Agar Suasana Hati Tetap Positif Selama Bulan Puasa


Tetap jaga hati di bulan puasa. (Foto: Unsplash/Sherman Yang)
SELAMA bulan puasa, pasti ada saja hal yang terasa berbeda, mulai dari suasana rumah sampai mood yang berantakan. Nah psikolog klinis dari Universitas Indonesia (UI) Tara de Thouars, BA, M.Psi, Psi membagikan sejumlah kiat sederhana untuk menjaga suasana hati tetapi positif selama berpuasa, khususnya di masa pandemi ini.
Mengutip ANTARA, cara pertama yang harus dilakukan secara sadar adalah menerima keadaan kalau pandemi itu masih ada. Tak bisa dimungkiri, beberapa orang masih belum terima atua bahkan tidak percaya pandemi COVID-19 itu nyata.
“Menerima keadaan, jangan menyesali sesuatu yang tidak bisa diubah karena seluruh dunia tengah mengalaminya. Menerima keadaan bukan berarti pasrah. Hidup penuh dengan pilihan, coba lakukan sesuatu yang positif yang bisa meningkatkan mood,” kata Tara.
Baca juga:

Lebih lanjut, perempuan yang menyelesaikan program double degree untuk gelar Bachelor of Art ini Psychology dari University of Queenisland dan UI itu mengatakan bahwa sesuatu yang sederhana pun bisa menyenangkan hati.
Misalnya saja memulai kembali hobi lama atau baru, berkumpul secara virtual dengan kerabat, hingga berbagi dengan sesama di bulan Ramadan. Tara menjelaskan bahwa secara keilmuan, berbagi, membantu, atau berbuat baik kepada sesama, akan mengaktivasi mesolimbic system yang bertanggung jawab terhadap bagian reward di otak.
“Jadi saat kita berbuat baik, otak akan mengeluarkan perasaan feel good dan happy. Sama seperti mendapatkan reward yang kemudian akan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan baik berikutnya,” lanjutnya.
Baca juga:

Ketika disinggung mengenai kebutuhan akan interaksi tatap muka atau fisik, Tara tak menampik bahwa interaksi merupakan salah satu hal yang membuat manusia merasa bahagia. Tapi di masa pandemi memang harus membatasi aktivitas fisik.
Tara kemudian memaparkan lima cara untuk menunjukkan rasa cinta dan berbagi kebahagiaan kepada sesama menurut Dr. Gary Chapman. Pertama adalah memberikan hadiah lalu afirmasi berupa kata-kata positif, pujian, dan semangat
Selanjutnya ada sentuhan fisik, servis, atau bantuan ke orang lain dan waktu berkualitas. Di masa pandemi, waktu berkualitas bisa dilakukan dengan berbicara secara virtual. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Hal Unik Yang Terjadi di Tradisi Kupatan Setiap 8 Syawal di Indonesia

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

Prabowo Senang Menteri Kerja Keras Redam Gejolak Harga Pangan di Saat Ramadan dan Idul Fitri

5 Film Karya Sineas Indonesia Yang Bisa Jadi Pilihan Saat Nikmati Libur Lebaran

Doa Bagi Mereka Yang Amalkan Salat Kafarat

Polisi Mulai Berlakukan Ganjil Genap di 2 Titik Jalan Tol, Tak Ada Tilang Manual

Arus Mudik 2025 Diklaim Lebih Tertata, H-3 Tercatat 258.383 Kendaraan Keluar dari Jakarta

9 Doa Menenangkan Hati Sambut Kemenangan di Malam Takbiran dan Saat Idul Fitri

Sore Ini Kemenag Gelar Isbat Penentuan 1 Syawal 1446 H, Idul Fitri Dipekirakan 31 Maret 2025
