Agus Sudibyo: Facebook Harus Bertanggungjawab Terkait Grup Saracen

Eddy FloEddy Flo - Sabtu, 26 Agustus 2017
Agus Sudibyo: Facebook Harus Bertanggungjawab Terkait Grup Saracen

Agus Sudibyo tampil sebagai pembicara dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (26/8) (Foto: MP/Asropih)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Penangkapan grup Saracen oleh Tim Siber Mabes Polri menunjukan bukti bahwa media sosial khususnya facebook menjadi tempat penyebaran konten negatif paling massif.

Terkait hal tersebut, Direktur Indonesia New Media Watch, Agus Sudibyo menegaskan bukan hanya pelaku penebar kebencian berbau SARA atau Hoax yang diamankan oleh polisi. Ia mendesak kepada penyedia jasa Media Sosial (Medsos), ikut bertanggungjawab atas penyebaran konten hoax dan ujaran kebencian bernada SARA.

Sebagaimana diketahui, Tim Siber Mabes Polri telah mengungkap kejahatan penebar kebencian berbau SARA dan Hoax dengan nama grup Facebook Saracen. Dalam pengungkapan tersebut polisi telah resmi menetapkan tiga orang tersangka yakni, berinisial AS, MFT, dan SRN. Grup Saracen ini ternyata aktif menebar hoax dan ujaran kebencian melalui facebook.

Menurut Agus Sudibyo, Facebook sebagai media sosial grup Saracen bernaung, terlibat langsung dalam penyebaran kebencian berbau SARA atau Hoax tersebut.

"Facebook juga jadi bagian yang bertanggungjawab. Karena ada proses produksi hoax yang menguntungkan perusahaan," kata Agus Sudibyo di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8).

Untuk itu, kata Agus Medsos harus dilibatkan sebagai subyek hukum di Indonesia. Saat ini, dalam aturan hukum yang ada, belum memaksa perusahaan media sosial terlibat dalam tindak pidana yang dilakukan penggunanya.

"New media harus jadi subyek hukum di Indonesia. Rp 8.6 triliun keuntungan dari iklan dan mereka belum bayar pajak, namu tanggungjawab mereka belum diatur," pungkas Agus Sudibyo.(Asp)

#Facebook #Berita Hoax #Media Hoax #Saracen #Media Sosial
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos
Komisi I DPR mendorong kampanye agar satu orang memiliki satu akun media sosial. Sebab, akun tersebut dimanfaatkan untuk menggiring opini hingga menyebarkan hoaks.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos
Dunia
Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif
Khabarhub melapoorkan bahwa Rabilaxmi Chitrakar, dirawat intensif pada Rabu setelah mengalami luka bakar serius akibat kebakaran yang dipicu oleh para demonstran di rumahnya.
Frengky Aruan - Jumat, 12 September 2025
Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif
Dunia
Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi
Pernyataan itu disampaikan menyusul gelombang protes keras yang terjadi di Nepal sejak awal pekan, hingga membuatnya jatuhnya korban, yang meningkat menjadi 34 orang tewas
Frengky Aruan - Jumat, 12 September 2025
Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi
Indonesia
Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa
Purabaya menegaskan kejadian ini menjadi pelajaran baginya dan keluarga untuk menjaga sikap maupun ucapan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 September 2025
Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa
Dunia
19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur
Demonstrasi, yang disebut sebagai protes Generasi Z, dimulai setelah pemerintah memblokir platform seperti Facebook, X, dan YouTube, dengan alasan perusahaan-perusahaan itu gagal mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur
Dunia
Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
Massa mengepung gedung Parlemen sebelum polisi melepaskan tembakan ke arah para demonstran.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
Dunia
Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas
Media Nepal melaporkan polisi menggunakan peluru tajam terhadap para demonstran.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Indonesia dikabarkan bakal bangkrut pada 2030, karena utang yang semakin menumpuk. Apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
Stasiun TV dilarang menayangkan aksi unjuk rasa, karena mengandung unsur kekerasan. Lalu, apakah informasi tersebut benar?
Soffi Amira - Minggu, 07 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan
ART Ahmad Sahroni dikabarkan luka parah akibat dikeroyok massa saat penjarahan. Apakah informasi tersebut bisa dibenarkan?
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan
Bagikan