Bakal Bersaing "Rebutan" Vaksin Corona, Pemerintah Indonesia Diminta Perkuat Diplomasi


Ilustrasi - Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona. ANTARA/Shutterstock/am.
MerahPutih.com - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal berharap pemerintah memanfaatkan jaringan internasional dan menguatkan diplomasi vaksin COVID-19.
Menurut Dino, hal ini untuk mengantisipasi banyak negara akan berlomba mendapatkan vaksin yang masih dalam tahap penelitian.
Baca Juga:
Ketua MPR Nilai Pemerintah Terlalu Lambat Lakukan Pemeriksaan Pasien COVID-19
"Vaksin itu masih satu tahun mungkin baru bisa diviralkan dan kemudian diproduksi dan didistribusi. Semua negara akan rebutan," kata Dino dalam diskusi yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Senin (11/5).
Menurut penggagas Indonesia Diaspora Network itu, negara berkembang dapat mengalami kesulitan untuk mendapatkannya.
Indonesia juga akan menjadi salah satu negara yang akan ikut dalam usaha mendapatkan vaksin dari penyakit yang menyerang pernapasan itu.

Dia melanjutkan, yang perlu dipastikan adalah saat vaksin COVID-19 selesai diproduksi, seperti apa kondisi Indonesia nantinya.
Sebab, menurut Dino, kondisi ekonomi akan mengalami pelambatan dan bahkan bisa memasuki situasi kritis. Untuk menghindari kesulitan mendapatkan vaksin tersebut, Dino menyarankan pemerintah mulai menguatkan diplomasi.
"Sehingga kita perlu menguatkan diplomasi vaksin ini. Kemudian kita tentu harus memantabkan jaringan internasional kita untuk membantu meredakan COVID-19 di dalam negeri," ujar Dino dalam acara yang dipandu anggota Komunikasi Gugus Tugas Kolonel Kristomei Sianturi ini.
Menurut dia, negara yang akan kesulitan memperoleh vaksin adalah negara berkembang. Sementara, ekonomi akan bergerak lambat akibat pandemi COVID-19.
“Kita akan masuk ke situasi krisis. Kita harus kerjakan diplomasi vaksin dan jangan jadikan WHO tempat bersaing secara negatif,” tuturnya.
Baca Juga:
Ma'ruf Amin Akui Tengah Siapkan Program Pembangunan Pasca COVID-19
Perusahaan farmasi Jerman BioNTech telah mulai menguji vaksin potensial untuk virus corona baru SARS-CoV-2 penyebab wabah COVID-19 terhadap para sukarelawan.
BioNTech, yang bekerja dengan perusahaan Pfizer asal AS, menyatakan kemarin 12 peserta uji klinis di Jerman menerima dosis kandidat vaksin BNT162 sejak 23 April.
Banyak perusahaan farmasi berlomba untuk membuat vaksin untuk virus yang telah menyebabkan pandemi dan menyebabkan lebih dari 215.000 kematian di seluruh dunia, serta menginfeksi sedikitnya tiga juta orang. (Knu)
Baca Juga:
Dirlantas Polda Metro Tantang Publik Rekam Anak Buahnya Minta Duit dari Pemudik
Bagikan
Berita Terkait
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
