Dali Ni Horbo, Keju Khas Batak Hasil Olahan Susu Kerbau

SUSU memang bukan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia saat dahulu. Konsumsi susu dibawa pada masa kolonial di Nusantara.

Penduduk Nusantara umumnya secara tradisional merupakan masyarakat agraris yang mengonsumsi makanan dari tumbuh-tumbuhan. Pemanfaatan hewan lebih pada dagingnya sebagai barang konsumsi.

Meskipun demikian, di beberapa daerah, beberapa olahan susu secara tradisional tetap ada. Seperti halnya di masyarakat Sumatra Barat, ada dadiah yang merupakan fermentasi susu kerbau, ada danke dari Enrekang, Sulawesi Selatan, berupa susu yang dibuat keju. Selain itu, ada juga olahan susu tradisional dari Tanah Batak, yaitu gabot ni horbo atau dali ni horbo.

Dali ni horbo tepatnya berasal dari Tapanuli. Dali ni horbo berarti susu kerbau, dali berarti susu dan horbo yaitu kerbau dalam bahasa Batak. Dali ni horbo menjadi makanan suku Batak sejak dahulu.

Susu diperas dari induk kerbau yang tengah menyusui. Biasanya susu diambil hingga lima bulan hingga kualitas susu menurun. Per hari, produksi dari satu induk sekitar 2 liter.

Nah, susu itu kemudian dalam hidangan khas Batak diolah kembali. Susu dimasak dengan beberapa bahan dan disajikan seperti bubur. Susu segar dicampur terlebih dahulu dengan ekstrak nanas, setelah itu baru dimasak hingga mengental.

Dali yang sudah mengental bisa langsung dikonsumsi. Teskturnya mirip tahu. Beberapa ada juga terlebih dahulu mengolahnya dengan dimasak bersama bumbu-bumbu khas Batak supaya lebih nikmat dikonsumsi.

Masakan ini sering disebut sebagai kejunya Batak. Dali ni horbo biasanya disajikan di tempat makan khas Batak atau lapo. Kalau kamu melancong ke Sumatera Utara, olahan susu horbo patut kamu coba.

Dalin ni horbo juga bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional khususnya di daerah Tapanuli. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Tipa-tipa, Serealnya Orang Batak

Mencecap Manisnya Tuak, Menyelami Kehidupan Orang Batak