Asal Muasal Lagu ‘Citra’ Sebagai Pembuka Festival Film Indonesia


DIra Sugandi nyanyikan lagu 'Citra' pada pembukaan FFI 2018. (Youtube: BudaSaya)
SUARA violin mengalun tegas, meliuk, lalu melembut, memberi tanda suara sopran penyanyi menembangkan lirik demi lirik lagu Citra (Tjitra) nan sebentar lagi berkumandang di penyelenggaraan Festival Film Indonesia (FFI) 2021.
Baca juga:
Lagu garapan komposer kenamaan mendiang Cornel Simanjuntak dengan lirik gubahan Usmar Ismail tersebut akan menggema pada saat puncak penghargaan Piala Citra kategori Film Terbaik.
Lagu Citra akan menggaung di ruang maya lantaran akan disiarkan secara daring melalui kanal Youtube Festival Film Indonesia, Kemendikbudirstek RI, dan Budaya Saya.

Di dalam aransemen Cornel Simanjuntak, lagu Citra mengalun dalam harmoni orkestrasi alat gesek ditingkahi vokal sopran. Usmar Ismail meminta Cornel Simanjuntak mengaransemen sajak Citra nan digubahnya di Malang, 20 September 1943 di bawah penerbitan Balai Pustaka.
Baca juga:
Mengenal Empat Tokoh Disematkan di Penghargaan Baru Festival Film Indonesia 2021
Karya tersebut, menurut Nugroho Notosoesanto pada Sejarah Nasional Indonesia, Volume 6, merupakan bagian dari karya sastra nan sejalan dengan propaganda Asia Timur Raya, Jepang. Drama Citra, lanjut Notosoesanto, nan mengambil tema kecintaan dan pengabdian kepada tanah air merupakan pedang bermata dua penuh arti bagi bangsa Indonesia.
Setelah masa Pendudukan Jepang berakhir, Usmar Ismail sempat membuat film Tjitra pada 1949 di bawah naungan South Pacific Film Corp (SPFC). Meski begitu, Usmar Ismail mengelak karya tersebut bagian dari perjalanan kekaryaannya lantaran tak bebas secara proses keseniannya.

"Saya tak dapat mengatakan kedua film itu adalah film saya, karena pada waktu penulisan dan pembuatannya, saya banyak sekali harus menerima petunjuk-petunjuk nan tak selalu saya setujui dari pihak produser," kata Usmar dikutip Majalah Intisari, 17 Agustus 1963.
Namun, Citra tetap memikat banyak orang. Boen S. Oemarjati dalam bukunya Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia (1971) menyatakan Citra adalah lambang kesucian dan kemesraan klasik Indonesia.
Dengan kata lain simbol Citra selain sebagai judul sajak, judul sebuah lagu, judul sandiwara, nama tokoh utama drama, judul film, dan puncaknya adalah nama sebuah piala melambangkan supremasi dunia perfilman Indonesia. (Far)
Baca juga:
Usaha Usmar Ismail Menangkap Kekikukan Kehidupan Bekas Pejuang Setelah Kemerdekaan
Bagikan
Berita Terkait
Daftar Pemenang Piala Citra FFI 2024, 'Jatuh Cinta Seperti di Film-Film' Borong Kategori Bergengsi

5 Duta FFI 2024 Diumumkan

Daftar Lengkap Peraih Piala Citra Festival Film Indonesia 2023

Kolaborasi Bioskop Online dan FFI Siap Dukung Perfilman Indonesia
