Nasabah Makin Bertambah, Bank Mandiri Perkuat Jurus Lawan Cyber Attack


Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi dan Vice President Digital Retail Banking PT Bank Mandiri, Harry Sofri Putranda. (Foto: MerahPutih.com/Asropih).
MerahPutih.com - Bank Mandiri terus berinovasi untuk memberikan layanan perbankan bagi para nasabahnya. Digitalisasi layanan jasa keuangan melalui aplikasi Livin by Mandiri yang diluncurkan pada 2 Oktober 2021 mendapat respons positif.
Nasabah aplikasi Livin by Mandiri terus bertambahnya secara signifikan. Tingginya kepercayaan membuat Bank Mandiri meningkatkan infrastruktur cyber security untuk menjamin keamanan data perusahaan dan nasabah.
Vice President Digital Retail Banking Bank Mandiri, Harry Sofri Putranda menjelaskan, transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri membuat ancaman dalam hal serangan siber terus meningkat.
Harry menyebutkan, setiap hari ada satu juta kali percobaan serangan siber terhadap infrastruktur digital Bank Mandiri. Demikian juga dengan kebocoran data yang menjadi perhatian serius dari manajemen.
Baca juga:
Demi memperkuat dan mengantisipasi ancaman serangan siber, pada 2021 lalu, Bank Mandiri membentuk tim khusus 'satpam digital' yang terdiri dari 200 orang.
"Tugas mereka day to day memonitor dan mengantisipasi cyber attack. Ibarat sebuah rumah, kami menyiapkan lapisan keamanan dari satpam, anjing penjaga, pagar, CCTV, alarm, hingga sniper juga ada serangan yang masuk. Biaya 15 persen kita alokasikan untuk memastikan keamanan siber melalui investasi di bidang IT," kata Harry dalam acara Media Briefing bertema "Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas", di Sarinah, Jakarta Pusat, pada Kamis (19/9).
Hingga 2024, Harry mengungkapkan, pengguna aplikasi Livin by Mandiri mencapai 26 juta registered users. Pembukaan rekening juga meningkat drastis hingga 85 persen dengan nilai transaksi mencapai Rp 1.883 triliun. Bank Mandiri melalui aplikasi Livin bisa meraih laba Rp 8 miliar per hari.
Ia menyebutkan, proses digitalisasi telah mempermudah nasabah untuk mengakses layanan perbankan dari mana dan kapan saja. Proses pembukaan rekening misalnya, kini cukup dilakukan dengan mengunduh aplikasi Livin by Mandiri.
Baca juga:
Beri ‘Lampu Hijau’, DPR Siap Bahas Pembentukan Matra Siber di TNI

"Dulu prosesnya dalam hitungan hari. Misalnya kita buka rekening hari ini, baru bisa dipakai keesokan harinya. Tapi melalui aplikasi Livin by Mandiri, cukup 15 menit dan rekening bisa langsung dipakai hari itu juga," jelas Harry.
Transformasi yang dilakukan Bank Mandiri, lanjut Harry, dilakukan melalui lima prinsip fundamental. Pertama, meningkatan level kesiapan digital dengan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dari karyawan Bank Mandiri, penguatan performa infrastruktur, dan penggunaan cloud computing models.
Prinsip kedua, memperkuat struktur organisasi, personel dan budaya yang dilakukan dalam dua tahun. Salah satunya dengan membentuk tim khusus digital dan mengadopsi budaya cara berpikir dari industri financial technology.
Ketiga, Bank Mandiri mengembangkan berbagai kanal distribusi untuk menjangkau berbagai kalangan. Untuk nasabah perorangan melalui Livin by Mandiri, kemudian kanal Kopra by Mandiri dengan untuk korporat, Livin Merchant untuk UMKM, dan Smart Branch untuk pelayanan offline.
Baca juga:
Bank Mandiri Telah Salurkan KUR ke 122 Ribu Debitur Dalam 6 Bulan Ini
Harry melanjutkan, prinsip keempat adalah Bank Mandiri terus memperluas ekosistem digital dengan menggandeng lebih dari 600 rekanan dalam proses pembuatan rekening, transaksi perbankan, dan pinjaman digital.
Kelima, Bank Mandiri menggunakan data analytics melalui kemampuan AI, menghasilkan visual analytics dan memperkokoh manajemen data.
Sementara itu, ekonom senior Samuel Sekuritas Indonesia yang juga dosen FEB UI, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, digitalisasi perbankan telah berdampak pada meningkatnya produktivitas.
Saat ini, kontribusi sektor digital perbankan mencapai Rp 1.000 triliun. Angka itu memang dalam PDB tidak terlalu banyak. Pada 2030 nanti, diharapkan kontribusi terus meningkat mencapai Rp 4.500 triliun.
Fithra mewanti-wanti, yang paling penting saat ini di tengah terus berkembangnya perbankan digital, adalah membuat masyarakat melek literasi keuangan. Efek positif sudah dirasakan dengan membuat layanan perbankan semakin inklusif. Namun di sisi lain, fenomena masyarakat yang terlilit pinjaman online terus meningkat.
"Banyak masyarakat terjerat pinjol. Utang mereka dibayar pakai utang. Habis penghasilan mereka untuk membayar utang. Risiko kurangnya literasi keuangan ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Kita harus menciptakan manusia yang paham digital teknologi," ujarnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
POCO F8 Ultra Sudah Raih Sertifikasi NBTC, Kemungkinan Debut Global dalam Waktu Dekat

Bocoran OPPO Reno 15 Pro Max Terungkap, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!

DxOMark Sebut iPhone 17 Pro Punya Kamera Selfie Terbaik, Kalahkan Google dan Honor

Kemkomdigi Putus Akses Akses layanan dan aplikasi Zangi

Belum Penuhi Kewajiban PSE Privat, Alasan Komdigi Blokir Zangi, Aplikasi yang Dipakai Ammar Zoni untuk Ederkan Narkoba di Penjara

Apa Itu Zangi, Aplikasi yang Dipakai Bandar Narkoba Ammar Zoni dan Kini Diblokir Komdigi

Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis

Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan

iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok

ChatGPT bakal Izinkan Konten Erotis untuk Pengguna Dewasa
