Begini Upaya Brazil Lindungi Masyarakat Adat dari Paparan Corona


Warga suku Shenanewa mengikuti festival untuk merayakan alam di desa pedalaman Morada Nova, Acre State, Brazil, Minggu (1/9/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marcelino/foc.
MerahPutih.com - Pemerintah Brazil telah melarang orang yang bukan warga masyarakat adat memasuki wilayah tersebut untuk menghentikan penyebaran virus corona di desa mereka. Pemerintah juga akan mendistribusikan masker, sarung tangan, alat tes dan makanan ke komunitas mereka.
Pandemi telah menimbulkan kekhawatiran bahwa 850.000 penduduk asli Brazil berisiko terdampak keras oleh virus karena mereka tidak memiliki pertahanan terhadap penyakit yang dibawa dari luar dan banyak yang tinggal di rumah-rumah komunal di mana jarak sosial tidak mungkin diterapkan.
Baca Juga:
Korsel Laporkan Lonjakan Pasien COVID-19 Sembuh Kembali Kambuh
Seperti dikutip Antara, sejauh ini otoritas kesehatan melaporkan tiga kematian penduduk asli, termasuk seorang pemuda berusia 15 tahun dari wilayah yang luas di mana 25.000 suku Yanomami tinggal di perbatasan dengan Venezuela.
Menteri Perempuan, Keluarga dan Hak Asasi Manusia Damares Alves mengatakan, pemerintah akan menghabiskan 4,7 miliar reais (USD904 juta) hingga Juni untuk melindungi komunitas tradisional dari virus corona baru, yang juga mencakup kelompok gipsi dan keturunan budak yang melarikan diri yang tinggal di daerah terpencil.

Pemerintah akan mendistribusikan 1 juta masker pelindung dan sarung tangan ditambah 6.000 alat tes kepada suku asli dan menyediakan 300.000 keranjang makanan sehingga mereka tidak harus meninggalkan tanah mereka untuk mendapatkan makanan, katanya dalam konferensi pers.
"Pemerintah telah menangguhkan masuknya orang ke tanah adat," kata Alves, menyetujui permintaan utama dari para pemimpin suku untuk mencegah penularan. Beberapa suku di Brazil utara telah membuat penghalang untuk menghentikan orang luar.
Menteri Kehakiman Sergio Moro, yang bertanggung jawab pada badan urusan adat Funai, mengatakan aparat penegak hukum setempat akan digunakan untuk membantu membangun penghalang untuk melindungi dan mengisolasi komunitas tradisional.
Baca Juga:
Dalam ketiga kasus kematian penduduk asli, penularan datang dari luar desa kesukuan, kata Moro, seraya menambahkan bahwa Polisi Federal di bawah komandonya bertindak untuk menghentikan para penambang ilegal dan perambah lainnya yang memasuki wilayah adat.
Ribuan penambang emas liar saat ini berada di dalam reservasi Yanomami.
Selama berabad-abad, penyakit mulai dari flu sederhana hingga cacar dan campak yang dibawa oleh orang Eropa telah menghancurkan masyarakat adat di Amazon. Suatu bahaya yang terus mengancam suku-suku yang wilayahnya telah dirambah oleh penambang, penebang, dan pemburu. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pendaki Brazil Jatuh di Rinjani Masih Hidup, Posisinya di Kedalaman 500 M dari Titik Jatuh

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Oscar Kembali ke Sao Paulo, Dikontrak hingga 3 Tahun

Brazil Tak Takut Hadapi Uruguay di Perempat Final Copa America 2024

Pelatih Timnas Brazil Sebut Timnya Kalah Karena Faktor Mental

Usai Menang Lawan Brazil, Timnas Iran Tak Gentar Lawan Inggris di Piala Dunia U-17

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan

Brasil Pastikan Diri Lolos Ke 16 Besar Usai Taklukkan Swiss 1-0

Roberto Firmino Angkat Suara Tak Masuk Skuad Brasil di Piala Dunia Qatar

Bintang Liverpool Firmino Tak Masuk Skuad Brazil untuk Piala Dunia Qatar
