Beberapa Pemimpin Eropa Sambut Kemangan Partai Buruh dan Sayap Kiri di Inggris dan Prancis


Pemimpin partai ekstrem kanan Prancis Rassemblement Nationale (RN), Jordan Bardella, dalam sebuah kegiatan partai. ANTARA/Anadolu.
MerahPutih.com - Pemilu di Inggris telah dimenangkan Partai Buruh, sementara di Prancis, partai berhaluan sayap kiri kemungkinan mengalahkan saya kanan ekstrem dan konservatif.
Beberapa pemimpin Eropa pada Minggu dan Senin mengungkapkan kebahagiaan mereka atas hasil pemilu di Prancis, setelah pemilu di Inggris.
"Pekan ini, dua negara terbesar di Eropa memilih jalan yang sama dengan yang dipilih Spanyol setahun lalu: menolak sayap kanan ekstrem dan komitmen tegas terhadap sayap kiri sosial yang mengatasi masalah rakyat dengan kebijakan serius dan berani," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez di X.
Menurutnya, Baik Inggris maupun Prancis telah menyatakan Ya untuk kemajuan dan perkembangan sosial dan No (tidak) terhadap kemunduran hak dan kebebasa.
Baca juga:
Partai Sayap Kiri Prancis Diprediksi Menangi Pemilu
"Tidak ada perjanjian atau pemerintahan dengan kelompok ekstrem kanan," katanya.
"Di Paris ada antusiasme, di Moskow ada kekecewaan, di Kiev ada kelegaan. Cukup untuk membuat Warsawa Bahagia," ujar Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menulis di X.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva juga mengatakan di X dirinya merasa sangat gembira dengan kebesaran dan kedewasaan kekuatan politik di Prancis, yang bersatu melawan ekstremisme dalam pemilihan legislatif hari ini
"Hasil ini, serta kemenangan partai Buruh di Inggris, memperkuat pentingnya dialog antara segmen progresif dalam membela demokrasi dan keadilan sosial," tegasnya.
"Mereka harus menjadi inspirasi bagi Amerika Selatan," kata presiden Brasil itu menambahkan.
Baca juga:
Pemimpin oposisi Yunani Nikos Androulakis juga mengomentari hasil pemilu di Prancis di X: "Kemenangan besar bagi Prancis dan Eropa. Kemenangan besar bagi Republik."
"Dengan partisipasi kumulatif mereka di pemilu, rakyat Prancis membangun dinding pembatas terhadap ekstrem kanan, rasisme, dan intoleransi dan menjaga prinsip abadi Republik Prancis: Kebebasan, Kesetaraan, dan Persaudaraan," tambahnya.
Di putaran kedua pemilu awal Prancis pada 7 Juli, Front Populer Baru (NPF) saya kiri memenangkan kursi terbanyak di Majelis Nasional dengan 178 kursi, sementara aliansi Macron memperoleh 150 kursi, dan National Rally (RN) sayap kanan ekstrem memperoleh 125 kursi.
Pemilu tersebut mencatat tingkat partisipasi sebanyak 66,6 persen, dan tidak ada aliansi yang mencapai mayoritas absolut 289 kursi.
Keberhasilan RN sebelumnya di pemilu Parlemen Eropa mendorong Macron untuk membubarkan parlemen dan menyerukan pemilu awal, yang menghasilkan perubahan signifikan dalam distribusi kursi di antara partai-partai besar.
Di Inggris, Partai Buruh yang dipimpin Keir Starmer memenangi Dewan Rakyat atau majelis rendah parlemen dengan telak, memperoleh 412 dari 650 kursi di majelis tersebut.
Partai Konservatif, yang memimpin negara itu selama 14 tahun terakhir, mengalami kekalahan besar karena kehilangan 250 kursi. dari 471 menjadi 121, dengan 23,7 persen suara. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kontingen Indonesia Bakal Berada di Barisan Paling Depan di Parade Kebangkitan Revolusi Prancis

Beberapa Pemimpin Eropa Sambut Kemangan Partai Buruh dan Sayap Kiri di Inggris dan Prancis

Emmanuel Macron Sapa Prabowo Dengan Kata Pak Presiden

DPR Desak Pemerintah Jamin Keamanan WNI di Prancis
