Biaya Mobil Listrik Lebih Irit dari Konvensional, Apa Iya?
Biaya mobil listrik diklaim lebih irit dibanding mobil konvensional (Foto: kabaroto)
GELIAT kendaraan listrik di Indonesia kian bergelora. Bahkan, saat ini pemerintah mulai fokus untuk mengembangkan kendaraan listrik di Tanah Air.
Mengenai kendaraan listrik, Kementerian ESDM mengungkapkan beragam keuntungan bila menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan itu. Salah satunya yakni biaya yang lebih murah dibanding konvensional.
Baca Juga:
Koordinator Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian ESDM Ariana Soemanto, membandingkan biaya penggunaan kendaraan listrik dan kendaraan konvensional. Menurutnya lebih hemat menggunakan kendaran listrik.
"Biaya bahan bakar kendaraan listrik lebih murah," ujar Ariana Soemanto, seperti yang dikutip dari laman Kabaroto.com.
Ariana memberikan contoh, semisal jarak tempuh satu hari kendaraan konvensional jarak 30 km menghabiskan konsumsi Pertalite sekitar 2,5 liter atau Rp 20 ribu. Bila menggunakan kendaraan listrik, hanya sekitar Rp 7 ribu, ditambah keuntungan bebas emisi dan ramah lingkungan.
Kemudian, keunggulan lainnya, memakai kendaran listrik juga terbebas dari aturan ganjil genap. Menurutnya, biaya charging kendaraan listrik pun berpotensi mendapat diskon. PLN memberikan diskon tarif listrik 30 persen bagi pemilik mobil listrik di malam hari, dari mulai pukul 22.00 hingga 05.00.
Selain itu, pemilik mobil listrik pun bisa mendapat biaya tambah daya listrik di rumah lebih murah. Tak hanya itu, untuk charging di SPKLU fast charging atau ultra fast charging, tarifnya hanya sekitar Rp 2.460 per kWh.
Baca Juga:
Harga tersebut lebih murah dibanding negara lain, karena di negara lain rata-rata sekitar Rp 5.000 per kWh. Seperti halnya di Amerika Serikat tarifnya sekitar Rp 4.000 hingga Rp 10.247 per kWh.
Mengenai industri kendaraan listrik di Tanah Air, Kementerian ESDM memproyeksikan dalam rencana Grand Strategi Energi Nasional, di mana tahun 2030 jumlah mobil listrik ditargetkan sekitar 2 juta unit, dan 13 juta unit untuk motor listrik.
Kemudian, pada tahun 2030 juga, target penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sekitar 30 ribu uni, serta Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan (SPBKLU) sekitar 67 ribu unit. (Ryn)
Baca Juga:
Laris Manis, Motor Listrik Karya Anak Bangsa 'GESITS' Terjual 4 ribu Unit
Bagikan
Berita Terkait
Tingkatkan Penjualan Mobil Listrik, Kemenperin Tetap Siapkan Insentif di 2026
Berakhir Besok, ini Daftar Mobil Listrik dan Motor yang Bisa Dijajal di GJAW 2025
Jajal Kendaraan Listrik Tanpa Keluar Gedung, GJAW 2025 Tawarkan EV Test Drive Indoor
Ford Kembali Bangun Pabrik di Indonesia, Belum Akan Masuk ke Mobil Listrik
Mobil Listrik Tabrak 3 Kios di Tanjung Priok, Balita Jadi Korban dan Ada yang Patah Tulang
Chery J6 Tembus 5.555 Unit, Komunitas First EV Offroad Meriahkan J6 Fest Berhadiah Total Rp 150 Juta
Chery J6T Resmi Meluncur dengan Menawarkan Pengalaman Off-Road yang Lebih Dewasa, Berapa Harganya?
Kendaraan Listrik Makin Marak di Indonesia, DPR Dorong Pemerintah Optimalkan Potensi Bisnis Pergantian Baterai
Jangkau Pecinta Otomotif, BMW Exhibition Hadir Perdana di Mall Kelapa Gading Jakarta
Tren Mobil Listrik Melesat di Indonesia: Konsumen Kian Matang, Infrastruktur Jadi Kunci