformasi yang sangat dibutuhkan, dan ketidakmampuan untuk menunjukkan independensi dari pengaruh politik yang tidak tepat dari negara-negara anggota WHO.
“Ini keputusan besar,” kata Trump kepada seorang ajudannya saat menandatangani perintah eksekutif tersebut, sambil mengingatkan kembali keputusan penarikan yang diambilnya pada 2020 dan keyakinannya bahwa AS membayar terlalu banyak uang ke organisasi itu ketimbang negara-negara lain. Pada 2020, Trump juga secara konsisten menuduh WHO membantu China dalam menutupi asal-usul COVID-19 dan membiarkan penyebarannya.
Baca juga:
Donald Trump Berencana Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Ketua DPR
Meskipun sebelumnya banyak anggota parlemen dari kedua partai politik mengkritik WHO pada saat Trump pertama kali memutuskan untuk menarik diri, keputusan Presiden Trump untuk menarik diri saat pandemi global yang luar biasa terjadi dibanjiri penilaian negatif.
Pada waktu itu, Ketua DPR Nancy Pelosi menyebut keputusan tersebut sebagai ‘tindakan yang benar-benar tidak masuk akal’. Begitu juga dengan Senator Republik Lamar Alexander yang saat itu menjabat Ketua Komite Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja, dan Pensiun Senat, yang menyatakan ketidaksepakatan dengan keputusan Trump.
Dr Ashish Jha, yang menjabat Koordinator Respons COVID-19 Gedung Putih pada masa pemerintahan Biden, seperti dilansir CNN, menyebut keputusan Trump untuk menarik diri dari WHO di masa jabatan keduanya sebagai ‘kesalahan strategis’.
"WHO merupakan organisasi yang sangat penting. Penarikan diri AS menciptakan kekosongan politik yang hanya bisa diisi satu negara, yaitu China," kata Jha dalam wawancara dengan CNN pada Selasa (21/1). Ia memprediksi China akan menggantikan peran AS di organisasi tersebut. Nantinya, hal itu bisa memberikan pengaruh politik yang lebih besar bagi China di seluruh dunia.
Lawrence Gostin, profesor hukum kesehatan masyarakat di Universitas Georgetown, dalam sebuah unggahan di X (platform media sosial) mengatakan penarikan Trump dari WHO merupakan keputusan paling penting dari semua tindakan eksekutif Trump. "Ini merupakan keputusan presiden yang sangat merugikan. Penarikan ini menjadi luka besar bagi kesehatan dunia, tapi luka yang lebih dalam lagi bagi AS," tambahnya.
Jha juga memperingatkan bahwa penarikan ini akan melemahkan WHO, karena organisasi tersebut sangat bergantung pada staf dan keahlian dari AS, khususnya dalam memantau influenza global.
Perintah eksekutif Trump juga meminta Menteri Luar Negeri dan Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran untuk ‘menangguhkan transfer dana, dukungan, atau sumber daya Pemerintah Amerika Serikat’ untuk WHO di masa depan. Namun, proses penarikan penuh dari organisasi ini membutuhkan waktu satu tahun, dan AS masih memiliki kewajiban untuk terus mendanai WHO selama setahun.
“Namun, siapa yang akan menegakkan kewajiban ini? Apakah Donald Trump akan tunduk pada norma global terkait dengan hal ini?" kata Jha.
Dalam unggahan terpisah, Gostin mengatakan tindakan ini ‘penuh dengan kesalahan hukum dan faktual’. "Trump tidak menunggu satu tahun seperti yang diwajibkan Kongres. Dia sedang membongkar keterlibatan dan pendanaan AS sekarang. Itu merupakan tindakan yang melanggar hukum dan kesalahan strategis yang serius," tegasnya.(dwi)
Baca juga:
Usai Dilantik Donald Trump Keluarkan Perintah Eksekutif Keluar Dari Perjanjian Iklim Paris 2016
Bagikan
Berita Terkait
Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Presiden China, Rusia, dan Pemimpin Korea Utara Akrab di Parade Militer, Donald Trump Singgung Konspirasi Melawan AS

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Taylor Swift Umumkan Pertunangan, Presiden AS Donald Trump hingga Anggota Kerajaan Inggris Ucapkan Selamat

Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia

Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Meksiko Kirim 26 Tokoh Kartel Narkoba ke AS, Ada Deal dengan Trump

Apple Pilih Gelontorkan Investasi Rp 1.627 Triliun di AS, Investasi di Indonesia Diklaim Terus Lanjut
