Dean Koontz Meramalkan Virus Corona di Buku ‘The Eyes of Darkness’?


Dean Koontz memprediksikan virus corona pada novelnya. (LAtimes)
VIRUS Corona terus berlanjut hingga saat ini, menjadi misteri bagaimana awal mula munculnya COVID-19 tersebut. Wabah ini membuat dunia kewalahan.
Virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini ternyata muncul pada buku karya Dean Koontz yang sudah dipublis sejak tahun 1981.
Baca Juga:
Kisah Pelajar Indonesia Berjuang Menghadapi Corona di Tiongkok

Melalui novelnya yang berjudul The Eyes of Darkness, novelis asal Amerika Serikat ini sempat menggemparkan media sosial. Novelnya tersebut menceritakan seorang ilmuwan yang berasal dari Tionkok, Li Chen datang ke Amerika Serikat membawa catatan disket paling penting dan juga berbahaya bagi negaranya. Disekt itu berisikan tentang senjata biologi baru yang akan muncul pada satu dekade.
Dalam novelnya tertulis sangat jelas bahwa senjata biologis baru merupakan virus yang diberi nama Wuhan-400. Diberi nama itu karena virus tersebut dibuat disalah satu laboraturium biosafety dipinggiran kota Wuhan. Apakah Dean Koontz memang benar-benar memprediksikan virus yang dijadikan senjata biologis tersebut untuk mengurangi populasi manusia di bumi atau hanya sebuah kebetulan?
Tidak hanya itu, dalam bukunya juga ia menuliskan bahwa sekitar tahun 2020 penyakit pneumonia, yaitu penyakit yang megganggu pernapasan akan menyebar ke seluruh dunia. Walaupun buku ini dipercayai sebagian orang bahwa Dean Koontz telah memprediksi bahwa virus Corona akan muncul.

Melansir laman Australian Associated Press, edisi pertama buku ini sebenarnya menyebutkan bahwa virus ini akan mewabah di Russia yang disebut Gorki-400. Virus ini dibuat di laboratorium di pinggir kota Russia, Gorki. Ketika Uni Soviet runtuh. Namun pada 1989 buku ini kemudian direvisi dengan mengganti nama virusnya dan awal mula virus tersebut muncul.
Laman Australian Associated Press juga menemukan fakta yang dilansir dari laman Snopes yang menyebutkan bahwa virus Wuhan-400 yang disebutkan oleh Koontz hanyalah sebuah kebetulan saja. Penulisan mengenai virus dalam sebuah novel memang sudah sering dan biasa digunakan. Hal ini juga ditemukan dalam buku karya Stephen King yang berjudul The Stand.
Baca Juga:

Melihat publik mulai mempercayai bahwa Konntz telah memprediksikan COVID-19. Laman Reuters memaparkan perbedaan yang sangat jelas antara gejala-gejala dan sifat COVID-19 dengan Wuhan-400 agar publik tidak salah persepsi. Perbedaan pertama adalah, dalam novel yang dituliskan oleh Koontz, virus Wuhan-400 memiliki masa inkubasi hanya empat jam sementara COVID-19 memiliki masa inkubasi antara satu sampai 14 hari. Menurut WHO, biasanya masa inkubasi muncul pada hari kelima.
Perbedaan kedua adalah, Koontz menggambarkan bahwa Wuhan-400 memiliki tingkat mematikan hingga 100%. Jika seseorang telah terinfeksi virus ini tidak akan bisa bertahan hidup lebih dari 24 jam. Sementara menurut WHO, COVID-19 tingkat mematikannya sekitaran dua hingga empat persen.
Selanjutnya, dalam novelnya Koontz itu bahwa Wuhan-400 menyebabkan keluarnya racun yang bisa memakan jaringan otak dan menyebabkan organ tubuh orang tersebut tidak berfungsi lagi. Sementara itu, jika seseorang terkena infeksi COVID-19 memiliki beberapa gejala seperti demam, batuk, sesak nafas dan kesulitan bernafas. Pada kasus ringan, seseorang akan merasakn pilek dan pada kasus parah orang tersebut dapat mengalami pneumonia hingga kematian. (bel)
Baca Juga:Cegah Eksploitasi Virus Corona, Facebook Larang Iklan Masker Wajah Medis!