Chatbot Bing Ingin Curi Kode Nuklir, Microsoft Terapkan Batasan Baru


Kemampuan chatbot juga perlu dibatasi. (Foto: Unsplash/Om siva Prakash)
TEKNOLOGI kecerdasan buatan kian berkembang dan chatbot menjadi salah satu produk kemajuan teknologi itu yang tengah digandrungi, bahkan meresahkan bagi beberapa orang. Kini, chatbot Bing milik Microsoft juga baru saja membuat resah perusahaan penciptanya.
Seperti diungkapkan laman Unilad, chatbot Bing dan OpenAI menjadi perbincangan karena dituduh mengancam dan bahkan berkhayal mencuri kode nuklir serta membuat virus mematikan. Menurut para ahli, chatbot Bing yang tak stabil kemungkinan disebabkan ia yang mengikuti percakapan online yang dilakukan manusia.
Chatbot juga dirancang untuk memberikan kata-kata yang diprediksi sebagai respons yang paling mungkin, tanpa memahami makna atau konteksnya. Namun, manusia yang berbicara dengan program secara alami cenderung membaca emosi dan tujuan dari apa yang chatbot katakan.
Baca juga:
Kenalan dengan Girl Grup Korea yang Membernya Artificial Intelligence

Salah satu pendiri perusahaan kecerdasan buatan LightOn Laurent Daudet memperkirakan, chatbot yang terlihat tidak stabil tersebut dilatih pada pertukaran ilmu dan informasi yang menjadi agresif atau tidak konsisten.
Ini menunjukkan bahwa chatbot Bing dirancang dengan mengikuti perilaku manusia, baik positif maupun negatif. Chatbot Bing ini dibuat oleh Microsoft dan startup OpenAI, yang sudah membuat sensasi sejak diluncurkan pada November 2022. Jadi dalam upaya nyata untuk menghindari 'kiamat', Microsoft kini telah membatasi program komputer yang mengerikan itu.
Sementara, ChatGPT atau aplikasi yang dapat menghasilkan berbagai jenis konten tertulis dalam hitungan detik dengan permintaan sederhana, juga merupaka hasil kerja sama antara kedua perusahaan itu.
Baca juga:
Mengenal Software Manajemen Berbasis AI

Namun, teknologi di balik Chatbot GPT dan generative AI, teknologi yang digunakan untuk mengembangkan chatbot Bing, semakin menimbulkan kekhawatiran dan kontroversi.
"Mulai hari ini, pengalaman obrolan akan dibatasi hingga 50 putaran obrolan per hari dan lima putaran obrolan per sesi," ungkap Microsoft dalam sebuah pernyataan.
Setelah sesi obrolan mencapai lima putaran, pengguna akan diminta untuk memulai topik baru. Kemudian, di akhir setiap sesi obrolan, konteks perlu dibersihkan agar model tidak bingung. Pengguna cukup mengklik ikon sapu di sebelah kiri kotak telusur untuk awal yang baru. (waf)
Baca juga:
Robot Virtual Bertenaga AI Ditunjuk Jadi CEO
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
POCO F8 Ultra Sudah Raih Sertifikasi NBTC, Kemungkinan Debut Global dalam Waktu Dekat

Bocoran OPPO Reno 15 Pro Max Terungkap, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!

DxOMark Sebut iPhone 17 Pro Punya Kamera Selfie Terbaik, Kalahkan Google dan Honor

Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis

Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan

iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok

ChatGPT bakal Izinkan Konten Erotis untuk Pengguna Dewasa

Engsel iPhone Fold yang Bakal Meluncur Tahun Depan Cuma Rp 1 Juta, Harga HP-nya DIperkirakan Tembus Rp 30 Juta

OPPO Find X9 Series Meluncur Global 28 Oktober, ini Spesifikasi Lengkapnya

Samsung Bakal Hentikan Seri Edge, Bagaimana Nasib Galaxy S26?
