Cerita Pemilik Animal Shelter Olah Kotoran Anabul


Walaupun mereka menampung hewan hingga puluhan, anabul kesayangan mereka tidak ada satupun yang menimbulkan polusi. (MP/Iftinavia Pradinantia)
PELIHARA anabul (anak bulu atau hewan peliharaan) memang menggemaskan. Ada saja tingkah-polah lucu mereka yang menghibur kita. Namun, memelihara mereka gampang-gampang susah. Kita harus benar-benar menjaga pakan dan kebersihan lingkungan di sekitar anabul. Tujuannya agar mereka tetap sehat dan lingkungan tempat tinggal kita pun tetap nyaman.
Kalau kita enggak memperhatikan kebersihan anabul, enggak cuma kita aja yang terganggu tapi juga tetangga-tetangga kita pun bisa ikutan terganggu. Misalnya, kotoran yang dibuang sembarangan bisa menyumbat saluran air warga dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Belum lagi dengan limbah pakan basah anabul bisa mendatangkan semut atau lalat. Gimana, sih, kiat supaya bisa pelihara anabul tanpa mengganggu lingkungan?
Aktivis pecinta binatang, Doni Herdaru dan Davina Veronica Hariadi Gontha, punya cara jitu supaya bisa memelihara hewan tanpa mengganggu kebersihan lingkungan. Walaupun mereka menampung hewan hingga puluhan, anabul kesayangan mereka tidak ada satupun yang menimbulkan polusi.
Baca juga:

Doni dan Davina cukup perhatian dengan limbah bekas pakan hewan-hewan peliharaannya di shelter. Keduanya kerap kali mendaur ulang sampah bekas kemasan makanan anabul.
"Kalau di shelter aku ajarkan penjaga untuk membuang sampah dengan benar. Untuk sampah anorganik bekas anabul mulai dari plastik kemasan, paperback, kardus-kardus yang enggak basah harus dipisahkan. Kemasan-kemasan yang basah seperti kaleng makanan bekas wet food pun bisa didaur ulang tapi harus dicuci dulu," ujar Davina dalam acara Bolt Sayangi Bumi, Rabu (13/7).
Davina menuturkan, setiap hari Jumat sampah anorganik di shelter miliknya di Parung akan dibawa ke kantor utamanya di Pondok Pinang. "Nantinya di hari Sabtu sampah-sampah itu akan diangkut oleh agen langganan aku untuk diolah oleh mereka," lanjutnya.
Doni juga terbiasa mendaur ulang sampah bekas pakannya, tapi dengan pendekatan yang berbeda. Jika Davina memercayakan agen untuk mendaur ulang sampahnya, Doni memilih untuk mengolah sendiri sampah milik anabulnya. "Di shelter karung bekas kemasan pakan hewan enggak ada yang dibuang tapi dikumpulin. Dikumpulin, dicuci, lalu kita daur ulang misalnya buat pot tanaman," beber Doni.
Lalu bagaimana dengan kotoran anabul?
"Kalo poop-nya bagus aku buang di septictank. Sementara kalo mencret, kotorannya biasa aku ambil pakai koran bekas lalu buang tempat sampah," tutur Davina.
Baca juga:

Sementara yang dilakukan Doni lebih jauh. Ia membuat tiga unit septictank khusus hewan-hewan peliharaannya yang berjumlah puluhan. "Ukuran masing-masing septictank adalah 6 x 3 meter dengan kedalaman empat meter. Itu kayaknya 400 tahun juga enggak bakalan penuh," celetuknya.
"Supaya tidak jadi polusi udara, bau, kita kelola. Kita masukkan septictank agar tidak mencemari saluran air warga," jelas Doni.
Selain memelihara anjing dan kucing, Doni juga memelihara ikan lele di halaman rumahnya. "Ikan lele itu kami kasih pakan sisa anjing atau kucing di rumah. Jadi enggak ada sampah makanan yang terbuang. Alhamdulillah tahun ketiga kami tidak pernah panggil tukang sampah," urainya,
"Kami para pegiat animal shelter tentu punya cara tersendiri. Edukasi, implementasi, konsistensi itu harus diberdayakan. Do what is right not what is easy karena yang gampang belum tentu benar dan yang benar belum tentu mudah," tukas Doni. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga

Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia

Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam

Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator

Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan

Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan

Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan

Pemprov DKI Bakal Berikan Subsidi Hewan Saat Berobat, Bukan Iuran Seperti BPJS Kesehatan

Wacana soal BPJS Hewan, Francine PSI Minta Layanan Kesehatan Hewan Dipenuhi Terlebih Dahulu

6 Mobil Khusus Kesehatan Hewan Bakal Beroperasi di Jakarta, Dimulai 2026
