Headline

Berbekal Agama, Para Pelajar Indonesia Mencari Ilmu di China

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 08 April 2018
Berbekal Agama, Para Pelajar Indonesia Mencari Ilmu di China

Harbin Institue of Technology salah satu kampus incaran mahasiswa Indonesia (Foto: Dok Pribadi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Baru-baru ini warganet Indonesia dihebohkan dengan hoax yang menyatakan para pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di China ‘dipaksa’ mempelajari ideologi komunis. Kontan saja, hoax tersebut langsung dibantah para pelajar atau mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di sana.

Fokus kita, bukan pada soal ideologi komunis. Tapi bagaimana China sukses membangun sejumlah universtias berkelas dunia. Bahkan sekitar dua sampai tiga universitas di China menempati sepuluh besar universitas terbaik internasional.

"Carilah ilmu walau ke negeri China." Pepatah Arab yang sangat populer tersebut menjadi salah satu faktor pendorong para pelajar asal Indonesia untuk melanjutkan studi dalam berbagai disiplin ilmu di daratan Tiongkok.

Jutaan pelajar dari mancanegara berdatangan untuk mencari ilmu, terutama di bidang ekonomi bisnis, teknologi, komunikasi dan infomasi, kedokteran, kedirgantaraan, dan Bahasa Mandarin.

Di bidang pendidikan ini, pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan yang sangat ketat dan sudah pasti sekuler karena negara tersebut menganut sistem sosialis.

Kampus Harbin salah satu universitas ternama di China
Kampus Harbin salah satu universitas papan atas di China (Foto: Dok Pribadi)

Sistem pendidikan di China harus terpisah dari masalah-masalah keagamaan, demikian salah satu regulasi pendidikan.

Tinggal di negara bersistem sosialis memang bukan perkara mudah bagi sebagian besar penganut agama yang taat menjalani ibadah.

Memang pemerintah China menjamin kebebasan umat beragama dalam menjalani berbagai aktivitas peribadatan asalkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Peraturan mengenai aktivitas keagamaan ini sangat ketat diberlakukan oleh pemerintah China karena tidak ingin kecolongan sedikit pun akan penyusupan terorisme dan radikalisme.

"China akan mengambil tindakan tegas terhadap penyebaran ekstremisme agama guna menghindari penyusupan jaringan terorisme ke berbagai kelompok etnis minoritas dan organisasi keagamaan," demikian dokumen berjudul "Kebijakan China dan Praktik Perlindungan Kebebasan Umat Beragama" yang dipublikasikan Dewan Pemerintahan pada 3 April 2018.

Oleh sebab itu, mengundang penceramah dari luar negeri bukan hal yang mudah, apalagi jika tidak disertai dengan surat dari kantor perwakilan asing di China.

Lingkar Pengajian Beijing (LPB) beberapa kali mengalaminya. Namun bukan berarti lembaga tersebut berhenti berupaya memberikan bekal keagamaan kepada ratusan anggota yang mayoritas pelajar itu.

Ketidakhadiran penceramah karena gagal mendapatkan visa dari Kedutaan China di Jakarta bukan alasan bagi LPB untuk membatalkan kegiatan rutin.

Mahasiswa dari Bandung di China
Seorang Mahasiswi dari Bandung bersama teman-temannya di Harbin (Dok Pribadi)

Dengan memanfaatkan teknologi informasi, mereka mampu menghadirkan Ustaz Salim A Fillah, meskipun secara virtual.

"Cara ini lebih efektif daripada teman-teman kami kecewa begitu jauh-jauh datang ke KBRI tetapi acara batal karena penceramah tidak bisa hadir," kata Ketua LPB Zainul Vikar sebagaimana dilansir Antara.

Sekitar 100 orang yang memadati aula KBRI Beijing serius mendengarkan penceramah dari Yogyakarta secara langsung dengan menggunakan perangkat komunikasi yang kemudian disalurkan ke layar monitor.

Pola pengajian pun berlangsung interaktif sehingga para peserta juga mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan kepada penceramah mengenai materi yang telah disampaikan.

Untuk kegiatan keagamaan model tatap muka seperti itu biasanya digelar di dalam kompleks perwakilan RI. Organisasi keagamaan lainnya pun melakukan hal yang sama karena kompleks perwakilan RI di China memiliki kekebalan diplomatik.

Sementara untuk kegiatan keagamaan yang lebih intensif, para pelajar asal Indonesia melakukannya dengan menggunakan perangkat komunikasi elektronik secara berkelompok semacam telekonferensi.

Model seperti ini tidak hanya dilakukan WNI di daratan Tiongkok, melainkan juga di Taiwan dan Hong Kong yang mayoritas kalangan pekerja migran.

Di tengah ikhtiar mendapatkan bekal ilmu agama, tiba-tiba muncul pemberitaan di Indonesia yang menuduh para pelajar asal Indonesia di China mendapatkan pelajaran ideologi komunisme.

Salah satu kampus ternama di China
Salah satu kampus ternama di China (wiki.edu,net)

"Kami keberatan dengan isi berita yang tidak didasari fakta itu dan bersifat provokatif," demikian Rais Syuriah PCINU Tiongkok Imron Rosyadi dalam pernyataan tertulisnya tertanggal 1 April 2018.

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) mengeluarkan pernyataan yang tidak kalah kerasnya.

"Kami menuntut klarifikasi dari media dan narasumber yang menuduh kami mendapatkan pelajaran ideologi komunis," kata Ketua Umum PPIT Raynaldo Aprillio pada 2 April 2018.

Bahkan dia meminta media dan narasumber di Indonesia terlebih dulu memverifikasi kepada PPIT selaku organisasi yang menaungi sekitar 13 ribu pelajar Indonesia di daratan Tiongkok itu mengenai isu tersebut.

"Kami membuka ruang diskusi dengan pihak mana pun terkait kehidupan pelajar Indonesia di Tiongkok," ujarnya.

Sementara itu, Atase Pendidikan KBRI Beijing Priyanto Wibowo mengingatkan para pendidik di Indonesia tidak asal bicara di media sebelum membuktikan sendiri sistem pengajaran di China.

"Pahami dulu sistem pendidikan dan pengajaran di China, termasuk kurikulum dan distribusi bahan pengajaran yang dengan jelas memisahkan model pengajaran untuk orang lokal dan orang asing," katanya.

Pemisahan kelas untuk pelajar lokal dan pelajar asing berlaku mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.(*)

#Negara Komunis #Komunisme #Mahasiswa #Tiongkok
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
3 Mahasiswa KKN UIN Semarang Hanyut dan Meninggal di Sungai Jolinggo Kendal
Rektor UIN Semarang menyampaikan rasa duka yang mendalam dan komitmen penuh universitas dalam penanganan musibah ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 04 November 2025
3 Mahasiswa KKN UIN Semarang Hanyut dan Meninggal di Sungai Jolinggo Kendal
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Kementerian Kesehatan Kasih Kondom Gratis untuk Setiap Mahasiswa Semester 4 ke Atas
Beredar informasi di media sosial yang menyebut Kemenkes bagi-bagi kondom ke mahasiswa.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 21 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Kementerian Kesehatan Kasih Kondom Gratis untuk Setiap Mahasiswa Semester 4 ke Atas
Berita Foto
Aksi Demo Mahasiswa Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Aksi massa mahasiswa membakar ban bekas dalam peringatan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran di Jl Merdeka Selatan, Silang Monas, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Didik Setiawan - Senin, 20 Oktober 2025
Aksi Demo Mahasiswa Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Indonesia
Saat Presiden Prabowo Ajak Wisudawan Nyanyikan Bersama Kasih Ibu, Ingatkan Sosok Paling Berharga
"Bisa nyanyi gak yah? Nyanyi dulu 'Kasih Ibu' supaya enggak ngantuk yang di belakang itu," ucapnya sambil tersenyum.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 18 Oktober 2025
Saat Presiden Prabowo Ajak Wisudawan Nyanyikan Bersama Kasih Ibu, Ingatkan Sosok Paling Berharga
Berita Foto
Aksi Mahasiswa Gelar Rapat Dengar Pendapat Warga di Gedung DPR Jakarta
Pengunjuk rasa melakukan aksi teaterikal dengan membentangkan poster aspirasi dan memasang kursi kosong saat aksi bertajuk Rapat Dengar Pendapat Warga di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/10/2025).
Didik Setiawan - Senin, 06 Oktober 2025
Aksi Mahasiswa Gelar Rapat Dengar Pendapat Warga di Gedung DPR Jakarta
Merah Putih Kasih
Ribuan Beasiswa Kelapa ala Jerry Hermawan Lo untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Prabowo
Jerry Hermawan Lo, melalui JHL Foundation, mendukung penguatan pendidikan pertanian dan ketahanan pangan lewat Beasiswa Kelapa.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 September 2025
Ribuan Beasiswa Kelapa ala Jerry Hermawan Lo untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Prabowo
Indonesia
BEM Mahasiswa Kembali Geruduk MPR/DPR Besok, Tagih Janji Pemerintah soal 17+8 Tuntutan Rakyat
BEM mahasiswa kembali geruduk MPR/DPR besok. Mereka akan menagih janji mahasiswa soal 17+8 tuntutan rakyat.
Soffi Amira - Senin, 08 September 2025
BEM Mahasiswa Kembali Geruduk MPR/DPR Besok, Tagih Janji Pemerintah soal 17+8 Tuntutan Rakyat
Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Indonesia
Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan
Ketua Komisi X DPR RI meminta aparat keamanan untuk hadir secara profesional dan proporsional dalam mengawal dinamika di kampus.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan
Indonesia
Kapolda DIY Bersedia Usut Kematian Mahasiswa Amikom Saat Demo Jika Diminta Keluarga Korban
Ayah korban Yoyon Surono, menemukan sejumlah luka kala ikut memandikan jenazah anaknya. Antara lain, luka memar dan patah pada leher kiri serta jejak sepatu di perut.
Wisnu Cipto - Senin, 01 September 2025
Kapolda DIY Bersedia Usut Kematian Mahasiswa Amikom Saat Demo Jika Diminta Keluarga Korban
Bagikan