Dikunjungi Jokowi dan Ibu Negara, Berikut Hal Menarik tentang Gua Batu Cermin


Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana mengunjungi Kawasan Wisata Goa Batu Cermin, Labuan Bajo. (Foto: setkab.go.id/Rahmat/Humas)
GUA Batu Cermin kembali jadi perbincangan setelah Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Widodo meninjau tempat itu pada Kamis (11/7) siang kemarin.
Sebelumnya, tempat wisata ini memang sudah ngehits sebagai daerah wisata petualangan di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini. Foto-foto kerennya banyak diunggah para traveller di media sosial.
Buat wisatawan yang gemar berpetualang dan menyukai sejarah, Gua Batu Cermin layak dikunjungi. Berikut hal-hal menarik tentang destinasi wisata Gua Batu Cermin.
Baca Juga: Kota-Kota Ini Cocok Dikunjungi untuk Kamu yang Suka Bersepeda
1. Arkeolog Belanda mengangkat nama Gua Batu Cermin

Desa Labuan Bajo tepatnya terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokasi Gua Batu Cermin sendiri cukup mudah diakses dari pusat kota.
Menurut siaran pers Kementerian Pariwisata, Gua Batu Cermin pertama kali mendapat perhatian dunia pada 1951 berkat penelitian arkeolog sekaligus misionaris asal Belanda Theodore Verhoven. Pada jutaan tahun yang lalu, posisi gua ini berada di bawah permukaan air laut.
Ketika terjadi pergeseran lempeng bumi yang mengakibatkan gempa, terdapat beberapa wilayah di Pulau Flores yang tenggelam. Sementara itu ada juga yang naik ke permukaan daratan, salah satunya adalah gua cermin tersebut.
2. Pantualan cahaya Gua Batu Cermin jadi daya tarik utama

Gua Batu Cermin oleh warga sekitar disebut Watu Sermeng. Gua itu mampu memantulkan cahaya di dinding batu sehingga merefleksikan cahaya kecil ke areal lain dalam gua, sehingga terlihat seperti cermin. Gua Batu Cermin juga kedap suara, karena memiliki kemampuan meredam bunyi, sehingga tidak ada suara yang bergema.
“Gua ini tidak bagus untuk memantulkan suara, tapi bagus untuk memantulkan cahaya,” jawab Mario, pemandu wisata Gua Batu Cermin, seperti dikutip Arah Destinasi.
Baca Juga: Di Tiongkok, Indonesia Masuk Tiga Besar Tujuan Wisata Kelas Atas
2. Gua Batu cermin mudah diakses

Letak Gua Batu cermin hanya sekitar 15 menit dari pusat kota dengan kendaraan bermotor. Jalanan yang dilewati juga relatif mulus, beraspal, dengan deretan bukit hijau serta pepohonan di sepanjang jalan.
Di pintu masuk kawasan wisata Gua Batu Cermin, kamu akan menemukan sebuah warung makan dan area parkir cukup luas. Setelah membeli tiket, para pengunjung harus berjalan sekitar 300 meter untuk mencapai gua.
Terdapat deretan pohon bambu yang rimbun dan memanjakan mata. Sesekali bisa melihat beberapa monyet bergelantungan atau sekadar duduk-duduk di kanan-kiri.
3. Perjalanan mencapai jejak penelitian Verhoven

Untuk memasuki gua utama, pengunjung harus menaiki tangga yang sudah disemen. Terdapat gua pembuka dengan jalur yang relatif luas dan mudah untuk dilalui. Beberapa pohon terlihat merambat dengan akar yang cukup besar menempel di dinding gua.
Tepat di bibir masuk gua utama, para pengunjung diminta untuk memakai helm dan menyalakan penerangan di seluler masing-masing. Dari sepuluh pengunjung, hanya dua yang diberikan senter oleh sang pemandu Mario.
Kondisi di berapa bagian gua cukup sulit. Pengunjung harus berhati-hati ketika berjalan karena di beberapa titik terdapat lorong yang hanya bisa dilalui oleh satu orang saja.
“Panjang gua kurang lebih 15-20 meter, tapi ada beberapa titik di mana kita harus berjalan merunduk karena posisi stalaktit dan stalagmit cukup rendah. Nanti di dalam ada ruangan besar yang tidak ada cahaya, tapi di bagian yang disebut ‘cermin’ ada cahaya,” terang Mario.
Ruang tengah gua bisa dipenuhi sekitar 15 orang. Mario mengarahkan cahaya senter ke langit gua. Ada fosil penyu dengan posisi terbalik. Ada segenggam bongkahan yang hilang pada tempurung fosil yang ternyata sengaja diambil oleh peneliti pertama Verhoven untuk diteliti.
Baca Juga: 6 Hotel Pilihan untuk Liburan Luar Biasa di Pulau Dewata
5. Berburu cahaya sempurna di dalam Goa Batu Cermin

Suara di dalam gua tidak bergema lantaran bentuk batu yang berpori-pori dapat meredam suara. Sementara, asal muasal nama Gua Batu Cermin karena di sana cahaya yang masuk akan terefleksi pada dinding gua dan membentuk cermin alami. Letaknya di sebuah lorong buntu dan di atasnya terdapat celah tempat cahaya masuk, kemudian terefleksi pada dinding gua membentuk cermin alami.
“Pantulan sinar matahari di bagian lorong ini bisa menerangi sekitar 60 persen isi gua. Cuma, momen seperti itu memang tidak terjadi setiap hari, tergantung pergerakan bumi dan posisi matahari,” papar Mario.
Kegiatan berwisata di dalam gua yang menghabiskan waktu sekitar 20-30 menit ini sukses membawa pengunjung mengarungi cerita Pulau Flores masa lalu dan menyaksikan bukti-bukti peninggalan sejarah berharga berbentuk sejumlah fosil hewan dan terumbu karang. (*)
Baca Juga: Ini Dia Bandara Paling Mahal di Dunia
Bagikan
Berita Terkait
Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

4 Pariwisata Bahari di Pulau Enggano, Wajib Masuk Bucket List Traveling

12 Destinasi di Jakarta Pilihan Kemenparekraf untuk Libur Sekolah Juni-Juli 2025, Anak Auto Cerdas dan Happy!

Monumen Kapal Lampulo, Saksi Bisu Dahsyathya Tsunami Aceh

5 Destinasi Wisata untuk Habiskan Pergantian Tahun di Sumatra Utara

3 Destinasi Sejuk Dalam Negeri untuk Liburan Akhir Tahun

Kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata, Denda Buat Jingle untuk Labuan Bajo

Turis Argentina dan China Cedera dalam Kecelakaan Speedboat di Labuan Bajo

IShowSpeed Belajar Kosakata 'Minggir Lo Miskin' di Yogyakarta

Jelajahi Keindahan dan Pengalaman Liburan dengan Kapal Liveaboard di Labuan Bajo
