Defisit APBN dan Perang Dagang Bikin IHSG Terjun 5 Persen dan BEI Alami Trading Halt


IHSG Anjlok Turun Hingga 6,12 Persen Ditutup di Zona Merah. (Foto: MerahPutih.com/Didik Setiawan)
MerahPutih.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11.19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Pembekuan perdagangan dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai lebih dari 5 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di antaranya disebabkan oleh sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan negara mitra dagang mereka.
Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah, yang menimbulkan kekhawatiran pada pelaku pasar di tingkat global.
Baca juga:
IHSG Terperosok dan Alami Trading Halt, DPR Langsung Kunjungi BEI
"Yang menyebabkan IHSG mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu tentang perang dagang, kebijakan perdagangan di AS pasca Donald Trump yang sudah berkoar-koar tentang masalah perang dagang," ujar Ibrahim, di Jakarta, Selasa (18/3).
Kebijakan tarif AS itu, akan dibalas oleh negara mitra dagang mereka, dengan biaya tarif impor juga, di antaranya oleh China, Uni Eropa, Kanada hingga Meksiko
"Negara-negara tersebut merupakan negara-negara mitra bisnis yang kita lihat yang cukup bagus ya mereka," ujar Ibrahim.
Ia menyebut peningkatan ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah telah memberikan kekhawatiran terhadap pelaku pasar di tingkat global.
"Kita melihat adalah gejolak konflik ya yang begitu dahsyat terjadi kembali di Timur Tengah, di mana Israel melakukan penyerangan terhadap jalur Gaza," katanya.
Seiring dengan sentimen itu, ia menyampaikan telah menyebabkan investor asing menarik dananya dari pasar saham domestik (foreign outflow) dalam beberapa waktu terakhir
"Bisa saja mereka ada ketakutan tentang stabilitas ekonomi dan global, terutama adalah resesi. Sehingga, mereka bersiap-siap untuk menarik dananya memindahkan investasinya ke negara-negara yang mereka tuju lebih baik," ujar Ibrahim
Sementara itu, dari dalam negeri, ia menyebut tercatatnya defisit APBN periode Februari 2025 telah memberikan sentimen negatif bagi pelaku pasar.
"Terutama adalah defisit anggaran yang kemarin baru dibacakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, ini pun juga menjadi satu permasalahan tersendiri," ujar Ibrahim.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Semprot Dewan PSI, Ketua Dewas PAM Jaya: Kita Mau Kerja, Bukan Cari Benar atau Salah

Pemerintah Diminta Ambil Saham Mayoritas BCA, Komisi XI DPR: Jangan Bikin Gaduh

IHSG Meledak Tembus Rekor All Time High 8.000 Saat Prabowo Sampaikan Pidato Kenegaraan

BEI Belum Mau Hapus Saham Sritex, Meskipun Sudah Masuk Kriteria Delisting

Perang Israel-Iran Ganggu Sentimen Pasar, IHSG Berpeluang kembali Terpuruk

Eks CEO XL Dian Siswarini Jadi Bos Baru Telkom, Saham Melonjak 30 Poin

Pramono Masih Kaji IPO PAM Jaya Agar Bisa Melantai di Bursa Efek Indonesia

Sarankan Prabowo Hati-hati Keluarkan Pernyataan soal Pasar Saham, Ekonom: Kepercayaan Investor bisa Hilang

Penundaan Tarif Trump Bikin IHSG Naik

Antisipasi Pelemahan IHSG, BEI Kaji Pembukaan Kode Broker Imbas Kebijakan Trump
