Alasan Pecandu Narkoba Kembali ke 'Lubang' yang Sama


Ilustrasi (Foto: Pixabay/jorono)
HARI ini salah satu aktor ternama Indonesia Tio Pakusadewo ditangkap oleh pihak kepolisian karena penyalahgunaan narkoba. Dari tangan Tio, polisi menyita ganja serta alat hisap sabu. Penangkapan dilakukan di kediaman Tio di kawasan Ampera, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Pria berusia 56 tahun itu bukan pertama kalinya ditangkap polisi. Sebelumnya ia juga sempat ditangkap pihak kepolisian atas kasus yang sama. Atas apa yang dilakukannya ini, Tio terancam hukuman lima tahun penjara.
Baca Juga:
Sangat Memungkinkan Pendadakan Strategi di Tengah Pagebluk COVID-19
Tapi kenapa pengguna narkoba sering kali terjerumus ke lubang yang sama?
Psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, M.Psi mengatakan banyak pecandu 'rindu' narkoba terkait hormon dopamine. Hormon ini mengatur rasa bahagia dan memberi efek menyenangkan serta santai di otak. Narkoba dapat merangsang otak mengeluarkan hormon dopamin dalam jumlah banyak.

"Individu yang kecanduan narkoba sudah merasakan mendapatkan penghargaan lebih cepat dari hasil penggunaan narkoba dibanding rewards yang dilakukan secara alamiah," ucap Samanta saat dihubungi Antaranews.com, Selasa (14/4).
Baca juga:
Ponsel Android Akan Mendapatkan Pelacak COVID-19 Lewat Google Play
Saat pecandu menggunakan narkoba, sensasi menyenangkan langsung bisa dirasakan dengan mudah dan instan dalam hitungan menit. Jika menggunakan cara alami, dopamin bisa ditingkatkan dengan usaha dan proses yang memakan waktu. Misalnya berolahraga secara teratur atau tidur yang cukup.
Sementara itu, menurut psikolog klinis Hersa Aranti, M.Psi, pecandu memang bisa merasakan rindu mengonsumsi narkoba, karena barang terlarang itu memiliki sibat habitual, atau membuat pemakainya selalu teringat dan terbayang.

Narkoba juga memiliki sifat candu, sehingga penggunanya sulit berhenti karena muncul rasa ingin mengonsumsi secara terus-menerus. Terlebih, saat narkoba berhenti dikonsumsi, timbul efek withdrawal dengan rasa sakit luar biasa sehingga pengguna terpaksa mencari narkoba.
"Sifat lainnya adalah toleran, tubuh orang yang pakai narkoba lama kelamaan 'menyatu' dengan narkoba, sehingga menuntut orang itu untuk pakai dosis lebih tinggi," katanya.
Ketika awal pemakaian efek narkoba akan terasa meski sedikit. Namun lama kelamaan, pengguna didorong untuk mengonsumsi dengan dosis yang lebih banyak. Inilah yang menyebabkan pengguna narkoba overdosis. (Yni)
Baca juga:
Ditemukan Ganja dan Alat Hisap Sabu, Tio Pakusadewo Pakai Narkoba karena Stroke Ringan