Diguyur Hujan Banyak Gabah Hasil Panen yang Tumbuh

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Jumat, 10 Maret 2017
Diguyur Hujan Banyak Gabah Hasil Panen yang Tumbuh

Proses penjemuran gabah. (FOTO Antara/Akbar Tado)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Hujan deras yang terus-terusan mengguyur wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta membuat produktivitas petani menurun, terutama dalam soal pengeringan gabah. Karena, Proses lamanya waktu pengeringan ini mengakibatnya banyak gabah yang tumbuh, dan tidak menjadi beras.

"Hujan sering turun dan cuaca sering mendung mulai pukul 11.00 WIB sampai sekarang tidak kering," kata Tumiran, salah seorang petani di Kecamatan Playen, Gunungkidul, seperti dilansir Antara, Jumat (10/3).

Tumiran juga mengungkapkan, berdasarkan pengalamannya, gabah tidak cepat dikeringkan, akan cepat tumbuh kembali dan tidak bisa digiling. Lebih lanjut ia mengatakan, petani Gunungkidul biasa menjual hasil panen dengan wujud beras. "Nanti dipilih kembali bila ada yang tumbuh paling untuk makan ternak," ujarnya.

Dia mengaku dari satu hektar lahan berhasil memperoleh 100 karung padi. Saat ini baru separuhnya yang bisa dikeringkan. Sisanya masih dalam kondisi lembab, bila gabah tidak cepat dikeringkan, akan cepat berjamur dan jika digiling akan menjadi bubuk.

"Yang belum kering akan dikeringkan di dalam rumah sambil dibolak-balik," katanya lagi.

Hal serupa dikeluhkan petani lainnya, Suwito. Menurut dia, tidak ada cara lain selain mengeringkan dengan terik matahari. Hingga kini, mesin pengering gabah pun belum pernah disediakan oleh pemerintah.

"Mesin pengering belum ada karena di sini biasa dikeringkan menggunakan sinar matahari," katanya pula.

#Gunungkidul #Serikat Petani Indonesia #Forum Masyarakat Petani Indonesia (Fortani)
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Indonesia
Sering Kecelakaan, 2 Tanjakan Ekstrem Gunungkidul Mau Dihapus dari Google Maps
Kabupaten Gunungkidul, DIY merupakan salah satu tujuan utama para pemudik dari kawasan Jabodetabek tiap tahunnya.
Wisnu Cipto - Sabtu, 06 April 2024
Sering Kecelakaan, 2 Tanjakan Ekstrem Gunungkidul Mau Dihapus dari Google Maps
Indonesia
Antraks Merebak, Kemenkes Diminta Tingkatkan Pengawasan Hewan Ternak
Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar usai kasus antraks muncul di Kabupaten Gunungkidul dan menyebabkan tiga warga di Dusun Jati, Candirejo, Kecamatan Semanu, meninggal dunia. Sementara 87 lainnya juga terpapar.
Mula Akmal - Kamis, 06 Juli 2023
Antraks Merebak, Kemenkes Diminta Tingkatkan Pengawasan Hewan Ternak
Indonesia
1 Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks
Warga ini diketahui adalah pria berusia 73 tahun dan meninggal dunia di RSUP Dr Sardjito. Sebelumnya, tewas dengan diagnosis suspeks antraks, korban memakan daging sapi yang mati mendadak.
Andika Pratama - Kamis, 06 Juli 2023
1 Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks
Bagikan