Abang Nasgor Negeri Aing Goreng Terus Sambil Mematuhi PPKM


Tetap bertahan dan jualan walau diterpa pandemi. (Foto: merahputih.com/Yusuf Johan Raja)
KOMPOR di gerobak nasi goreng milik Slamet Riadi tetap hidup di masa pandemi. Penjual nasi goreng di kawasan Tangerang ini menunjukkan ketangguhannya meski pandemi melanda. Sebagai jagoan orang-orang kelaparan, ia masih setia menjalankan profesinya sambil dibayangi peraturan PPKM yang membuatnya tidak membolehkan pelanggan makan di tempat alias dine in.
Adi bercerita, sebelum COVID-19 mewabah di Indonesia, lapak nasi gorengnya selalu ramai pembeli. Ia mulai membuka warung nasi gorengnya pada pukul 6 sore. Bahkan, sembari mempersiapkan peralatan memasak, hingga bahan-bahan nasi goreng, sudah ada saja pembeli yang datang untuk memesan.
Baca Juga:
Cerita Ketangguhan Pemilik Ivegan Pizza Berjuang Menjadi Seorang Vegan
Kurang lebih menurut Adi, dalam sehari ia bisa menjual sampai 50 piring nasi goreng sebelum COVID-19 masuk di Indonesia. Namun, selama pandemi pelanggannya benar-benar berkurang, ia hanya bisa menjual sekitar 20 piring nasi goreng setiap malamnya. Lantas apakah dia menyerah? Tentu saja tidak.
Adi mencoba membaur dengan kebijakan PPKM darurat yang diterapkan pemerintah sejak 3 Juli 2021. Ia pun mematuhi protokol kesehatan agar para pelanggannya percaya dagangannya higienis dan bebas COVID-19. Adi dan beberapa pedagang nasi goreng punya starter pack saat berdagang agar bertahan di tengah pandemi, misalnya:
1. Menempelkan stiker dua dosis vaksin di gerobak

Stiker dua vosis vaksin ditempel di gerobak tukang nasi goreng. Stiker ini meyakinkan pembeli pedagang nasi goreng aman dari paparan COVID-19. Adi pun sudah mendapatkan dua dosis vaksin meskipun ia tidak menempelkan stiker sudah vaksin di gerobaknya. Selain itu, agar kondisi kesehatannya optimal, ia sempat tidak berjualan selama dua hari untuk memulihkan kesehatan pasca menerima vaksin.
2. Selalu pakai masker

Memakai masker merupakan protokol kesehatan yang agaknya tidak akan pernah dihilangkan meskipun pandemi usai. Bisa dibayangkan kalau tukang nasi goreng tidak pakai masker, bisa-bisa masakan terkena paparan virus.
Baca Juga:
Masker tak hanya menjaga kenyamanan dan keamanan untuk pelanggan. Tentu saja dengan pemakaian masker, tukang nasi goreng terlindungi dari ragam pelanggan yang tanpa diketahui mungkin saja sudah terpapar COVID-19.
3. Menyediakan pembayaran cashless seperti OVO dan Shopee pay

Kontak langsung sebaiknya dihindari agar mengurangi risiko penularan COVID-19. Oleh karena itu, amat disarankan di masa pandemi ini sistem pembayaran apapun menggunakan platform uang digital.
Beberapa pedagang menyediakan metode pembayaran uang digital seperti OVO dan Shopee Pay. Bahkan, QR Code dua alat pembayaran digital ini terpampang di gerobak tukang nasi goreng agar pelanggan cukup memindainya untuk melakukan pembayaran.
Tak hanya itu, bagi pelanggan yang ingin lebih aman lagi dari paparan COVID-19, juga bisa membeli nasi goreng abang-abang lewat layanan ojek daring dan platform pemesanan makanan.
4. Menyediakan hand sanitizer untuk pembeli

Untuk pelanggan yang ingin makan di tempat tidak perlu takut. Setelah PPKM dilonggarkan, beberapa lapak tukang nasi goreng sudah menyediakan meja dan kursi untuk pelanggan yang ingin dine in. Agar higienis, hand sanitizer pun selalu tersedia di atas meja. Tangan bersih, menyantap nasi goreng pun jadi lebih aman setelah menggunakan hand sanitizer. (jhn)
Baca Juga: