Dieng Culture Festival IX Padukan Budaya dan Keindahan Dataran Tinggi Dieng

Pemotongan rambut gimbal di DCF (Instagram/festivaldieng)
PANORAMA Dataran Tinggi Dieng memang sangat luar biasa. Terlebih jika kabut sedang turun, daerah ini seakan menjadi negeri yang berada di atas angin.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk memperkenalkan Dataran Tinggi Dieng ke masyarakat dunia. Salah satunya gegiatan tahunan Dieng Culture Festival (DCF) IX Tahun 2018.
Pihak penyelenggara menjelaskan festival ini akan menggabungkan keindahan budaya dan Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Konsep tersebut berkaitan erat dengan tujuan penyelenggaraan DFC yakni pelestarian budaya, pemberdayaan masyarakat, promosi potensi, dan kegiatan sosial.
"Oleh karena itu, kami mengusung tema 'The Beauty of Culture' dalam DCF IX yang akan digelar pada tanggal 3-5 Agustus 2018," kata perwakilan penyelenggara Alif Faozi seperti dberitakan Antara, Sabtu (28/4).
Ajak masyarakat membudidayakan bunga kala lili
Lebih lanjut, pria yang menjabat sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandawa itu mengatakan dalam acara ini masyarakat setempat juga diajak melestarikan bunga kala lili dan bunga khas Dieng lainnya.

Bunga kala lili memang sangat cocok dikembangkan di daerah sejuk seperti Dieng. Apalagi tanaman bunga itu memiliki potensi pasar yang bagus.
Sebenarnya festival bunga hanyalah salah satu kegiatan tambahan di DCF IX. Acara utama Dieng Culture Festival IX adalah ritual pemotongan rambut gimbal. "Kegiatan tambahan lainnya berupa festival tumpeng dan bersih Dieng," tutur Alif.
Dieng Culture Festival IX pindah lokasi
Bicara soal lokasi, tahun ini acara DCF memindahkan kegiatan ke Lapangan Pandawa yang berada di sebelah barat kompleks Candi Arjuna. Alasannya, pihak penyelenggara belajar dari pengalaman dua tahun terakhir. Kapasitas lokasi sebelumnya sudah tak mampu menampung pengunjung.

"Biasanya kami gelar di sebelah timur candi, namun kali ini di sebelah barat candi," jelasnya.
Bukan hanya itu saja, kondisi tanah di lokasi sebelumnya sangat tak stabil. Hal tersebut tentunya sangat riskan untuk pemasangan beberapa peralatan.
Meski demikian, pemindahan lokasi tak mengurangi esensi acara. Karena pihak penyelenggara masih mengusahakan beberapa acara inti seperti pemotongan rambut gimbal tetap dilaksanakan di area candi.
"Kami masih koordinasikan dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) karena di Candi Sembadra sedang ada kegiatan rehabilitasi. Mungkin kami akan coba Candi Setyaki sebagai latar belakang jamasan maupun pencukurannya," terang Alif. (*)
Selain artikel ini kamu juga bisa baca Dua Tempat di Indonesia yang Terdapat Salju Selain Puncak Jayawijaya
Bagikan
Berita Terkait
Wondherland 2025: Rayakan Kekayaan Aroma dan Kreativitas Parfum Lokal

Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B

Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal

Musik dan Hobi Menjadi Satu, Pop City 2025 Hidupkan Jantung Jakarta

Pop City 2025: Festival Kreativitas Lintas Komunitas di Jantung Jakarta

Angkat Tema 'Saling Silang', Synchronize Fest 2025 Bawa Ruang Kolaborasi Seni Rupa

Panggung Megah Tomorrowland Hancur Dilalap Api, Nasib Festival di Ujung Tanduk

JE KA TE World: Transformasi Lapangan Banteng dalam Gemerlap Jakarta Light Festival 2025

Selang Tiga Tahun, Festival Olahraga UNIQLO FITFEST 2025 Kembali Digelar

Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun
