'Break' Saat Pacaran Bukan Berarti Putus, Malah Bisa Bermanfaat Bagi Hubungan
Break enggak selalu putus kok. (Foto: Pixabay/moshehar)
JIKA kamu dan pacar selalu bertengkar atas hal yang sama, tidak pernah memiliki opini yang selaras, dan lebih banyak waktu 'musuhan' ketimbang bahagia dan sayang-sayangan, artinya ada yang harus diperbaiki dari hubungan percintaanmu. Break kemungkinan menjadi solusi untuk memperbaiki hubunganmu dengan sang kekasih.
Di sisi lain, beberapa orang memiliki anggapan bahwa break adalah bahasa halus dari break up alias putus. Dikutip dari Brides, break artinya kamu dan pasangan mengambil "cuti" dari satu sama lain dan hubungan. Biasanya kamu dan kekasih tidak saling bertukar pesan, telepon, dan bertemu untuk beberapa waktu.
Baca juga:
Umumnya, break bukan berarti kamu bisa berkencan dengan orang lain atau bertingkah seperti orang yang single. Kamu masih tetap berpacaran, tetapi berhenti berhubungan sejenak untuk memberikan ruang dan waktu masing-masing agar bisa berpikir lebih jernih tanpa intervensi. Break juga memberikan waktu bagimu untuk mencari tahu apa yang salah dari hubunganmu dengannya.
Di sisi lain, ada juga yang memanfaatkan break untuk berkencan dengan orang lain, genit sana-sini, atau membuat akun online dating yang malah menambah masalah dengan kekasih atau bisa berujung putus. Meski begitu, tidak ada aturan yang salah dan benar dalam konsep break. Aturan-aturan break tidak ada yang tertulis, sehingga diciptakan dan disesuaikan berdasarkan kenyamanan dan perjanjian tiap pasangan.
Psikoterapis Parisa Ghanbari menganggap bahwa break bisa memberikan manfaat bagi hubungan. "Break dalam hubungan bisa membantu menghentikan dan mengurangi dinamika hubungan yang tidak sehat," ungkapnya kepada Bustle.
Baca Juga:
Berikan batas waktu sampai lama break berlangsung. (Foto- Pexels/Eren Li)
Agar break bisa mengarahkan hubungan menjadi lebih baik, penting dilakukan pembicaraan terbuka terhadap pasangan. "Hubungan itu bersifat kolaboratif, artinya keputusan untuk break harus mutual," ungkap terapis Janine Ilsley, LMSW, kepada Bustle.
Jika ada satu pihak yang tidak setuju, maka bisa jadi ia akan merasa diasingkan alias dikacangin, dan juga bisa berujung pada timbulnya rasa dendam. Kamu juga harus membicarakan dengan baik mengenai makna break bagi satu sama lain, dan menciptakan aturan-aturan khusus yang membuat kedua belah pihak merasa nyaman.
Tidak kalah penting, dibutuhkan pemilihan waktu yang disetujui kedua belah pihak mengenai kapan kamu dan dia hendak terhubung kembali alias balikan. Ghanbari menyarankan bahwa menentukan batas waktu break mampu mencegah stres yang lebih parah, rasa ketidakpastian, dan rasa takut ditinggal pasangan yang malah membuat break menjadi tidak efektif. (SHN)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya
Kamu Clingy ke Pasangan? Bisa Jadi Itu Tanda Insecure dan Takut Ditinggalkan
Jangan Coba-Coba FWB, Risiko Negatif Membayangi
Si Doi Sungguh Cinta atau Sekadar Breadcrumbing? Ketahui Makna dan Tanda-tandanya
Tips Pertemanan Langgeng, Perlu Adanya 'Ekuitas Persahabatan'
Pasangan Posesif Bikin Hubungan Jadi Toksik, Begini 5 Cara Menghadapinya
Kena Silent Treatment Sama Pasangan? Ini yang Harus Kamu Lakukan
Punya Trust Issue dengan Pasangan, Begini Cara Menanganinya
Segera Tinggalkan! Ini 5 Tanda Kamu Terjebak dalam Hubungan Toxic
Ini 5 Tanda Kamu Punya Chemistry Baik dengan Pasangan