Airbus Luncurkan Perangkat untuk Cegah Satelit Mati Jatuh dari Luar Angkasa


Airbus luncurkan alat yang bisa atasi masalah limbah ruang angkasa. (Foto: Unsplash/Space X)
ORBIT bumi telah menjadi lingkungan yang semakin kacau, dengan pesawat ruang angkasa yang sudah tidak aktif melayang tanpa arah di langit yang gelap. Pesawat ruang angkasa dan satelit yang telah tak aktif itu menimbulkan masalah baru.
Untuk mengatasi masalah meningkatnya sampah luar angkasa, Airbus telah mengembangkan perangkat inovatif yang bertujuan untuk menjaga agar satelit tidak jatuh tanpa kendali setelah mencapai akhir masa operasionalnya, seperti diwartakan Gizmodo, Rabu (15/11).
Perangkat ini, yang disebut Detumbler, diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg California pada hari Sabtu. Ini merupakan salah satu dari 90 muatan yang lepas landas sebagai bagian dari misi Transporter-9 SpaceX.
Baca juga:
Airbus Kembangkan Pesawat Bertenaga Hidrogen

Detumbler adalah perangkat peredam magnet yang dirancang untuk dipasang pada satelit yang mendekati akhir masa operasionalnya. Dengan berat sekitar 100 gram, Detumbler dilengkapi dengan roda rotor pusat dan magnet yang berinteraksi dengan medan magnet bumi.
Hal ini bertujuan untuk mencegah gerakan yang tidak diinginkan ketika satelit yang sudah mati mulai jatuh. Perangkat ini diatur untuk berperilaku seperti kompas saat satelit berada pada orbit normalnya, sejajar dengan medan magnet bumi.
Namun, jika satelit mulai jatuh, pergerakan rotor akan memicu arus eddy dan menghasilkan gesekan untuk memperlambat pergerakan satelit. Pengembangan Detumbler dimulai oleh Airbus pada tahun 2021 dengan dukungan dari Badan Antariksa Prancis CNES dalam inisiatif Tech4SpaceCare.
Baca juga:
Airbus A321 Uji Coba Terbang dengan Bahan Bakar 100 Persen dari Limbah

Tujuan utama perangkat ini adalah untuk mengurangi risiko yang terkait dengan sampah luar angkasa yang dapat jatuh ke Bumi atau menyebabkan tabrakan dengan pesawat ruang angkasa lainnya.
Detumbler diharapkan dapat memudahkan penangkapan satelit yang tidak aktif untuk misi pembersihan sampah luar angkasa di masa depan, dengan menjaga agar satelit tetap berada pada jalur orbit yang lebih dapat diprediksi di sekitar Bumi.
Dengan lebih dari 27.000 pecahan puing orbital yang saat ini dilacak, dan perkiraan peningkatan jumlah ini seiring dengan pertumbuhan industri luar angkasa global, solusi mitigasi seperti Detumbler menjadi semakin penting untuk mengurangi risiko tabrakan antariksa dan menjaga keberlanjutan lingkungan luar angkasa. (waf)
Baca juga:
Airbus Tawarkan Sejumlah Produk Pesawat Canggih Kepada Indonesia
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
