Deputi Ukraina Desak Sony dan Xbox untuk Tangguhkan Akun dari Rusia
WNA asal Ukraina bersama simpatisan meneriakkan yel-yel dan memajang tulisan saat aksi damai di Kantor Konsulat Ukraina, Denpasar, Bali, Selasa (1/3). (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
KONFLIK bersenjata antara Rusia-Ukraina, merembet keman-mana. Deputi Ukraina, Mykhailo Fedorov, mendesak industri gaming untuk menutup akun dan pasar gim di Russia.
Mengutip laman Polygon, Fedorov mendesak perusahaan gim besar, seperti Sony dan Xbox untuk menangguhkan akun dan marketplace di Rusia. Menurut Fedorov untuk menjunjung tinggi kemanusiaan pada negara tersebut, menghentikan perang, dan memberikan pemahaman kondisi dari yang Rusia lakukan.
Baca Juga:
EA Sports Hapus Tim dan Liga Rusia di 'FIFA 22' dan 'NHL 22'
Desakan tersebut telah diumumkan oleh Fedorov melalui akun resmi Twitternya, dengan memberikan sugesti agar dapat "memotivasi masyarakat Rusia untuk menghentikan agresi militer yang tidak manusiawi."
Bahkan deputi itu menyebut nama industri gaming seperti Microsoft dan Sony untuk memberikan sanksi kepada akun yang terdaftar di Rusia yang ada pada platformnya.
"Kamu sudah tahu dan mengerti apa yang terjadi di Ukraina sekarang. Jika kamu mendukung nilai kemanusiaan, kamu harus tinggalkan pasar dari Rusia," kata Fedorov.
Hingga saat ini pihak yang disebut seperti pasar gaming Microsoft, Sony, dan Nintendo serta organisasi esports seperti Valve, Epic Games, Riot Games, ESL Gaming, GOG, Intel, dan Activision Blizzard masih belum memberikan reaksi tentang permintaan dari Fedorov. Industri gaming dan esports belum tahu yang harus dilakukan kedepannya.
Baca Juga:
Timnas Esports Indonesia Incar Medali Emas untuk 'Mobile Legends' di SEA Games 2021
Industri gaming di lain hal memang bekerja keras untuk mendukung Ukraina. Seperti memberikan dukungan ke atlit esports, developer gim, dan institusi lainnya yang menggarap suatu organisasi gim. Sekedar info sebagian rakyat Ukraina telah mengungsi dan mengisolasi diri untuk menghindari korban senjata api saat perang sedang berlanjut.
Salah satu developer, Pingle Studios, menyatakan bahwa konflik itu membuat pekerjaan menjadi tertunda. Perusahaan yang berisikan 250 karyawan itu, bahwa penggarapan gim mereka yang menggunakan Unreal Engine 5 tertunda akibat tiga cabang tempat kerja di sekitarnya mendapatkan ancaman pengeboman.
"Mereka menyerang kota yang damai serta masyarakat di dalamnya. Di kota ini korban sudah terhitung ratusan dan bahkan sebagiannya adalah anak kecil." ungkap Content Manager Pingle Studios, Tymur Solod. (dnz)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Honkai: Star Rail Versi 3.7 Hadir 5 November, Tutup Bab Amphoreus dan Perkenalkan Cyrene
Kena Gelombang PHK Massal, Netflix Tutup Studio Gim Besar Keduanya
Antusiasme Tinggi Hari Kedua Gelaran ChuniMaiDori Festival di Carstensz Mall
Seru Banget nih, CPCM Rayakan Ulang Tahun Kedua dengan Chunimaidori Festival
Bukan Cuma Kamera, ini Bukti iPhone Makin Ganas Buat Gaming di 2025!
Bakal Seru Banget nih, Zenless Zone Zero Versi 2.3 akan Hadir 15 Oktober Bawa Cerita Horor Penuh Teka-Teki
Sistem Pendingin di Red Magic 11 Pro: Cara Kerja dan Keunggulan
Red Magic 11 Pro: HP Gaming dengan Sistem Pendingin Cairan Berbekal Baterai Raksasa 8.000 mAh dan Kipas 24.000 RPM
Karakter 'KPop Demon Hunters' Beraksi di Arena 'Fortnite', Hadir dengan Mode dan Item Eksklusif
HoYoverse Kenalkan Gim Life Sim Kosmik Terbaru Petit Planet