Amerika Serikat Tuduh Korea Utara Pelaku Serangan Siber WannaCry


Penjelasan terkait serangan ransomware wannacry (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
MerahPutih.Com - Serangan siber WannaCry yang terjadi beberapa waktu lalu menyulut tuduhan terbuka Amerika Serikat terhadap Korea Utara. Pemerintahan Donald Trump secara terang-terangan menyalahkan Korea Utara sebagai pelaku serangan siber WannaCry.
Serangan siber WannaCry melumpuhkan rumah sakit, bank dan sejumlah perusahaan seluruh dunia pada awal tahun ini.
"Serangan tersebut dilakukan meluas dan menghabiskan biaya miliaran dan Korut bertanggung jawab langsung," kata Tom Bossert, penasihat keamanan dalam negeri Presiden Donald Trump, dalam tulisan yang diterbitkan Senin (18/12) malam di "Wall Street Journal".
"Korut bertindak sangat buruk, tidak terkendali secara besar-besaran selama lebih dari satu dasawarsa dan perilaku jahatnya semakin mengerikan," kata Bossert, "WannaCry adalah hal tanpa pandang bulu dan sembrono."
Gedung Putih pada Selasa (19/12) sebagaimana dilansir Antara diperkirakan akan menindaklanjuti dengan pernyataan lebih resmi untuk menyalahkan Pyongyang.
Pemerintah Amerika Serikat telah menilai dengan "percaya diri yang sangat tinggi" bahwa entitas peretasan yang dikenal sebagai Grup Lazarus, yang bekerja atas nama pemerintah Korea Utara, menjalankan serangan "WannaCry," menurut pejabat tersebut, yang berbicara secara anonim untuk mendiskusikan detil investigasi pemerintah.
Grup Lazarus diyakini secara luas oleh periset keamanan dan pejabat AS telah bertanggung jawab atas peretasan Sony Pictures Entertainment pada 2014 yang menghancurkan berkas-berkas, membocorkan komunikasi perusahan secara dalam jaringan dan menyebabkan kepergian beberapa eksekutif studio film papan atas tersebut.
Perwakilan pemerintah Korea Utara tidak dapat segera dihubungi untuk berkomentar. Negara tersebut berulang kali menolak bertanggung jawab atas "WannaCry" dan menyebut tuduhan lainnya tentang serangan siber sebagai tuduhan yang mendiskreditkan.
Kecaman publik Washington tidak menyertakan dakwaan atau nama individu tertentu, demikian pejabat pemerintah tersebut, menambahkan bahwa tindakan tersebut dirancang untuk meminta Pyongyang bertanggung jawab atas tindakannya serta "mengikis dan melemahkan kemampuan mereka untuk melancarkan serangan." Tuduhan tersebut muncul saat kekhawatiran meningkat tentang kemampuan peretasan oleh Korut dan program senjata nuklirnya.(*)
Bagikan
Berita Terkait
44 Warga Palestina Tewas Saat Gencatan Senjata, Trump Takut Israel Bahayakan Perjanjian

Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon

Bikin Kontroversi Lagi, Donald Trump Ancam Pindahkan Laga Piala Dunia 2026 dari Boston

Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih

Mikrofon Bocor, Obrolan Empat Mata Presiden Prabowo dan Presiden AS Donald Trump Terungkap

Pose Jempol Prabowo Warnai Sesi Foto Pemimpin Dunia di KTT Perdamaian Gaza

Puji Presiden Prabowo di KTT Mesir, Donald Trump: Sosok Luar Biasa dalam Diplomasi Perdamaian Global

Trump Puji Presiden Prabowo di KTT Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheik Mesir Sebut Sosok Luar Biasa

Donald Trump Gagal Raih Hadiah Nobel Perdamaian, Gedung Putih Kecam Komite Nobel Mendahulukan Politik di Atas Perdamaian

Guru Besar UI Dukung Perjanjian Hamas–Israel, Usul RI Kirim Pasukan ke Gaza
