Amankah Memperbesar Kapasitas Aki?
Memperbesar kapasitas aki jangan jauh dari standar pabrik. (Foto: Pixabay/kaboompics)
AKI adalah kebutuhan yang tak terbantahkan pada kendaraan bermotor. Kelistrikan akan baik bila kondisi aki baik. Pemilik kendaraan bermotor biasanya jarang menyentuh bagian ini. Kalau toh ada pergantian biasanya hanya jenis yang basah atau kering. Bagaimana bila kapasitas akinya diperbesar?
Ada beberapa pemilik kendaraan bermotor yang mengganti aki mereka dengan kapasitas atau amphere (Ah) yang lebih besar daripada standar bawaan pabrik. Amankah?
Baca Juga:
Laman KabarOto memberikan masukan bahwa mengganti aki dengan kapasitas besar tidak masalah. Hanya saja yang harus diperhatikan bahwa memperbesar kapasitas aki tidak boleh dari standar pabrik. Misal naik 5 Ah dari 50 Ah ke 55 Ah masih aman dilakukan dan cukup buat mobil standar harian.
Hal ini juga disampaikan oleh Dede Surya Fandy selaku pemilik gerai Garage Autoshop, di kawasan Cideng, Jakarta Pusat. kepada KabarOto, memperbesar kapasitas amphere aki mobil kalau tidak terlalu jauh selisihnya membuatnya lebih awet sedikit ketimbang standar.
"Beberapa kasus mobil, jauh lebih enteng ketika distarter. Sebab beban yang digunakan untuk dinamo starter lebih ringan. Serta cocok bagi yang sudah upgrade pada bagian lainnya pada mobil, misalnya lampu atau audio," kata Dede.
Sebaiknya tidak mengganti aki dengan kapasitas yang terpaut jauh dari ukuran standarnya. “Perlu disesuaikan kapasitas amphere, naiknya tidak boleh terlalu jauh. Karena jika misalnya aki terlalu besar ketimbang standar, maka alternator tidak akan mampu mengisi ke aki. Ujung-ujungnya alternator bekerja terlalu berat dikhawatirkan cepat rusak, dan aki bakal ngedrop,” jelasnya.
Baca Juga:
Dede juga memberikan pengetahuan tentang aki basah dan kering. Dia mengatakan bahwa keduanya memiliki keunggulan masing-masing. “Sebenarnya keduanya sama saja, baik aki basah ataupun aki kering, prinsip kerjanya 2.000 jam kerja,” ungkap Dede.
Hanya saja perawatan aki kering lebih mudah. Karena kita tidak perlu menambahkan air aki pada periode tertentu. Sementara aki basah, dalam jangka beberapa bulan pemilik wajib melakukan cek air aki. Apabila berkurang harus ditambahkan lagi.
Dia juga menyarankan bila mobil lebih banyak diam dan jarang keluar rumah lebih baik menggunakan aki kering. Karena aki basah jika didiamkan terlalu lama maka setrumnya akan turun setengahnya, walau air tidak berkurang drastis. Toh kalau dicharge ulang hanya maksimal 50% saja.
Umur paakai kedua jenis aki ini rata-rata 1,5 hingga 2 tahun. "Dengan perhitungan umumnya pemakaian selama 3 jam/hari. Tapi kembali lagi pada penggunaan si pemilik. Semakin lama jam pemakaian mobil atau motor, maka umur aki semakin pendek," ungkap Dede. (psr)
Baca Juga:
Bukan Karena Aki, Ini Penyebab Starter Elektrik Tidak Berfungsi!
Bagikan
Berita Terkait
Era Baru Audio Mobil: Nakamichi Hadirkan Inovasi Lewat Acara ‘All Things New’
Keseruan City Ride di Semarang, Feders Gathering 2025 Ajak Komunitas Motor Matic Jelajahi Kota Lama
Bikin Inovasi Baru, Oli Full Synthetic untuk Motor Matic Kini Hadir dengan Standar API SN
Peredaran Oli Tak Sesuai Spesifikasi Berhasil Diungkap di Jambi, Federal Oil Tekankan Pentingnya Edukasi dan Perlindungan Konsumen
Konsisten Jaga Kepercayaan Konsumen selama Lebih dari 1 Dekade, Federal Oil Kembali Sabet Superbrands Awards di 2025
Jadi Sarana Edukasi, Partisipasi Pengguna Motor Matic Naik di Program Berhadiah Pulsa
Rajin Ganti Oli Mobil, Pengendara Dapat Paket Liburan Rp 70 Juta hingga Logam Mulia
Mengenal Konsep Jinba Ittai Mazda, Filosofi Asal Jepang Buat Pengendara Menyatu dengan Mobil
Kendaraan Listrik Makin Marak di Indonesia, DPR Dorong Pemerintah Optimalkan Potensi Bisnis Pergantian Baterai
BAIC BJ30 Unjuk Gigi di GIIAS Bandung 2025, Ada Harga Khusus Buat 500 Pembeli Pertama!