Bowo Siapkan Serangan Fajar Amplop Cap Jempol, KPK: Jangan Dipilih!


Juru Bicara KPK Febri Diansyah. (MP/Ponco Sulaksono)
MerahPutih.com - Tersangka anggota DPR dari Fraksi Golkar Bowo Sidik Pangarso menyiapkan ribuan amplop serangan fajar bercap jempol yang diduga berasal dari uang suap Rp8 miliar. KPK pun mengingatkan publik jangan pernah memilih pemimpin yang membeli suara dengan uang saat pencoblosan 17 April mendatang.
"Yang memberikan amplop jangan dipilih," kata Juru Bicara (Jubir) KPK, Febri Diansyah, kepada wartawan usai bertemu jajaran KPU RI, di Jakarta, kemarin.
KPK sebelumnya menyita 82 kardus berisikan 400.000 amplop yang disita dari kantor PT Inersia milik Bowo. Febri membenarkan ada cap tanda jempol saat membuka sejumlah amplop di tiga kardus, tetapi penyidik belum menemukan ada kaitan dengan kepentingan Pilpres.
"Tidak ada nomor urut, yang ada adalah cap jempol di amplop tersebut," tegas mantan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) itu.

Menurut Febri, berdasarkan fakta hukum dan pengakuan tersangka uang amplop itu digunakan untuk serangan fajar sebagai calon legislatif petahana Golkar dapil Jawa Tengah II. KPK juga meminta seluruh pihak tidak mengaitkan proses hukum suap serangan fajar ini dengan isu politik praktis Pilpres.
"Memang ada stempel atau cap cap tertentu di amplop tersebut, tapi sejauh ini fakta hukum yang ada itu masih terkait dengan kebutuhan pemilu legislatif," ungkap Febri.
Lebih jauh, KPK mengingatkan publik jangan menggadaikan harga diri hanya untuk imbalan murah dalam pesta demokrasi pemilu 2019. Apalagi, digadaikan hanya untuk amplop berisi uang Rp20 ribu atau Rp 50 ribu seperti temuan barang bukti dalam kasus suap Bowo.
"Apa iya harga diri? dan suara masyarakat itu dihargai amplop senilai Rp20 ribu dan Rp50 ribu itu. Karena itu kami mengajak masyarakat untuk tolak dan tidak memilih," tutup Febri.

Sebelumnya, KPK menetapkan anggota Komisi VI DPR Komisi Bowo Sidik Pangarso sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait distribusi pupuk. Dalam kasus suap yang melibatkan PT Humpuss Transportasi Kimia dan PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog) itu, KPK menyita uang Rp 8 miliar yang sudah disimpan dalam ratusan ribu amplop berisi pecahan Rp50 ribu dan Rp20 ribu. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Airlangga Tegaskan Golkar Saat Ini Sangat Solid Dibanding Pemilu 2019

PAN Beri Sinyal Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024

Rencana Pertemuan AHY-Puan Angin Segar Bagi Politik Tanah Air

Ditanya Prabowo Jadi Cawapres Ganjar, Jokowi Jawab Nanti Siang Ketemu

Gugatannya Picu Kontroversi, Partai Prima Bantah Minta Pemilu Ditunda

Baru Terungkap, Anies Pernah Ditawari Capres Dua Kali di Pemilu 2019
