Alasan Malaysia Jadi Tujuan Ekspansi E-Commerce Indonesia


Malaysia menjadi negara dengan tingkat penetrasi internet tertinggi di Asia Tenggara. (Foto: Unsplash/CK Yeo)
MALAYSIA menjadi negara dengan tingkat penetrasi internet tertinggi di Asia Tenggara, yakni 82.3%. Perusahaan finansial global JP Morgan melaporkan pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate) industri e-commerce Malaysia cukup menjanjikan. Peningkatan yang diprediksi mencapai 17% dari 2020 hingga 2023.
Pasca pandemi, pihak pemerintah setempat bahkan dikabarkan akan memprioritaskan perkembangan industri ini sebagai bagian dari rencana pemulihan ekonomi nasional. Caranya dengan menggelontorkan investasi sebesar US$33 juta.
Baca juga:
New Normal, Outfit Perempuan Paling Banyak Diminati di Situs E-Commerce
Kondisi ini dinilai akan menarik berbagai brand global untuk masuk dan turut menggarap pasar e-commerce Malaysia. Namun, menurut Founder dan CEO Jet Commerce, Oliver, untuk brand dapat memenangkan pasar e-commerce tidak cukup dengan hanya membangun presence melalui pembukaan Official Store di marketplace.

Banyak hal yang harus brand investasikan dengan serius dan persiapkan dengan matang. Mulai dari strategi, marketing, hingga operasional, yang tentunya harus mengacu pada data kondisi pasar e-commerce di negara tersebut.
"Agar investasi yang telah dilakukan brand dalam mengutilisasi e-commerce sebagai kanal penjualannya dapat maksimal, juga dibutuhkan talenta spesialis kompeten yang tidak mudah didapatkan," kata Oliver dalam rilis pers yang diterima merahputih.com.
Oliver melanjutkan talenta lokal di setiap negara perlu dilibatkan dalam ekspansi. Selain agar memudahkan komunikasi dengan mitra, ia menilai talenta lokal lebih memahami kebutuhan pasar lokal, menguasai budaya lokal, dan memahami pola berbelanja online konsumen di sana.
Baca juga:
Oleh karena itu, Oliver menyebut ekspansi perusahaan e-commerce Indonesia ke Malaysia diperlukan. Tujuannya untuk memperkuat posisi perusahaan yang memiliki jaringan internasional di Asia.

Masih menurut laporan yang sama dari JP Morgan, pasar e-commerce di Malaysia dinilai berkembang cukup pesat jika dilihat dari nilai industri ini. Tercatat industri ini terus mengalami kenaikan sejak tiga tahun terakhir.
Pada 2017, nilai industri e-commerce Malaysia tercatat sebesar US$3,9 miliar, dan pada 2019 nilainya meningkat 39% dari tahun sebelumnya yang bernilai US$5,8 miliar menjadi US$8 miliar.
Populasi di Malaysia memang relatif sedikit dan layanan ekspedisi serta pembayaran elektroniknya masih dalam tahap pengembangan. Namun, infrastruktur komunikasi di sana lengkap.
Selain itu, penetrasi internet dan e-commerce juga tinggi di Negeri Jiran. Ditambah lagi dukungan penuh dari pemerintah, membuat industri ini dapat berkembang dengan pesat di masa depan. (ikh)
Baca juga:
Langkah Jitu E-Commerce dalam Mendukung UMKM Lokal di Masa Pandemi
Bagikan
Berita Terkait
Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis

Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan

iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok

Polisi Malaysia Selamatkan 49 WNI Perempuan dari Perdagangan Orang, Ada Yang Sudah 13 Tahun Dipekerjakan

ChatGPT bakal Izinkan Konten Erotis untuk Pengguna Dewasa

Engsel iPhone Fold yang Bakal Meluncur Tahun Depan Cuma Rp 1 Juta, Harga HP-nya DIperkirakan Tembus Rp 30 Juta

OPPO Find X9 Series Meluncur Global 28 Oktober, ini Spesifikasi Lengkapnya

Samsung Bakal Hentikan Seri Edge, Bagaimana Nasib Galaxy S26?

OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Meluncur, Bawa Dimensity 9500 hingga Baterai 7.500mAh

Xiaomi 18 Mulai Digarap, Tetap Bawa 'Magic Back Screen' dan Rilis Tahun Depan
