Anis Matta Sebut Tidak Boleh Ada Capres Klaim Didukung Umat Muslim


Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Muhammad Anis Matta
MerahPutih.com - Bakal calon presiden (Bacapres) dan Bacawapres acap kali mengklaim bahwa mendapat dukungan dari umat muslim dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Menyikapi hal itu, Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta menegaskan, tidak boleh ada satu capres yang berhak mengklaim didukung oleh umat di dalam kontenstasi pemilihan presiden tahun depan.
Baca Juga:
Anis Matta Sebut Masih Ada Kejutan Perubahan Koalisi di Pilpres
"Saya ingin menegaskan satu hal yang sangat prinsip, bahwa dalam konteks Pilpres kita saat ini, tidak ada satu capres pun, siapapun dia yang bisa mengklaim dirinya, bahwa dia adalah satu-satunya capres umat," ujar Anis Matta.
Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan polarisasi politik dan pembelahan di masyarakat akan semakin dalam lagi seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019.
"Jadi tidak boleh ada satupun capres yang boleh mengklaim dirinya sebagai “capres umat”. Ini yang perlu saya garis bawahi, karena kita akan menyaksikan orang akan kembali menggunakan politik identitas untuk melakukan kampanye besar-besaran. Padahal itu sebenarnya, adalah satu penyederhanaan yang bisa punya dampak yang fatal seperti pada Pilpres sebelumnya," ujar Anis Matta.
Menurutnya, umat sekarang ini yang justru harus memaksakan agendanya kepada para capres, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan agar diperjuangkan. Bukan sebaliknya dimanfaatkan sebagai pendorong ‘mobil mogok’ oleh satu capres seperti selama ini saat ada hajatan politik.
"Justru umat sekarang ini yang harus memaksakan agendanya kepada seluruh calon presiden agar memperjuangkan agenda umat Islam di Indonesia. Maka kita persilahkan semua capres memperjuangkan agenda umat," tegas Anis Matta.
Dengan demikian, eks kader PKS ini berkata, tidak ada satu capres yang mengklaim dirinya sebagai satu-satunya representasi umat Islam. "Semua capres bisa memperjuangkan agenda umat," tandasnya.
Baca Juga:
PKB Klaim Partai Pimpinan Anis Matta Sudah Menaruh Hati ke Prabowo
Anis Matta mengingatkan, bahwa dinamika politik saat ini mengalami perubahan yang cepat, dan terkadang tidak sesuai dengan yang direncanakan seperti yang terjadi dalam Pilpres 2009 lalu.
"Waktu itu, dua organisasi besar Islam di Indonesia jadi pucuk pimpinannya. Ketua MPR-nya Pak Amien Rais itu Muhammadiyah dan Presidennya Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) itu NU (Nahdatul Ulama), ditambah Ketua DPR-nya Pak Akbar Tanjung dari HMI. Itu dianggap mewakili seluruh umat. Padahal bukan itu intinya. Intinya bukan semata representasi, melainkan apakah kehadiran tokoh-tokoh di sana dapat membawa manfaat bagi publik," katanya.
Anis Matta mengingatkan, nilai dasar dari politik adalah manfaat publik. Karena itu, orang yang duduk dalam jabatan politik tidak lagi mewakili kelompok kecilnya sendiri, tapi semua populasi.
"Maka bahaya sekali ketika mencalonkan seseorang yang menggunakan pendekatan sempit untuk membuat kampanye. Itu bahaya, karena kita akan mengalami benturan demi benturan, dan benturan akan terlalu banyak," ungkapnya.
Namun, Anis Matta tidak bisa mencegah apabila ada satu capres yang ingin menggunakan kekuatan agama untuk mereprestasikan dukungan umat. Tapi publik juga bisa menilai apa tujuan sebenarnya, yakni ingin menghindari manfaat terbesar bagi orang banyak atau umat.
"Semua capres sekarang menjadi sholeh, tetapi kita bisa menilai kemampuan orang untuk mendelivery, apakah dia bisa mendatangkan manfaat lebih besar atau tidak. Contohnya, Gelora mendukung Pak Prabowo. Itu karena kita menilaiPak Prabowo bisa mendatangkan manfaat lebih besar untuk umat. Tapi kita ingin mempersilahkan semua capres ini untuk memperjuangkan agenda umat. Dan umat harus memaksakan agendanya kepada seluruh capres diperjuangkan, sehingga tidak ada lagi klaim sebagai satu-satunya representasi umat," tutupnya. (Asp)
Baca Juga:
Partai Gelora Berambisi Majukan Anis Matta dan Fahri Jadi Capres dan Cawapres 2024
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Kisah Pasutri Penjual Pisang Goreng yang Berhasil Naik Haji Tahun ini, Menanti Belasan Tahun

Marak Hasutan Provokasi, Ketum Walisongo: Jangan Sampai Terprovokasi Adu Domba Oknum Tak Bertanggungjawab

Umat Islam Diminta Jaga Persatuan di Momentum Lebaran, Jangan Terprovokasi Hasutan Memecah Belah

Wajib Bangga, Baznas Indonesia Jadi Rujukan Lembaga Zakat Nigeria

Tak Lagi Dihargai, Partai Gelora Cabut Dukungan Paslon yang Didukung Gibran

Anis Matta Ditunjuk Jadi Wamenlu di Kabinet Prabowo

Aplikasi Muslim Pro Muslim Luncurkan Layanan Streaming Qalbox Gratis

MK Buka Kotak Suara Buat Buktikan Ada atau Tidak Peralihan Suara Golkar ke Gelora

Ingin Usung Calon, Partai Buruh dan Gelora Gugat UU Pilkada

Partai Gelora Tolak PKS Masuk Koalisi Prabowo, Gerindra Yakin Ada Titik Temu
