BNPT: Waspadai Gerombolan ISIS dari Marawi


Komjen Pol Suhardi Alius (foto Wikipedia)
MerahPutih.com - Kelompok radikal ISIS bukan hanya datang dari Suriah namun juga bisa datang dari Marawi, Filipina. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan mewaspadai gerombolan tersebut.
"Kita benar-benar harus waspada karena bentangan geografis kita yang luar biasa sehingga apa yang terjadi di Marawi berdampak langsung ke Indonesia," kata Kepala BNPT, Komjen Polisi Suhardi Alius di Gedung Lemhannas, Jakarta, Rabu (23/5).
Bahkan, lanjut dia, sebagaimana dilansir Antara, ada beberapa website radikal yang menginstruksikan anggota ISIS Marawi untuk pindah ke Indonesia karena di Marawi sudah tidak memungkinkan.
"Ini harus diantisipasi," kata Suhardi yang menjadi narasumber pada Round Table Discussion bertema "Mengantisipasi Kondisi Keamanan Kawasan Asia Pasifik Guna Mengurangi Implikasinya Dalam Rangka Ketahanan Nasional" itu.

Menurut mantan Kabareskrim Polri itu, setelah ISIS di Suriah hancur, banyak anggotanya yang menyeberang ke Indonesia. Ada juga simpatisan ISIS di Indonesia yang ingin berperang ke Marawi karena daerah konflik selalu menjadi medan magnet bagi mereka untuk berjihad.
Untuk teritorial di Asia Tenggara, kata Suhardi, ISIS sempat mau mengalihkan ke Sulawesi Tengah. Akan tetapi, karena TNI dan Polri kuat, mereka bergeser ke Filipina selatan karena di sana memang sudah ada beberapa faksi yang menjadi sel-sel ISIS.
"Peta ini saya sampaikan agar kita waspada. Tugas besar Lemhannas bagaimana masyarakat mempunyai ketahanan, termasuk ketahanan pribadi," katanya.
Mantan Sekretaris Utama Lemhannas itu menjelaskan bahwa infiltrasi sel radikalisme dan terorisme dilakukan melalui penyebaran ideologinya sehingga tumbuh dan berkembang dalam lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu, lanjut Suhardi, Lemhannas harus bisa mengkaji dan menyiapkan produk untuk menyiapkan ketahanan pribadi dan masyarakat dalam rangka memverifikasi setiap informasi tentang radikalisme dan terorisme, khususnya dalam persepsi ideologi radikalisme dan terorisme.

"Kita semua harus bisa menjaga pertahanan pribadi, keluarga, dan lingkungan. Jangan sampai kita siap menghadapi ancaman dari luar, tetapi dari sisi pribadi kita belum punya kemampuan untuk menjauhi ideologi negatif tersebut," ujarnya.
Ia pun berharap dengan segera diundangkannya Rancangan Undang-Undang Antiterorisme, tahap preparasi radikalisme dan terorisme bisa disentuh.
"Mulai dari orang yang menginspirasi, pelatihan militer, returnees yang kembali dari daerah konflik bisa diinvestigasi dan ditangani, konten penyebaran radikalisme dan terorisme bisa ditindak, termasuk orang yang terafiliasi bisa diperiksa," katanya. (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Ketua KPK dan Kepala BNPT Kena Mutasi di Internal Polri

Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda

Remaja 18 Tahun Ditangkap Densus 88, Diduga Sebarkan Propaganda ISIS dan Ajakan Teror

Sheriff Las Vegas Tepis Ledakan Tesla Cybertruck Dekat Hotel Trump Terkait ISIS

BNPT Sampaikan Capaian Kinerja dan Global Terrorism Index Tahun 2024

BNPT Antisipasi Ancaman Terorisme saat Natal dan Tahun Baru 2025

Densus Temukan Simbol ISIS di Rumah Salah Satu Pengancam Paus Fransiskus

2 Terduga Teroris yang Ditangkap di Jakbar Sudah Siapkan Bahan Peledak

Terdeteksi Kibarkan Bendera ISIS di Medsos, 2 Terduga Teroris Dicokok di Jakbar

Teroris Remaja Malang Baiat Online ke ISIS Lewat Aplikasi Medsos
