Atta Halilintar Bagikan Tips Ampuh Menangkal Hoaks


Atta Halilintar akan mengadakan program charity (Foto: instagram @attahalilintar)
YOUTUBER Atta Halilintar memiliki cara tersendiri untuk menangkal hoaks yang kerap beredar di era digital.
Pria bernama asli Muhammad Attamimi Halilintar tersebut rupanya belajar menangkal hoaks dari buku Demokrasi di Era Post Truth, karya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Prof Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan.
Baca Juga:
'Ratu Medsos' Ria Ricis Kalahkan Jumlah Subscriber Atta Halilintar

Menurut Atta, buku tersebut memberikan pelajaran terkait bermedia sosial. Dengan buku tersebut, si pembaca dapat belajar dan menyaring informasi, serta tidak mudah percaya dengan hoaks.
"Buku karya dari Prof Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan ini sangat luar bisa. Zaman sekarang sangat perlu kita belajar agar tidak jadi tangan-tangan hoaks," jelas Atta, seperti yang dikutip dari laman Antara.
YouTuber yang terkenal dengan jargon 'ahhsiaaap' tersebut kerap menemukan hoaks atau berita bohong di media sosial. Karena, itu, menurut Atta para pengguna medsos perlu mencerna, serta memilih informasi.
"Tinggal bagaimana kita sebagai anak muda bisa memilih melihat berita yang bagus atau tidak, dan mencernanya. Jangan langsung mudah menggungah, karena bisa berakibat fatal untuk masyarakat umum," jelas Atta.
Suami dari artis Aurel Hermansyah tesebut menganggap bahwa buku karya Budi Gunawan punya pesan agar masyarakat lebih teliti dalam membaca informasi. Kemudian, buku tersebut pun memiliki bahasa yang ringan, mudah dipahami, dan memiliki visual yang menarik. Karena itu, menurut Atta buku ini penting dibaca oleh anak-anak muda.
"Kaerena banyak sekali pelajaran di dalamnya seperti perkembangan media sosial dan ada algoritmanya. Yang anak muda inginkan seperti bahasa yang ringan, ada gambar, dan lainnya ada di sini," ungkap Atta.
Baca Juga:
'This is Indonesia', Buah Kolaborasi Atta Halilintar, Aurel, dan Krisdayanti

Buku ini sangat sesuai bagi anak muda masa kini, untuk Indonesia yang lebih baik. Buku tersebut sebelumnya telah dicetak pada April 2021 lalu, dan cetakan kedua akan terbit pada Mei 2021.
Di balik buku tersebut, terdapat kisah tentang disinformasi pada era post-truth sebagai ancaman kesehatan demokrasi elektoral.
Buku itu pun menyoroti ihwal keyakinan personal yang lebih penting, dibanding fakta objektif dalam membangun opini publik, sehingga antara kebohongan serta kebenaran menjadi sulit untuk diidentifikasi. (ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Astrid Kuya Ceritakan Penjarahan Rumahnya, Banyak Anak Sekolah Ikut

Melaju ke Semifinal AS Terbuka, Novak Djokovic Joget ‘Soda Pop’ dari KPop Demon Hunters’ sebagai Hadiah Ultah sang Putri

Kebetulan Banget nih, Candice Bergen, Ibu Chloe Malle, Pernah Perankan Editor Vogue

Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia

Ini nih, Sosok CEO APR Kim Byung-hoon yang Digosipkan Menikah dengan Suzy, Mirip Song Joong-ki

Beda Tipis Frugal dan Irit, Bill Gates Pakai Ponsel Pemberian Orang

Taylor Swift dan Travis Kelce Tunangan, Dilamar di Taman Penuh Bunga dengan Cincin Berlian

Taylor Swift dan Travis Kelce Resmi Bertunangan, Umumkan lewat Foto-Foto di Media Sosial

Akhirnya, Rowoon Resmi Masuk Wamil Oktober
