BMKG Beberkan Bahaya Awan 'UFO' di Langit Banda Aceh
Fenomena awan mirip Unidentified Fliying Object “UFO” yang terlihat di langit di kawasan Desa Punge, Kota Banda Aceh pada Selasa (6/7/2021) sore. (ANTARA/HO-Dok. Pribadi Cut Ida Khairani)
MerahPutih.com - Warga heboh dengan kemunculan fenomena awan mirip unidentified fliying object (UFO) yang terlihat di langit di kawasan Desa Punge, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Selasa (6/7) sore.
Awan ini diabadikan warga menggunakan telepon selular dan menjadi perbincangan hangat di media sosial hingga Rabu siang. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan fenomena awan itu berbahaya bagi penerbangan.
“Awan berbentuk UFO ini disebut wan Lenticularis atau biasa disebut awan topi atau awan tudung. Bagi penerbangan dampaknya sangat berbahaya,” kata Prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya Rezky P Hartiwi di Meulaboh, Rabu (7/7).
Baca Juga:
Menurut Rezky, awan Lenticularis sangat berbahaya bagi pesawat terbang karena bisa menyebabkan turbulensi atau goncangan secara vertikal yang kuat, karena pesawat bisa mengalami penurunan tekanan udara secara drastis.
Khusus bagi pesawat yang terbang dengan level ketinggian yang rendah, biasanya pilot sangat menghindari awan Lenticularis ini. Awan dapat menyebabkan terjadinya angin kencang, dan hujan.
Namun, lanjut dia, seiring berjalannya waktu awan ini akan luruh. “Kalau untuk masyarakat menghindari awan ini biasanya harus tetap di dalam rumah ya, kalaupun ada yang mengharuskan beraktivitas di luar, dimohon untuk tetap waspada dan hati-hati,” imbau Rezky, dikutip Antara.
Fenomena awan topi atau tudung ini biasanya terjadi pada saat saat tertentu atau disebut bersifat momentum. Awan ini terjadi akibat adanya massa udara yang basah melintasi daerah pegunungan.
Meskipun awan ini indah atau unik, tapi awan ini berbahaya bagi dunia penerbangan. BMKG juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada serta bisa mendapatkan informasi yang akurat mengenai fenomena semacam ini.
Lebih jauh, Rezky menambahkan awan ini biasanya tumbuh di sekitar gunung atau bukit akibat hembusan angin di kawasan pegunungan.
“Awan Lenticularis ini dapat menyebabkan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang kuat, sehingga sangat berbahaya bagi penerbangan dengan level rendah,” tutup Prakirawan BMKG itu. (*)
Baca juga:
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Kepala BMKG Lapor ke Prabowo: Indonesia Sedang Dikepung 3 Siklon Tropis
Hasil Sepak Bola SEA Games 2025: Raih Kemenangan 2-0 atas Filipina secara Dramatis, Timnas Vietnam U-23 Melaju ke Final
DPR Ingatkan Pemerintah Bersiap Hadapi Siklon Tropis 93S di Wilayah Timur Indonesia
Penembakan Massal Pantai Bondi Sydney Dilakukan Ayah-Anak, 1 Pelaku Tewas di TKP
BMKG: Siklon Bakung Ancam Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah Indonesia
Bibit Siklon Tropis 93S: Lokasi, Kecepatan Angin, dan Dampaknya di Indonesia
Hasil Sepak Bola SEA Games 2025: Timnas Vietnam U-23 Kalahkan Malaysia 2-0, Peluang Indonesia untuk Lolos ke Semifinal Terbuka
[HOAKS atau FAKTA]: Dikepung Siklon 97s, Badai Besar dan Hujan Ekstrem bakal Terjadi di Pulau Jawa
Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Kamis 11 Desember 2025
Hasil AFC Champions League Two: Kalahkan Bangkok United 1-0, Persib Lolos ke 16 Besar sebagai Juara Grup