BSSN Berikan 8 Tips Deteksi Berita Hoax
Ilustrasi hoax. (Foto: Pexels/rawpixel.com)
MerahPutih.com - Di era digital banyak orang mengakses informasi melalui sosial media dan platform chatting yang populer. Banyak sisi positif, namun ada juga sisi negatif yang perlu diwaspadai, diantara pengguna Internet kerap dibanjiri hoax.
Berita palsu yang sengaja dibuat dan disebarkan, menyebabkan banyak dampak negatif, misalnya bisa menimbulkan ketakutan, atau menipu publik demi kepentingan tertentu.
Jika sebelumnya hoax banyak beredar melalui SMS dan email, kini dengan pesatnya penggunaan aplikasi chatting seperti WhatsApp, BBM (BlackBerry Messenger), dan lainnya berita hoax mudah diviralkan, karena pembuat juga melakukan penyebaran lewat platform sosial media (Facebook, Twitter, Instagram).
Menindak lanjuti hal ini, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Djoko Setiadi, mengatakan pihaknya terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, di antaranya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), dan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri).
"Soal itu kami selalu bekerja sama dengan berbagai pihak salah satunya dengan Bareskrim. Kami mengimbau agar masyarakat bersosial media dengan santun dan baik," ujar Djoko dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (29/11)
Guna membantu publik mendeteksi hoax, Kepala BSSN DJoko Setiadi pernah memberikan 8 tips khusus, yakni:
1. Cek Keanehan yang Ada
Melakukan pengecekan tampilan berita untuk mengetahui keanehan atau kejanggalan yang terdapat dalam berita. Berita hoax biasanya menggunakan bahasa yang provokatif memanfaatkan isu-isu yang sedang tren, isu sara, tokoh-tokoh terkenal, instansi pemerintah maupun swasta.
2. Cek Kesesuaian Judul dan isi Berita
Melakukan pengecekan kesesuaian judul dan isi yang ditampilkan dalam berita. Hal ini perlu dilakukan karena pembuat berita hoax terkadang menampilkan judul berita yang provokatif dan fenomenal, namun ketika keseluruhan isi berita dibaca tidak mencerminkan judul yang ditampilkan.
3. Perhatikan Sumber Berita
Jika sumber berita berasal dari media online yang telah terverifikasi oleh dewan pers, kemungkinan besar informasi yang disampaikan oleh media online tersebut merupakan informasi yang benar. Sebaliknya, jika sumber berita berasal dari media online yang belum terverifikasi dewan pers, ada kemungkinan berita yang ditampilkan berisi informasi hoax.
4. Ketersediaan Data Pendukung
Apabila berita yang ditampilkan memiliki data dukung yang berasal dari media online yang terverifikasi dewan pers atau terdapat data dukung dari media sosial yang terpercaya, maka berita dapat dikategorikan berita yang valid.
5. Cek Tanggal Berita
Berita hoax tidak menyertakan tanggal kejadian atau tidak memiliki tanggal yang bisa diverifikasi oleh pembaca.
6. Cek Kredibilitas Penulis
Melaksanakan pengecekan kredibilitas penulis dengan melakukan pengecekan biografi dan riwayat penulisan.
7. Cek Keberpihakan
Melaksanakan pengecekan terhadap keberpihakan penulis / media terhadap kelompok/golongan tertentu.
8. Verifikasi ke Pihak Terkait
Melakukan verifikasi isi berita kepada pihak terkait sehingga diperoleh kebenaran informasi berita yang ditampilkan. Verifikasi ini dapat dilakukan secara langsung ke pihak terkait atau melalui media sosial yang digunakan untuk menyampaikan informasi resmi kepada masyarakat. (*)
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Perintahkan Semua Kantor Desa Diaudit, Menkeu Purbaya Didemo Para Kades
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Pecat Bahlil karena Ketahuan Bohong Listrik di Aceh Sudah Menyala
[HOAKS ATAU FAKTA]: Dedi Mulyadi Disambut Ribuan Orang saat Kunjungi Korban Banjir Aceh dan Padang
[HOAKS atau FAKTA]: KTP Warga Aceh Disebut 'Kebal Pinjol' berkat Kebijakan Pemprov
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia Tenggelamkan 31 Kapal Asal China di Natuna, Masuk secara Ilegal
Penyebab KRL Tanah Abang-Serpong Alami Gangguan Hari ini, Dipicu Hoax soal Rel yang Patah
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Larang Jokowi Bepergian ke Luar Negeri terkait Kasus Ijazah Palsu
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Angkat Titiek Soeharto Jadi Ketua DPR RI untuk Basmi Koruptor dan Mafia
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Minta Prabowo Ganti Menkeu Purbaya, Dianggap tak Paham Pengelolaan Anggaran Negara