Budayawan Banten Kritik Program Kerja Wahidin-Andika, Kenapa?


Ketua Dewan Kesenian Banten (DKB) Chavcay Syaefullah (Foto: MP/Sucitra)
MerahPutih.Com - Gubernur Banten Wahidin Halim dan wakilnya Andika Hazrumy dipandang kurang peduli dalam merencanakan kemajuan peradaban di wilayahnya. Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Kesenian Banten (DKB) Chavcay Syaefullah pasca pelaksanaan Jambore Seniman Banten (Jaseba) baru-baru ini.
Jaseba yang digelar pada 5-6 Agustus 2017 di Pantai Kelapa Gading Cinangka Kabupaten Serang tersebut, dihadiri 213 orang perwakilan dari 75 sanggar,komunitas, dan lembaga. Wahidin Halim diundang secara khusus untuk membuka acara, sekaligus menjadi nara sumber utama pada agenda pokok Dialog Kebudayaan.
Namun yang diharapkan datang berhalangan hadir. Akhirnya, pembukaan dan dialog dilaksanakan tanpa sang gubernur, sebagai gantinya Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Ujang Rafiudin mewakili.
Sementara itu, wakil gubernur Banten Andika Hazrumy yang juga diharapka hadir pada penutup acara keesokan harinya, juga berhalangan dengan alasan yang belum bisa dipastikan.
Keadaan itu menjadi pembicaraan serius di kalangan seniman dan budayawan yang berkumpul pada agenda tersebut, mereka meragukan pemerintahan provinsi Banten di Era Wahidin Halim-Andika Hazrumy, dapat menjadi titik tolak melesatnya laju kemajuan peradaban dan kebudayaan Banten.
Chavcay mengatakan, seharusnya pemimpin di provinsi yang memiliki jejak gemilang peradaban dan kebudayaan di masa Kesultanan Banten, punya spirit untuk membangkitkan dan menghidupkannya hari ini.
“Wahidin dan Andika masih kurang peduli terhadap masa depan kesenian dan kebudayaan di Banten. Lebih menyedihkan lagi, mereka enggan berdialog dengan seniman dan budayawan. Buktinya Wahidin tidak mau datang di acara pembukaan Jaseba dan Andika tidak mau datang di acara penutupan Jaseba. Padahal perwakilan sanggar, komunitas, dan lembaga dari seluruh kabupaten/kota se-Banten sudah menunggu," terangnya Selasa (8/8/).
Seniman yang karya sastranya bergelut seputar nilai keluarga, agama, dan negara tersebut mengatakan, secara kultural Banten jauh tertinggal dari daerah-daerah lain di tanah air meski secara geografis terletak bersebelahan dengan ibukota. Karenanya dibutuhkan kerjasama yang harmonis antara pelaku seni, budayawan, dan pemerintahnya.
"Gubernur dan wakil gubernur harus mendengar aspirasi seniman dan budayawan Banten. Itu kunci kalau Banten mau maju secara kebudayaan, harus saling peduli dan mau bekerjasama. Saya berharap sepenuh hati agar gubernur dan wakil gubernur mulai mau melangkah bersama dengan seniman dan budayawan Banten,” ungkapnya.(Ctr)
Bagikan
Berita Terkait
Pemprov DKI Jakarta dan Banten Resmi Luncurkan Transjabodetabek Rute Alam Sutera-Blok M

Andra Soni Janji Bangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu di Tangsel

Mengenal Wayang Garing, Kesenian asal Banten yang Terancam Punah

Arief R. Wismansyah Bakal Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Polisi Selidiki Teror di Rumah Mantan Gubernur Banten Sebelum Didatangi Anies
