Belajar Berkain di Wondherland
 Dwi Astarini - Sabtu, 18 Maret 2023
Dwi Astarini - Sabtu, 18 Maret 2023 
                Jason memandu peserta berkain. (foto: Merahputih.com/Vincent Cristian Angkasa)
BELASAN cermin nan disinari lampu terpajang di area panggung Wondherland. Lembaran-lembaran kain batik juga telah disiapkan. Para peserta lokakarya itu bersiap belajar berkain agar lebih modis. Di kesempatan itu, Remaja Nusantara hadir di Wondherland untuk berbagi ide berkain agar tidak monoton bersama para pengunjung .
"Kami mau melestarikan berkain ini dan mengubah pola pikir bahwa berkain itu bukan jadi tren saja. Namun, sekarang berkain sudah bisa jadi item fesyen," kata perwakilan dari Remaja Nusantara Jason di acara Wondherland yang digelar di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (18/3).
BACA JUGA:
Remaja Nusantara ingin mengembalikan lagi kebiasaan berkain untuk melestarikan budaya. Komunitas ini ingin menginspirasi bahwa anak muda dapat tetap tampil modis dengan berkain dan tidak terlihat kuno.
 
Pada lokakarya ini, Remaja Kain mengenalkan kain wiru Jawa kepada para peserta. Lokakarya tersebut dipandu Jason nan membantu belasan peserta mengenali gaya baru untuk berkain.
Meski berkain tidak sulit, tetapi ada beberapa detail yang harus diperhatikan saat proses mengikat kain. Jason menjelaskan ikatan pertama saat berkain menjadi penentu hasilnya. "Kalau masih longgar, berarti ikatan pertama kalian masih kurang kencang. Jadi boleh dibuka dan diikat lagi," jelas Jason. Untuk menghindari kain yang turun setelah selesai diikat, Jason menyarankan agar mengencangkan ikatan yang pertama.
BACA JUGA:
Bikin Perhiasan dan Meniti Karier Jadi Entrepreneur di WONDHERLAND
Selain itu, peserta juga harus memperhatikan kain pada bagian pinggang. Di bagian itu, kain harus lurus dan rapi agar kain terlihat bagus saat digunakan. Langkah terakhir untuk menyempurnakan kain agar modis digunakan ialah menggulungnya ke bawah dengan rapi. Peserta diminta untuk menggulung bagian tengah kain terlebih dahulu karena itu merupakan bagian yang paling susah dirapikan.
 
Para peserta memerhatikan dengan fokus dan mengikuti setiap detail ikatan kain dari sang pemandu. Walaupun para peserta mengalami kesusahan dalam proses belajar, tim Remaja Nusantara dengan sigap menuntun para peserta satu per satu. Peserta juga turut aktif bertanya kepada tim Remaja Nusantara saat kebingungan merapikan kainnya.
Salah seorang peserta, Fajar, mengaku sering menggunakan kain saat bepergian sehingga tertarik untuk mempelajari gaya baru di lokakarya ini. "Biasanya kan cuma diikat doang, ini tadi dikasi gaya baru," ujarnya.(vca)
BACA JUGA:
'Kaset Awards' Jadi Ajang Penghargaan Bagi Para Pelaku Industri Tanah Air
Bagikan
Berita Terkait
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
 
                      Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
 
                      Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
 
                      Semangat Segar di Tahun Baru, Converse Sambut Komunitas Converse All Star Class of ’26 dan Katalis Musim ini, Harra.
 
                      Converse Sambut Musim Liburan Akhir Tahun dengan Koleksi Terbaru, Gaya Maksimal di Segala Perayaan
 
                      Gaya Sporty Luxe ala Justin Hubner: Maskulin, Melek Mode, dan Anti Ribet
 
                      Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki
 
                      Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
 
                      Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025
 
                      UNIQLO x POP MART: Koleksi 'THE MONSTERS' Hadirkan Labubu Cs ke Dunia Fashion
 
                      




