Beda Awal Ramadan Pemerintah dan Muhammadiyah, MUI: Tak Perlu Diperdebatkan


Konferensi pers Sidang Isbat. (Dok. Kementerian Agama)
MerahPutih.com - Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa (12/3). Penetapan awal Ramadan itu berbeda dengan organisasi Islam lainnya seperti Muhammadiyah yang menetapkan awal Ramadan pada Senin (11/3) esok.
Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdulllah Jaidi mengatakan penetapan awal Ramadan ini telah melalui sidang isbat. Dia meminta semua pihak menghormati perbedaan awal Ramadan ini.
Baca Juga:
1 Ramadan 1445 H Jatuh pada Selasa 12 Maret, Menteri Agama: Ini Kesepakatan Semua Pihak
“Marilah kita bersama-sama menghormati tentang perbedaan itu," ujarnya di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Minggu (10/3).
Jaidi meminta semua masyarakat menghargai satu sama lain. Menurut Jaidi, perbedaan tidak perlu dibesar-besarkan.
"Kita harus saling menghormati, saling menghargai antara yang satu dengan yang lain. Tak perlu kita memperbincangkan masalah ini, dan membesar-besarkan masalah ini dalam kehidupan kita," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyadari perbedaan awal Ramadan 1445 H. Menag mengingatkan untuk tetap menjaga toleransi dalam menjalani bulan puasa.
“Kita harus tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, sehingga tercipta suasana yang kondusif," imbuhnya.
Yaqut berharap seluruh masyarakat Islam di Indonesia dapat beribadah dengan penuh khusyuk.
“Mudah-mudahan dengan hasil sidang isbat ini seluruh umat Islam di Indonesia dapat menjalankan ibadah puasa dengan kekhusyukan,” tuturnya.
Baca Juga:
Sekadar informasi, PP Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan pada 11 Maret dan Idul Fitri jatuh pada 10 April 2024. Keputusan tersebut sesuai dengan Maklumat Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H dibacakan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti dalam konferensi pers. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Muhammadiyah Dukung Transformasi PAM Jaya Jadi Perseroda, Nilai Penting untuk Selamatkan Jakarta dari Penurunan Tanah

MUI Tolak Keikusertaan Tim Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam di Jakarta

Respons Arahan Presiden, Cak Imin dan Menag Siapkan Pembenahan Pesantren

KPK Ungkap Asal Uang Rp100 Miliar dari Kasus Korupsi Kuota Haji Kemenag

Muhammadiyah DKI Dukung Transformasi PAM Jaya Jadi Perseroda, Dinilai Jadi Strategi yang Tepat

Didukung Muhammadiyah DKI, Transformasi PAM Jaya Jadi Perseroda Dinilai Perkuat Layanan Air dan Kepentingan Publik

Insiden Ambruknya Ponpes Al Khoziny, MUI Minta Infrastruktur Bangunan Segera Dicek

Isu Dugaan Minyak Babi di Wadah Program MBG, BGN Minta Tinjauan Muhammadiyah

Kemenag Bentuk Ditjen Pesantren, PKB Optimistis Bisa Tingkatkan Layanan Pendidikan di Indonesia

PAM Jaya Berubah Jadi Perseroda, Muhammadiyah DKI Sebut Buka Ruang Tingkatkan Modal
