Cerita Pemilik Animal Shelter Olah Kotoran Anabul

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 14 Juli 2022
Cerita Pemilik Animal Shelter Olah Kotoran Anabul

Walaupun mereka menampung hewan hingga puluhan, anabul kesayangan mereka tidak ada satupun yang menimbulkan polusi. (MP/Iftinavia Pradinantia)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PELIHARA anabul (anak bulu atau hewan peliharaan) memang menggemaskan. Ada saja tingkah-polah lucu mereka yang menghibur kita. Namun, memelihara mereka gampang-gampang susah. Kita harus benar-benar menjaga pakan dan kebersihan lingkungan di sekitar anabul. Tujuannya agar mereka tetap sehat dan lingkungan tempat tinggal kita pun tetap nyaman.

Kalau kita enggak memperhatikan kebersihan anabul, enggak cuma kita aja yang terganggu tapi juga tetangga-tetangga kita pun bisa ikutan terganggu. Misalnya, kotoran yang dibuang sembarangan bisa menyumbat saluran air warga dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Belum lagi dengan limbah pakan basah anabul bisa mendatangkan semut atau lalat. Gimana, sih, kiat supaya bisa pelihara anabul tanpa mengganggu lingkungan?

Aktivis pecinta binatang, Doni Herdaru dan Davina Veronica Hariadi Gontha, punya cara jitu supaya bisa memelihara hewan tanpa mengganggu kebersihan lingkungan. Walaupun mereka menampung hewan hingga puluhan, anabul kesayangan mereka tidak ada satupun yang menimbulkan polusi.

Baca juga:

Anabul Tidak Boleh Makan BBQ?

olah kotoran anabul
Davina menuturkan, setiap hari Jumat sampah anorganik di shelter miliknya di Parung akan dibawa ke kantor utamanya di Pondok Pinang. (MP/Iftinavia Pradinantia)

Doni dan Davina cukup perhatian dengan limbah bekas pakan hewan-hewan peliharaannya di shelter. Keduanya kerap kali mendaur ulang sampah bekas kemasan makanan anabul.

"Kalau di shelter aku ajarkan penjaga untuk membuang sampah dengan benar. Untuk sampah anorganik bekas anabul mulai dari plastik kemasan, paperback, kardus-kardus yang enggak basah harus dipisahkan. Kemasan-kemasan yang basah seperti kaleng makanan bekas wet food pun bisa didaur ulang tapi harus dicuci dulu," ujar Davina dalam acara Bolt Sayangi Bumi, Rabu (13/7).

Davina menuturkan, setiap hari Jumat sampah anorganik di shelter miliknya di Parung akan dibawa ke kantor utamanya di Pondok Pinang. "Nantinya di hari Sabtu sampah-sampah itu akan diangkut oleh agen langganan aku untuk diolah oleh mereka," lanjutnya.

Doni juga terbiasa mendaur ulang sampah bekas pakannya, tapi dengan pendekatan yang berbeda. Jika Davina memercayakan agen untuk mendaur ulang sampahnya, Doni memilih untuk mengolah sendiri sampah milik anabulnya. "Di shelter karung bekas kemasan pakan hewan enggak ada yang dibuang tapi dikumpulin. Dikumpulin, dicuci, lalu kita daur ulang misalnya buat pot tanaman," beber Doni.

Lalu bagaimana dengan kotoran anabul?

"Kalo poop-nya bagus aku buang di septictank. Sementara kalo mencret, kotorannya biasa aku ambil pakai koran bekas lalu buang tempat sampah," tutur Davina.

Baca juga:

Bikin Anabul Kesayangan Mood Selalu

olah kotoran anabul
Doni juga terbiasa mendaur ulang sampah bekas pakannya, tapi dengan pendekatan yang berbeda. (MP/Iftinavia Pradinantia)

Sementara yang dilakukan Doni lebih jauh. Ia membuat tiga unit septictank khusus hewan-hewan peliharaannya yang berjumlah puluhan. "Ukuran masing-masing septictank adalah 6 x 3 meter dengan kedalaman empat meter. Itu kayaknya 400 tahun juga enggak bakalan penuh," celetuknya.

"Supaya tidak jadi polusi udara, bau, kita kelola. Kita masukkan septictank agar tidak mencemari saluran air warga," jelas Doni.

Selain memelihara anjing dan kucing, Doni juga memelihara ikan lele di halaman rumahnya. "Ikan lele itu kami kasih pakan sisa anjing atau kucing di rumah. Jadi enggak ada sampah makanan yang terbuang. Alhamdulillah tahun ketiga kami tidak pernah panggil tukang sampah," urainya,

"Kami para pegiat animal shelter tentu punya cara tersendiri. Edukasi, implementasi, konsistensi itu harus diberdayakan. Do what is right not what is easy karena yang gampang belum tentu benar dan yang benar belum tentu mudah," tukas Doni. (avia)

Baca juga:

Tempat Makan Anjing dari Hermes buat Anabul Sultan

#Hewan #Hewan Peliharaan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Kawasan Gunung Tangkuban Parahu sudah cukup banyak penduduk dan menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Indonesia
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Pemerintah berharap pengakuan dari WOAH dapat diraih pada 2025
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Dunia
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Meski pihak kebun binatang menyebut hewan yang akan dijadikan pakan terlebih dahulu dieutanasia.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Dunia
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Kebun Binatang Aalborg meminta sumbangan ayam, kelinci, dan marmut hidup, yang menurut mereka akan ‘dieutanasia secara lembut’ oleh staf yang terlatih.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Indonesia
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Keberadaan hewan peliharaan bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan bagian dari keseimbangan emosional pemiliknya.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 26 Juli 2025
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Berita Foto
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Warga membawa hewan peliharaan di Taman Sambas Asri, Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 24 Juni 2025
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Indonesia
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Babi yang sebelumnya sempat pingsan kini sudah pulih sepenuhnya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 17 Juni 2025
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Indonesia
Pemprov DKI Bakal Berikan Subsidi Hewan Saat Berobat, Bukan Iuran Seperti BPJS Kesehatan
Dinas KPKP DKI tengah membuat kajian terkait pembangunan puskeswan. Barulah di 2026 pembangunan dilakukan di lima wilayah Jakarta dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 10 Juni 2025
Pemprov DKI Bakal Berikan Subsidi Hewan Saat Berobat, Bukan Iuran Seperti BPJS Kesehatan
Indonesia
Wacana soal BPJS Hewan, Francine PSI Minta Layanan Kesehatan Hewan Dipenuhi Terlebih Dahulu
Wacana soal BPJS Hewan kini menjadi perhatian anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PSI, Francine. Pemprov DKI diminta untuk memenuhi layanan kesehatan hewan.
Soffi Amira - Senin, 09 Juni 2025
Wacana soal BPJS Hewan, Francine PSI Minta Layanan Kesehatan Hewan Dipenuhi Terlebih Dahulu
Indonesia
6 Mobil Khusus Kesehatan Hewan Bakal Beroperasi di Jakarta, Dimulai 2026
Warga Jakarta yang selama ini merasa resah tidak bisa membawa hewan-hewan peliharaannya ke Puskesmas, terutama karena alasan jarak, nantinya tidak perlu khawatir lagi.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 18 Mei 2025
6 Mobil Khusus Kesehatan Hewan Bakal Beroperasi di Jakarta, Dimulai 2026
Bagikan