Dikomplain Eks Walkot, Anies: Jadi Tahu Pejabat yang Tak Bisa Diajak Kerja Sama

MerahPutih.com - Sejumlah Wali Kota (Walkot) Administratif yang mengeluh karena tidak mendapat penempatan jelas usai dicopot Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Lalu, bagaimana reaksi orang nomor satu di Pemprov DKI itu atas keluhan mereka.

Anies memastikan akan mengecek kebenarannya. Meski demikian, Gubernur menambahkan dengan adanya keluhan dari para SKPD yang dicopot bisa menilai mana pejabat yang bisa diajak bekerjasama di Pemprov DKI.

"Malah itu membantu memberikan masukan bagi saya, mana yang bisa ajak kerjasama mana yang saya tidak bisa kerjasama. Nggak apa apa nanti prosedurnya kita cek," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, semalam.

Menurut Anies, pencopotan itu merupakan sebuan ujian dan pasti akan terjadi dalam birokrasi pemerintahan. "Ya ujian, ya terbiasa dalam birokrasi itu ada keputusan dijalankan, ada keputusan dan di situ ada yang kita bisa kemudian mereview kok, bagaimana orang bisa bereaksi (terhadap) keputusan," tuturnya.

Gubernur mengaku memiliki catatan terkait kinerja para pejabat yang dicopot. Pasalnya sebelum dicopot, para pejabat tersebut sudah dievaluasi oleh panitia seleksi. "Tentunya ada kita dapat catatannya ada recordnya," tutupnya

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 5 Juli lalu melakukan pencopotan SKPD di jajaran Pemprov DKI. Termasuk Walkot Jakarta Pusat Mangara Pardede, Walkot Jakarta Timur Bambang Musyawardana, Walkot Jakarta Barat Anas Effendi, Walkot Jakarta Utara Husein Murad dan Walkot Jakarta Selatan menggantikan Tri Kurniadi.

Lantas, mantan Walkot Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan usai dicopot Anies, dirinya hingga kini belum mendapatkan penugasan yang baru di Pemprov DKI.

"Saya kerja nggak diakui karena sudah dipensiunkan gubernur. Ya karena pas dinyatakan begitu (dicopot) ya lebih baik saya ngggak datang ke kantor. Kan saya dapat WA. Tapi belum dapat surat resmi ke saya. Kalau saya datang ya ngapain," kata Bambang, Senin (16/7) lalu. (Asp)