Diguyur Hujan Banyak Gabah Hasil Panen yang Tumbuh
Proses penjemuran gabah. (FOTO Antara/Akbar Tado)
Hujan deras yang terus-terusan mengguyur wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta membuat produktivitas petani menurun, terutama dalam soal pengeringan gabah. Karena, Proses lamanya waktu pengeringan ini mengakibatnya banyak gabah yang tumbuh, dan tidak menjadi beras.
"Hujan sering turun dan cuaca sering mendung mulai pukul 11.00 WIB sampai sekarang tidak kering," kata Tumiran, salah seorang petani di Kecamatan Playen, Gunungkidul, seperti dilansir Antara, Jumat (10/3).
Tumiran juga mengungkapkan, berdasarkan pengalamannya, gabah tidak cepat dikeringkan, akan cepat tumbuh kembali dan tidak bisa digiling. Lebih lanjut ia mengatakan, petani Gunungkidul biasa menjual hasil panen dengan wujud beras. "Nanti dipilih kembali bila ada yang tumbuh paling untuk makan ternak," ujarnya.
Dia mengaku dari satu hektar lahan berhasil memperoleh 100 karung padi. Saat ini baru separuhnya yang bisa dikeringkan. Sisanya masih dalam kondisi lembab, bila gabah tidak cepat dikeringkan, akan cepat berjamur dan jika digiling akan menjadi bubuk.
"Yang belum kering akan dikeringkan di dalam rumah sambil dibolak-balik," katanya lagi.
Hal serupa dikeluhkan petani lainnya, Suwito. Menurut dia, tidak ada cara lain selain mengeringkan dengan terik matahari. Hingga kini, mesin pengering gabah pun belum pernah disediakan oleh pemerintah.
"Mesin pengering belum ada karena di sini biasa dikeringkan menggunakan sinar matahari," katanya pula.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Sering Kecelakaan, 2 Tanjakan Ekstrem Gunungkidul Mau Dihapus dari Google Maps
Antraks Merebak, Kemenkes Diminta Tingkatkan Pengawasan Hewan Ternak
1 Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks