Jejak Kontroversi Puluhan Tahun UFO 'Sambangi' Indonesia


Hari UFO se-Dunia dirayakan pada 2 Juli setiap tahunnya. (Foto: Pixabay/tombud)
PENGGEMAR teori kehidupan luar angkasa mengakui setiap 2 Juli sebagai hari Unidentified Flying Object (UFO) sedunia. Piring terbang yang dipercaya dikendalikan mahkluk luar angkasa itu ternyata juga dipercaya pernah beberapa kali meninggal jejak di Indonesia sejak puluhan tahun lalu.
Berdasarkan penelusuran MerahPutih.com, kemunculan UFO di Indonesia sesungguhnya pernah dibahas sejak 1950 silam. Namun, sejak masa itu hingga kini belum ada pernyataan lembaga resmi yang mengakui UFO melayang di langit Indonesia.
Baca juga:
Markas Alien Ada di Indonesia?
"UFO sendiri secara ilmiah dianggap tidak ada. Masyarakat kadang terbawa informasi yang bersumber dari cerita-cerita fiksi ilmiah, termasuk dari film-film yang sebenarnya hanya khayalan," kata peneliti senior Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, dikutip dari blog resminya, Sabtu (5/7).
Thomas sampai sekarang tetap bersikukuh keberadaan UFO dan alien merupakan kabar bohong alias hoaks. Menurut dia, semua kemunculan UFO itu hanyalah rekayasa yang belum bisa dibuktikan secara ilmiah.
"Rekayasa atau tergolong pseudosains (sains semu)," tegas Kepala LAPAN yang pernah menjadi Wakil Ketua I Sidang PBB Keantariksaan periode 2018-2019 di Vienna pada 22-29 Juni 2018 silam itu.
Berawal dari 1950-an

Di balik semua kontroversi itu, berdasarkan catatan sejak pertama UFO sudah pernah menyapa langit Indonesia sedikitnya 19 kali. Pertama kali tercatat muncul pada 28 Januari 1953 di langit Medan, Sumatera Utara dan dua tahun berselang juga muncul di kota yang sama.
Daftar dugaan penampakan UFO selanjutnya terjadi di Jakarta 1962, Surabaya 1964, lalu kembali lagi pada tahun yang sama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selang sembilan tahun kemudian UFO muncul di Gunung Agung, Bali. Lalu disusul di Yogyakarta pada 1980, Pulau Tarakan 1984 dan di Jakarta pada 1984. Dugaan kemunculan UFO terjadi kembali 18 Maret 2011 di Seminyak, Bali.
Terakhir, Rudiat, seorang warga Ciamis merekam benda terbang yang diduga UFO menggunakan ponselnya pada 27 Juli 2018, sekitar pukul 21.00 WIB. Beberapa tahun sebelumnya, Nisrina Azahra (8), warga Bandung, sempat memotret benda lain yang diduga UFO sebanyak dua kali menggunakan kamera handphone pada Rabu 27 Juni 2012, sekitar pukul 14.30 WIB.
Baca juga:
Buat Kamu yang Suka Alien dan UFO, Ini Tempat untuk Melihatnya
Kasus Terheboh

Namun, dari sederet dugaan penampakan UFO yang paling sempat menghebohkan Indonesia terjadi pada medio 2011 di kawasan Sleman dan Bantul, Provinsi DIY. Kala itu, UFO meninggalkan jejak peninggalan mendarat pesawat atau yang biasa disebut crops circle. Peristiwa itu ramai diberitakan media nasional dan menarik perhatian pemerintah lewat LAPAN.
Peristiwa itu terjadi di area persawahan Dusun Rejosari, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Minggu 23 Januari 2011, muncul corak aneh berwujud pola lingkaran. Pemandangan aneh itu berupa robohnya batang padi yang membentuk beberapa lingkaran besar dan kecil.
Belum selesai masalah itu. Masyarakat kembali dikejutkan munculnya crop circle di Dusun Panijoyo, Kelurahan Sri Martani, Piyungan, Bantul atau lima kilometer dari lokasi crop circle pertama di temukan. Bedanya diameter crop circle kedua lebih kecil dari yang pertama, kurang dari 30 meter. Ada yang menduga pemandangan aneh itu merupakan bekas pendaratan pesawat UFO dari penghuni tata surya.
Namun, belakangan para peneliti membantah bahwa crops circle sebagai ulah alien dengan UFO-nya. Mereka berkeyakinan hal itu merupakan ulah manusia yang memiliki jiwa kreatif.
LAPAN sendiri memastikan pola geometris crop circle di Provinsi DIY itu dipastikan bukan disebabkan manuver pesawat antariksa atau UFO. Thomas menduga semua itu hanya hasil rekayasa tangan-tangan kreatif manusia merujuk hasil kasus serupa di Inggris.
Trik Bikin Crops Circle Rekayasa

Bahkan, Kepala LAPAN itu sampai membeberkan tahap-tahapan membuat crops circle dengan menggunakan tali dan papan agar terkesan sebagai jejak-jejak alien di bumi. Pertama, kata dia, tancapkan satu tonggak sebagai pusat lingkaran. Lalu tali digunakan membuat pola lingkaran, sementara papan yang digantung pada tali diputar sambil diijak mengelilingi tonggak.
Menurut Thomas, injakan ini akan membuat batang padi tumbang. Radius lingkaran tergantung pengaturan letak papan yang diinjak-injakkan. Pola garis lurus dan segitigajuga bisa dibuat dengan cara-cara yang kreatif. Jangan takut jejak kaki terlihat, karena kaki menginjak batang-batang tanaman yang rebah.
"Tahun 1990-an dua orang Inggris buka rahasia, bahwa sekian banyak crop circle di Inggris adalah hasil karya mereka," ungkap anggota Himpunan Astronomi Indonesia (HAI) itu, terkait refrensi penjabarannya tentang rekayasa crop circle.
Bagi mayoritas kalangan akademis keberadaan UFO dan alien mungkin hanya sebatas rekayasa seperti yang diyakini Kepala LAPAN. Namun, ironisnya Hari UFO sedunia 2 Juli yang mulai dirayakan sejak tahun 2001 lahir dari inisiatif seseorang yang berlatar belakang akademi pula, yakni Haktan Akdogan, seorang dosen peneliti UFO asal Turki dan pendiri dari Sirius UFO Space Sciences and Research.
(Ahmad Dhani/Jakarta)
Baca Juga:
Hari UFO Sedunia, Fenomena Alien atau Sekadar Benda Angkasa?