Curhat Guru SLB : Beban Tinggi Gaji Megap-Megap (1)


MerahPutih Pendidikan- Hajah Titin Darwati, seorang guru di Sekolah Luar Biasa menaruh harapan tinggi terhadap pemerintahan Jokowi-JK. Janji pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib para guru, termasuk menaikkan tunjangan memberikan angin segar bagi profesi guru sekaligus merupakan beban tersendiri, mengingat tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan mendidik para generasi penerus bangsa.
Kepada jurnalis Merahputih.com Fransiskus Radhitia, guru berusia 47 tahun mencurahkan isi hatinya seputar beban dan suka duka serta harapan bagi dunia pendidikan kita. Berikut petikan wawancara Kepala Sekolah Cahaya Jaya dengan jurnalis Merahputih.com :
Radit: Bagaimana perhatian pemerintah sampai saat ini kepada guru?
Hj. Titin: "Ya Alhamdullilah baik ya...bagus. Terutama tunjangan-tunjangan kepada guru. Sudah lebih baik dibandingkan dulu-dulu. Pokoknya mutu guru benar-benar diperhatikan, sudah ditingkatkan. Sudah bagus"
Radit: Tunjangan apa saja yang diterima?
Hj. Titin: "Semuanya sih dapet karena kita kan PNS, dari dulu sih sudah ada. Klo untuk guru honorer juga sudah ada saat ini untuk tunjangan kesehatannya."
Radit: Sejak Kapan tunjangan-tunjangan yang diberikan mulai membaik?
Hj. Titin: "Ya semenjak presiden yang lalu sebenarnya sejak sertifikasi profesional itu ada, tapi sering terlambat tunjangan sampai dibawahnya. Misal harusnya sudah ada dari Oktober tapi baru sampai diterima bulan november atau desember."
Radit: Harapan apa untuk saat ini di era kepemimpinan Presiden Jokowi?
Hj. Titin: "Mudah-mudahan dengan presiden yang baru, jangan sampai potensi guru yang sekarang sudah semakin baik, karena pelatihan-pelatihan yang diberikan, SDM yang sudah baik, mudah-mudahan tunjangan-tunjangan yang ada jangan sampai telat aja.
Radit: Apa yang harus difokuskan terlebih dahulu dalam bidang pendidikan?
Hj. Titin: "Ya kurikulumnya dibenahi dulu. Kita capek, dengan kurikulum yang berganti terus-terusan setiap pergantian menteri. Kurikulum yang kemarin 2013 belum selesai, buku pegangan belum ada, tapi kita guru dikejar harus bisa. Sementara menteri yang baru saat ini katanya "dimentahkan dulu", bagaimana coba? Bagaimana pendidikan kita mau maju klo berganti-ganti terus padahal yang berjalan belum tuntas."
Radit: Sebagai kepala sekolah, apakah ada kurikulum yang salah?
Hj. Titin: "Kurikulum tidak pernah ada yang salah, tepat semua. Hanya memang pelaksanaannya itu yang tidak matang. Dahulu pakai kurikulum CBSA, sudah bagus itu siswa aktif, sebenarnya sama dengan kurikulum yang sekarang dipakai, hanya beda ganti nama aja. Tapi jadi berubah semua-semuanya, kebijakan dan lain-lainnya. Ya klo bisa dengan menteri yang baru ini, dipakai dulu yang ada, dihabiskan, baru nanti sudah selesai dievaluasi dan lainnya."
Radit: Bagaimana dengan nasib guru-guru honorer?
Hj. Titin: "Janjinya katanya tahun ini akan diangkat semua, janjinya ya. Janjinya Gubernur DKI dahulu sebelum Jokowi, semua akan diangkat. Tapi di DKI hanya beberapa persen saja. Hanya sedikit, beda dengan yang di daerah-daerah lain, di provonsi lain."
Radit: Bagaimana dengan kenaikan gaji guru?
Hj. Titin: "Kenaikan sesuai dengan peraturan gubernur. Kalau PNS semua ikut aturan daerah."
Radit: Harapan apa kedepan untuk SLB?
Hj. Titin: "Untuk SLB mudah-mudahan kedepannya, karena itu anak dengan berkebutuhan khusus dan mereka butuh pendidikan juga sama seperti anak-anak lain dan mereka tetap anak bangsa juga, ya semoga betul-betul dimanusiakan, diakui. Karena ada isu SLB akan dipisah, Maka tolong anak SLB jangan dianaktirikan, karena mereka juga anak-anak yang membutuhkan pendidikan dan pengakuan yang sama. Sudah bagus waktu itu di DKI ada 'inklusi', yaitu jadi di sekolah reguler, sekolah yang normal ditempatkan anak luar biasanya. Minimal dari satu kelas ada 2 anak luar biasanya. Tapi ternyata di reguler kewalahan, karena tidak adanya guru ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), tidak ada yang menangani. Akhirnya dikembalikan lagi ke SLB, mau ditutup lagi. Jadi diombang-ambing, disana tidak diterima, disini jadi nambah anak."
Foto : karyamurni.wordpress.com
Bagikan
Berita Terkait
Ini Alasan DPR RI Minta Gubernur Jabar Kaji Ulang Aturan Jam Masuk Sekolah Pukul 06.00 WIB

DPRD DKI Minta Sekolah di Jakarta Transparan Soal Aliran Dana Uang Sewa Kantin

PSI DKI Pertanyakan Mandeknya Realisasi Anggaran untuk Rehabilitasi 27 Gedung Sekolah

Playhouse Academy Perkenalkan Layanan Pengembangan Anak Terintegrasi
