Daya Beli Tengah Tertekan, Harga Pangan Harus Dikendalikan


Pedagang menyortir cabai rawit di pasar. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tercatat sebesar 1,17 persen month-to-month (mtm) pada April 2025. Kelompok perumahan air listrik dan bahan bakar tercatat mengalami inflasi sebesar 6,6 persen dan andil 0,98 persen pada April 2025.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal menyampaikan perlunya menjaga harga komoditas pangan sebagai upaya untuk menjaga stabilitas tingkat inflasi domestik ke depan.
Kenaikan harga komoditas pangan bisa memberikan tekanan terhadap daya beli masyarakat, sehingga akan mempengaruhi dari sisi permintaan (demand).
"Produksi pangan, dalam tekanan daya beli seperti sekarang justru menjadi penting untuk dijaga tingkat harganya, karena kalau sampai melambung justru itu akan semakin memukul daya beli lebih jauh lagi," ujar Faisal.
Baca juga:
Daya Beli Anjlok, Okupansi dan Durasi Menginap di Sejumlah Hotel saat Lebaran 2025 Menurun Drastis
Saat ini yang perlu diperhatikan adalah dari sisi permintaan seiring masih cenderung tertekannya daya beli masyarakat imbas adanya ketidakpastian ekonomi di tingkat global. Di sisi lain, untuk memperhatikan dari sisi produksi (supply).
"Untuk menjaga stabilitas inflasi, sebetulnya sekali lagi yang pada saat sekarang concern terbesarnya adalah dari sisi permintaan, tapi bukan berarti supply tidak penting,” ujar Faisal.
Ia mengingatkan, terkait meningkatnya permintaan komoditas emas, yang dibarengi dengan kenaikan harga emas yang terus menerus pada akhir- akhir ini.
Meningkatnya permintaan terhadap komoditas emas lebih disebabkan adanya ekspektasi atau efek psikologis meningkatnya ketidakpastian ekonomi di tingkat global.
"Ini juga satu poin yang lain yang perlu diatasi oleh pemerintah, bagaimana kemudian bekerja keras untuk memperbaiki kondisi yang ada, sehingga memberikan harapan bagi masyarakat bahwa kondisi ekonomi akan membaik ke depan,” ujar Faisal.

Tercatat, inflasi harga bergejolak (volatile food) cenderung mengalami inflasi yang kecil pada April 2025 di tengah adanya momen Ramadhan dan libur Hari Raya Idul Fitri pada awal April 2025.
Inflasi April 2025 lebih banyak disebabkan oleh harga yang diatur oleh pemerintah (administered prices), seiring meningkatnya permintaan dari sisi tarif transportasi seiring masyarakat melakukan mudik Lebaran. (*
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Stok 10 Bahan Pangan di Jakarta Diklaim Aman, Cukup Untuk 2 Bulan ke Depan

Harga Beras di Penggilingan Jawa Barat Merangkak Naik, Nilai Tukar Petani Juga Meningkat

Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen

ID FOOD Gelontorkan Rp 1,75 Triliun Buat Serap dan Stabilkan Harga Gula Petani

Kabar Gembira di Akhir Pekan! Harga Beras Medium dan Cabai Rawit Merah Kompak Anjlok Signifikan

Harga Pangan Hari Ini, 25 September 2025: Beras, Cabai, Hingga Minyak Goreng Turun Drastis

Pemprov DKI Jelaskan Alasan Kenaikan Harga Cabai pada Pekan Ketiga September

Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus

Harga Gula di Tingkat Produsen Rendah, BUMN ID FOOD Percepat Pembelian

Harga Pangan Hari Ini Selasa (23/9): Beras & Daging Kompak Turun, MinyaKita Naik Tipis
