AS Sahkan Undang-Undang yang Nyatakan 'Revenge Porn' Kejahatan Federal, Ibu Negara Melania Trump Ikut Tanda Tangan

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 21 Mei 2025
AS Sahkan Undang-Undang yang Nyatakan 'Revenge Porn' Kejahatan Federal, Ibu Negara Melania Trump Ikut Tanda Tangan

Melania Trump ikut tanda tangani UU Take It Down.(foto: Instagram @xmariasazax)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM — “AYO tanda tangani saja,” kata Presiden AS Donald Trump kepada istrinya, Melania Trump, dalam sebuah upacara penandatanganan di Rose Garden Gedung Putih, Senin (19/5). Melania lalu menandatangani undang-undang tersebut. Setelahnya, Presiden Trump mengangkat dokumen tersebut untuk menunjukkan kedua nama mereka kepada hadirin. “Ia pantas menandatanganinya,” kata Trump.

Undang-undang yang ditandatangi Trump dan ibu negara hari itu yakni Undang-Undang Take It Down. Itu merupakan sebuah peraturan yang menetapkan sanksi bagi eksploitasi seksual secara daring. Tanda tangan Melania di lembaran undang-undang yang disahkan hanya bersifat simbolis karena ibu negara tidak dipilih melalui pemilu dan tidak memiliki peran dalam pengesahan undang-undang. Meski begitu, Melania punya peran dalam pengesahan RUU ini.

Pada Maret, Melania melakukan penampilan publik pertamanya sejak kembali menjabat ibu negara. Ia mengunjungi Capitol Hill untuk melobi anggota DPR agar menyetujui RUU tersebut setelah disetujui oleh Senat.

Melania juga hadir dalam diskusi meja bundar di Capitol Hill bersama para legislator dan perempuan muda yang pernah menjadi korban penyebaran gambar eksplisit mereka secara daring. Ia mengatakan sangat menyedihkan melihat apa yang dialami para remaja, terutama perempuan, setelah menjadi korban.

Dalam upacara penandatanganan, ia menyebut undang-undang baru ini sebagai kemenangan nasional yang akan membantu melindungi anak-anak dari eksploitasi daring, termasuk lewat penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat gambar palsu. “AI dan media sosial merupakan permen digital bagi generasi berikutnya. Itu manis, adiktif, dan dirancang untuk memengaruhi perkembangan kognitif anak-anak kita. Namun, berbeda dengan gula, teknologi ini bisa dijadikan senjata, membentuk kepercayaan, memengaruhi emosi, bahkan bisa berujung pada kematian,” kata Melania.

Baca juga:

Pakaian Melania Trump saat Pelantikan Jadi Sorotan, Dikatai Mirip 'Janda Mafia'



Senada, Presiden Trump mengatakan penyebaran gambar yang dibuat menggunakan AI telah menyebabkan banyak perempuan dilecehkan melalui deepfake dan gambar eksplisit lain yang disebarkan tanpa persetujuan. Ia menyebut hal itu sebagai sesuatu yang sangat salah. “Hari ini, kita menetapkannya sebagai tindakan ilegal sepenuhnya,” ujar Trump, dikutip The Korea Times.

Undang-undang ini menjadikan tindakan dengan sadar memublikasikan atau mengancam akan memublikasikan gambar intim tanpa persetujuan korban sebagai kejahatan federal, termasuk gambar deepfake yang dibuat dengan AI. Situs web dan perusahaan media sosial diwajibkan menghapus materi semacam itu dalam waktu 48 jam setelah diminta korban. Platform media sosial juga harus mengambil langkah untuk menghapus konten duplikatnya.

Banyak negara bagian di AS sebelumnya telah melarang penyebaran deepfake seksual atau revenge porn. Namun, Take It Down Act menjadi salah satu contoh langka ketika pemerintah federal memberlakukan kewajiban terhadap perusahaan internet. RUU ini, yang diperkenalkan oleh Senator Ted Cruz dan Amy Klobuchar, mendapat dukungan bipartisan luas di Kongres, disahkan DPR pada April dengan suara 409-2 dan lolos di Senat melalui persetujuan bulat.

Setelah DPR mengesahkan RUU tersebut, Melania menyatakan hasil pemungutan suara bipartisan itu merupakan pernyataan kuat bahwa mereka bersatu dalam melindungi martabat, privasi, dan keselamatan anak-anak.

Dukungan Melania terhadap RUU ini merupakan kelanjutan dari kampanye Be Best yang ia mulai pada masa jabatan pertama suaminya. Kampanye itu berfokus pada kesejahteraan anak, penggunaan media sosial, dan penyalahgunaan opioid.

Meski begitu, tidak sedikit pula yang mengkritik aturan ini. Para pendukung kebebasan berbicara dan kelompok hak digital mengatakan undang-undang ini terlalu luas dan bisa menyebabkan penyensoran terhadap gambar-gambar legal, termasuk pornografi sah dan konten LGBTQ. Ada juga yang khawatir pemerintah bisa memantau komunikasi pribadi dan mengabaikan prinsip-prinsip hukum.

Dalam pidatonya di Kongres pada Maret, Presiden Trump mengatakan ia menantikan untuk menandatangani RUU tersebut.

“Saya akan gunakan undang-undang itu untuk diri saya sendiri juga, jika kalian tidak keberatan. Tidak ada orang yang diperlakukan lebih buruk daripada saya di internet. Tidak ada,” tegasnya.(dwi)

Baca juga:

Jadi FLOTUS lagi, Melania Trump Ambil Latihan Khusus biar enggak Dijulidin

#Melania Trump #Donald Trump #Amerika Serikat
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Banyak layanan publik dari pendidikan hingga lingkungan terganggu, tapi agenda deportasi disebut tetap berjalan penuh.
Dwi Astarini - Jumat, 03 Oktober 2025
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Indonesia
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137 Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Satgas Cesium 137 baru menerima laporan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait dengan temuan komoditas cengkeh yang mengandung zat radioaktif.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 03 Oktober 2025
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137  Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Dunia
Paus Leo Berharap Hamas Terima Rencana Perdamaian Presiden AS Donald Trump
Paus Leo menyebut ada yang menarik dalam rencana itu.
Dwi Astarini - Kamis, 02 Oktober 2025
Paus Leo Berharap Hamas Terima Rencana Perdamaian Presiden AS Donald Trump
Dunia
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Melalui pemungutan suara 55-45, Senat gagal meloloskan RUU yang diajukan Partai Republik, dengan hanya dua senator Demokrat yang mendukungnya.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Dunia
Rencana Perdamaian Baru untuk Gaza, Hamas mungkin akan Menolak
Hamas menyebut rencana itu melayani kepentingan Israel dan mengabaikan kepentingan rakyat Palestina.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
Rencana Perdamaian Baru untuk Gaza, Hamas mungkin akan Menolak
Dunia
Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu Sepakati Rencana Perdamaian Baru untuk Gaza
Hamas diminta harus menerima rencana itu.
Dwi Astarini - Selasa, 30 September 2025
 Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu Sepakati Rencana Perdamaian Baru untuk Gaza
Indonesia
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Trump menyalahkan Demokrat atas penutupan tersebut karena kebuntuan negosiasi pendanaan sementara di Kongres.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 29 September 2025
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Dunia
Trump Tegaskan Tak Akan Izinkan Israel Caplok Tepi Barat, Picu Ketegangan dengan PM Netanyahu
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tidak akan mengizinkan Israel mencaplok wilayah kawasan Tepi Barat di sepanjang Sungai Yordan.
Wisnu Cipto - Jumat, 26 September 2025
Trump Tegaskan Tak Akan Izinkan Israel Caplok Tepi Barat, Picu Ketegangan dengan PM Netanyahu
Dunia
Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Pihak PBB menyebut eskalator berhenti karena mekanisme keamanan yang mungkin terpicu oleh juru kamera Trump.
Dwi Astarini - Jumat, 26 September 2025
 Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Dunia
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
Trump mengatakan mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menuntut penyelidikan segera atas apa yang disebutnya sebagai "sabotase”.
Frengky Aruan - Kamis, 25 September 2025
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
Bagikan