700 Ribu Orang Berisiko Terpapar Virus Corona di Indonesia


Rektor Universitas Udayana, Prof. AA Raka Sudewi di Denpasar. ANTARA/HO-Universitas Udayana/Ayu Khania Pranisitha
MerahPutih.com - Sekitar 700 ribu warga Indonesia berisiko terpapar virus corona (COVID-19). Demikian disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto.
Pria yang akrab disapa Yuri itu menjelaskan orang berisiko terpapar ialah mereka yang diduga telah melakukan kontak langsung dengan pasien yang telah dinyatakan positif. Saat ini, sudah 369 orang terinfeksi positif.
"Population at risk pada kisaran 600 ribu-700 ribu," kata dia, kepada wartawan, Jumat (20/3).
Baca Juga:
RS Khusus COVID-19 di Pulau Terpencil Ditargetkan Rampung 28 Maret
Menurut Yuri, semua orang berisiko tersebut akan menjalani tes massal sehingga jumlat alat kit yang disiapkan mencapai 1 juta. "Ini penapisan terbaik, secara massal, secara cepat, agar bisa ditemukan potensi (kasus positif)," ujar dia.
Pemetaan orang berisiko terjangkit corona diperlukan agar tidak semua orang diperiksa dengan alat tes. Orang dengan risiko rendah, kata Yurianto, tak akan diperiksa.
"Kalau ada orang dirawat positif, kita tarik 14 hari. Kalau di rumah, maka seluruh rumah diperiksa. Kalau di kantor, orang satu kantor diperiksa. Ini langkah awal untuk pemeriksaan secara massal," ujar dia.

Praktik tes massal, lanjut dia, berbeda dengan penegakan diagnosa dokter. Basis data pemeriksaan massal adalah darah.
"Untuk tes massal kita gunakan darah. Pakai alat kit, kurang dari 2 menit, maka akan bisa tahu hasilnya. Kalau screening (pemeriksaan massal) positif akan diperiksa lagi dengan PCR untuk tahu (positif) yang sesungguhnya," ungkapnya.
Yurianto mengklaim jumlah pasien positif yang sembuh dari virus ini juga mengalami peningkatan. Setidaknya adanya 17 orang telah dinyatakan negatif dari virus corona.
Baca Juga:
Dari data yang tercatat hari ini, kasus pasien positif virus corona mencapai 369 orang. Berdasarkan data itu, ada lonjakan sebanyak 60 kasus terkait pasien yang positif terjangkit.
"Dari tanggal 19 Maret pukul 12.00 sampai 20 Maret siang ini, ada 60 kasus baru. Sehingga total kasus positif 369 orang," kata Yurianto.
Sementara itu, kasus meninggal dunia akibat virus COVID-19 angkanya juga bertambah. Total ada tambahan 7 pasien meninggal sehingga total menjadi 32 orang meninggal dunia.
"Kemudian ada penambahan kasus yg meninggal sebanyak 7 orang sehingga yang meninggal 32 orang. Ini catatan yg kami dapatkan secara keseluruhan," katanya.
"Kemudian prosedur untuk kasus baru, begitu pemeriksan lab keluar, maka dikirimkan ke RS yang merawat. Karena itu adalah hal pasien untuk tahu. Sehingga dokter penanggung jawab bisa memberitahukan ke pasien tentang kasusnya," tutup Yurianto. (Knu)
Baca Juga:
Ancaman Sri Mulyani Buat yang Tega Tilep Duit Darurat Corona!
Bagikan
Berita Terkait
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
